Pada
penasaran enggak sih waktu tahu berita Ibu Ani
Yudhoyono, Ibu Negara keenam Republik Indonesia, dirawat di National
University Hospital di Singapura? Satu per satu pejabat negara dikabarkan
membesuk secara tertutup. Kesannya penyakit Ibu Ani bukan penyakit umum.
Berhari-hari info tentang penyakit beliau menjadi teka-teki.
Setelah Pak SBY konferensi pers, publik pun terenyak dan
berduka, termasuk saya. Ibu Ani divonis mengidap kanker darah! Kondisi Ibu Ani
merajai pemberitaan nasional selama beberapa minggu. Sebelumnya, kondisi Shakira Aurum, putri semata wayang
Denada dan Jerry Aurum, juga sempat jadi pemberitaan nasional karena terkena kanker
darah leukemia.
Actually, penyakit kanker darah
bukanlah sesuatu yang asing di telinga saya. Anak teman saya yang berusia 16
tahun (you know who you are, you are a supermom!), wafat karena leukemia. Anak
tetangga yang berusia 12 tahun, wafat karena leukemia juga. Setahu saya, leukemia
lebih sering menimpa anak-anak. Kasus Ibu Ani membuat saya dibelit rasa penasaran.
Apa sebenarnya penyebab kanker darah? Siapa saja yang mungkin terkena? Kanker
darah bisa sembuhkah?
Seminggu yang lalu, saya tidak
sengaja membuka channel CNN Indonesia
di teve, Teman-teman. Presenter top Mbak Desi
Anwar tampak sedang serius mewawancarai narsum Andika Rachman (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM) dan Lydia Dumaiyanti (pasien leukemia
kronis dan pengurus komunitas ELGEKA) dalam tayangan Insight with Desi Anwar
topik Waspada Kanker Darah. Waaa ... just what I need! Langsung deh
saya merekam wawancara Mbak Desi Anwar, lalu mencoba mengolahnya, dan menuliskannya
di blog.
Kanker darah
Menurut dr. Andika, kanker terbagi
dua. Pertama, kanker padat,
contohnya kanker payudara, kanker paru, dll. Kedua, kanker yang menyerang saluran dan sistem darah (kanker darah),
contohnya leukemia.
“Pertumbuhan kanker darah sangat agresif. Sel kanker menyedot energi, oksigen, dan nutrisi dari tubuh. Sel kanker juga bersifat mendesak (mendorong) dan mengambil ruang di sekitarnya,” jelas dr. Andika Rachman.
That’s why para pasien kanker mudah
lelah dan berat badan mereka turun drastis, ya. Segala energi, oksigen, dan
nutrisi diambil dari tubuh dengan semena-mena. Pada kanker darah, sel kanker
mengganggu produksi dan fungsi sel darah normal. Kemampuan tubuh bertahan dari
infeksi pun ikut menurun. Ok, here we go. Kanker darah terbagi atas tiga jenis,
yakni sbb.
Macam-macam kanker darah
1. Leukemia
Leukemia (kanker sel darah putih). Leu pada leukemia berasal dari kata leukosit
(sel darah putih) dan mia adalah
darah. Harfiahnya, leukemia berarti kebanyakan sel darah putih, sementara
eritrosit (sel darah merah) dan trombosit (sel yang berperan dalam pembekuan
darah) jumlahnya rendah.
Gejalanya demam, flu,
mimisan, bercak-bercak merah di kulit, nafsu maka berkurang, dan berat badan
drop tanpa alasan yang jelas. Leukemia sendiri terbagi lagi atas dua jenis, yakni leukemia akut dan leukemia kronis.
![]() |
Sering mimisan, salah satu gejala leukemia |
- Leukemia akut
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
akut artinya timbul secara mendadak dan cepat memburuk (tentang penyakit). So,
sesuai artinya, leukemia akut ini prosesnya cepat banget! Jika tidak segera diobati, masa survive pasien rata-rata
hanya 6 bulan dari gejala pertama muncul. Biasanya pasien leukemia akut adalah anak-anak
dan dewasa muda.
Terapi untuk pasien leukemia akut berupa kemoterapi
kurang lebih 2 tahun. Setelah sumsum tulang bersih dari sel darah putih,
dilakukanlah transplantasi sumsum tulang. Donor transplantasi bisa dari
keluarga atau kerabat terdekat, yang utama memiliki golongan darah yang sama
dengan pasien.
- Leukemia kronis
Kronis kebalikan dari akut. Akut =
cepat. Kronis = lama. Berdasarkan KBBI,
kronis artinya berjangkit terus dalam waktu yang lama atau menahun (tentang
penyakit) yang tidak sembuh-sembuh.
Mbak Lydia didiagnosis mengidap leukemia kronis pada
tahun 2007. Alhamdulillah, atas izin Allah, beliau masih survive sampai
sekarang. Kira-kira sudah lebih dari 10 tahun. “Saya survive, tapi sehatnya
bersyarat,” kata Mbak Lydia tersenyum.
Ya, syaratnya MINUM OBAT TERUS. Pasien leukemia kronis
harus minum obat seumur hidupnya. Terapi untuk pasien ini berbeda dengan pasien
leukemia akut. Terapinya hanya obat minum, tidak ada kemoterapi, dll. Harga
obatnya termasuk mihil sekitar Rp250 ribu per butir. Untungnya biaya terapi ditanggung BPJS sampai Rp30 juta per bulan. So, tidak ada alasan tidak berobat! Meski sudah
merasa sehat, obat harus tetap diminum. Disiplin jadi harga mati. Sebagian besar
pasien leukemia kronis gagal survive karena mereka berhenti minum obat. Catet!
![]() |
Pasien leukemia kronis harus minum obat seumur hidup |
Btw, Teman-teman pengin tahu enggak, apa gejala awal yang
dialami Mbak Lydia? Sejak remaja, beliau
sering pingsan karena anemia. Setelah menikah pada tahun 2006, Mbak Lydia
mengalami demam. Hampir setahun bolak balik ke RS karena demam kerap hilang dan
muncul. Kadang disertai mimisan. Berat badan Mbak Lydia drop sampai 10 kg.
Pada tahun 2007, Mbak Lydia berobat ke RS di kota. Beliau
bertemu dokter ahli dan check up dengan peralatan medis yang lebih canggih. Barulah
penyakit leukemia kronis ini terdeteksi. Sejak itu Mbak Lydia rutin minum obat.
Salah satu teman Mbak Lydia, juga mengidap leukemia kronis tahun 1989, masih
survive sampai sekarang. Kuncinya,
selalu minum obat.
2. Limfoma
Limfoma (kanker kelenjar getah bening). Limfosit
bermutasi dan berkembang di luar kendali. Fyi, limfosit adalah sejenis sel
darah putih yang menjadi bagian dari daya tahan tubuh. Gejalanya terdapat benjolan di beberapa bagian tubuh seperti ketiak,
leher, dan selangkangan. Weleh, weleh, saya baru tahu lho ternyata limfoma
masuk golongan kanker darah.
![]() |
Periksa benjolan |
Limfoma terdiri atas dua jenis, yakni limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Pasien limfoma Hodgkin
biasanya anak-anak. Prognosis (angka harapan hidup) pasien limfoma dipengaruhi
antara lain oleh usia dan stadium kanker, tapi katanya prognosis pasien limfoma
Hodgkin jauh lebih baik daripada pasien limfoma non-Hodgkin. Menurut dr.
Andika, terapi untuk pasien limfoma lebih sederhana dibandingkan terapi untuk pasien
leukemia.
3. Myeloma
Myeloma (kanker sel plasma). Jangan
salah sebut, sekali lagi, namanya myeloma, bukan milea.
Halah. Sel plasma tugasnya memproduksi imunoglobulin (antibodi), tapi pada
myeloma yang diproduksi itu sel-sel ganas. Myeloma sering diidap oleh orang
dewasa di atas usia 60 tahun dan biasanya adalah PRIA.
Gejalanya,
pasien myeloma akan merasakan nyeri tulang yang hebat. Sel-sel kanker ini
memang menyerang tulang. Jika dirontgen, struktur tulang pasien myeloma tampak rusak
(bahkan patah-patah) seperti struktur tulang pasien osteoporosis. Selain
tulang, ginjal pun bermasalah. Kenapa? Pada pasien myeloma, jumlah produksi
protein sangat berlebih. Protein berlebih inilah yang membuat ginjal rusak dan sering
berakhir di cuci darah. Jadi, nanti pasien myeloma berobatnya kudu ke dokter
darah, dokter tulang, dan dokter ginjal.
![]() |
Nyeri tulang pada pasien myeloma |
Kanker darah bisa dicegah?
Hingga kini penyebab kanker darah masih
menjadi misteri. Tip mencegahnya standar saja sama seperti mencegah penyakit
lainnya; menjaga makanan (hindari pewarna, pengawet makanan, dll), rajin
olahraga, tidur cukup, dan jauhi stres.
Perlu diingat, biasanya tidak
ada faktor genetik (keturunan) dalam kanker darah, berbanding terbalik dengan kanker payudara yang
sangat ditentukan oleh faktor genetik. Perempuan yang terkena kanker payudara,
besar kemungkinan anaknya juga terkena kanker payudara. Ini jadi jawaban dari
pertanyaan Ibu Ani di Instagram beliau ketika beliau mempertanyakan kenapa bisa
terkena kanker darah, padahal beliau tidak memiliki riwayat keluarga yang
terkena penyakit ini.
“Lebih baik masyarakat belajar mengenali gejala
kanker darah daripada mencari biang keladinya,” tegas dr. Andika.
Terapi
kanker darah bisa dilakukan di RSCM, RS Dharmais, dan RS swasta lainnya. Lalu,
kenapa sebagian pasien lebih memilih berobat ke luar negeri? Mungkin, moonmaap
nih yeee, mungkiiin ... karena dokter kita kurang komunikatif kepada pasien,
begitu perkiraan dr. Andika. Omong-omong, saya jadi inget salah satu dokter
yang menangani almarhumah ibu mertua saya ketika sakit kanker otak. Duh,
dokternya minta ampun susahnya dihubungi. Kesannya enggak mau diganggu bangetlah. Kalau ketemu, bicaranya irit bin
pelit. Hmmm, mudah-mudahan dokter seperti ini cuma segelintir saja. Kebetulan
pengalaman saya klop dengan alasan dr. Andika.
![]() |
Cek darah untuk mendeteksi kanker darah |
Saya setuju dengan kalimat pamungkas Desi Anwar, meski
disebut-sebut sebagai salah satu penyakit paling mematikan, kanker darah bisa
diobati. Cepat-cepatlah ke dokter. Dukungan keluarga, sahabat, dan orang-orang
terdekat, sangat penting-ting-ting-ting. Saya pernah menulis tentang tip mendampingi
pasien kanker di postingan Tip Mendampingi Pasien Kanker
berdasarkan pengalaman saya membantu merawat ibu mertua baik di RS maupun di
rumah.
Gimana, Teman-teman? Mudah-mudahan sudah agak
tercerahkan, ya. Selama ini kita mengira kanker darah hanyalah leukemia,
padahal selain leukemia, ada limfoma dan myeloma juga. Jadi, kanker darah tidak
selalu leukemia. Soal jenis yang mana penyakit kanker darah Ibu Ani, saya
kurang tahu. Saya sudah browsing, tapi belum ketemu. Doa yang terbaik saja. Semoga
Ibu Ani lekas sembuh. Aamiin. Yuk, monggo komen-komen manjah kalau ada info
tambahan. Insya Allah bermanfaat buat pembaca. Thank you for reading! [] Haya Aliya Zaki
Foto-foto: wikiHow
ngeri banget mbak kalo baca soal kanker :( Dan penyebabnya seringkali belum ketauan yaa. Semoga kita selalu diberi kesehatan yaa mbak. Aamiin.
BalasHapusIya, penyebabnya masih jadi misteri, Rosa. Aamiin. Semoga kita semua sehat-sehat, ya. 🤗
Hapussediih kalo denger ttg pasien kanker ini :(. apalagi kalo yg kena anak2. semoga kita semua slalu diksh nikmat sehat ya mba. mudah2an bu any dan anaknya denada jg bisa sembuh lg.
BalasHapusjd lbh ngerti skr ttg kanker darah. :(
Aamiin. Semoga yang sakit segera diberi kesembuhan ya, Mbak Fanny. 😇
HapusPernah baca alasan pasien kanker ke Singapur. Karna peralatan kemo di Indonesia ketinggalan 15 tahun. Wallahu a'lam.
BalasHapusWah, begitukah, Mbak? Semoga ini jadi perhatian tim medis dan pihak RS di negeri kita. Penginnya semua yang (mendekati) ideal bisa terpenuhi sehingga pasien merasa aman dan nyaman berobat di negeri sendiri.
Hapusmakasih sharingnya
BalasHapusThanks infonya Kak Haya.
BalasHapusJadi tahu lebih banyak tentang kanker darah ini.