Pernahkah
Teman-teman galau melihat rapor sekolah anak yang nilainya sedang-sedang saja,
sementara kalian dulu anak cerdas selalu juara kelas? Pernahkah Teman-teman
bingung melihat anak ogah-ogahan belajar musik, sementara kalian menguasai
beberapa macam alat musik? Pernahkah Teman-teman heran melihat anak hobi
jumpalitan sana-sini, sementara hari-hari kalian duduk anteng sambil
menulis buku?
Nah,
yang terakhir itu kejadian sama saya haha. Saya dan anak saya, Shafiyya (10 tahun),
bagai langit dan bumi. Dia hobi gymnastic, menari, memanah, dan berenang. Apa
pun yang namanya aktivitas fisik, dia suka! Ini kebalikan dengan saya yang
sering menghabiskan waktu dengan menulis, menulis, dan menulis. Awalnya sih sedih.
Pengin banget rasanya Shafiyya juga hobi menulis, tapiii sekarang tidak lagi
setelah saya tahu ilmu tentang kecerdasan majemuk.
![]() |
Shafiyya dan kegiatannya |
Dalam
buku The Frames of Mind, Howard
Gardner menyebutkan bahwa manusia memiliki 8 kecerdasan majemuk, yakni
kecerdasan linguistik, kecerdasan matematika-logis, kecerdasan visual spasial,
kecerdasan kinestetik jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
dan kecerdasan naturalis. See, pada dasarnya semua manusia cerdas. Bisa jadi
saya memiliki kecerdasan linguistik, sementara Shafiyya kecerdasan kinestetik
jasmani.
Apakah anak cerdas itu?
“Anak cerdas itu, yang pertama, adalah anak yang SEHAT baik sehat jasmani maupun mental. Kedua, KREATIF, di mana anak bukan cuma menjadi penikmat, melainkan juga mampu menciptakan sesuatu. Lalu, BERANI dan PEDULI yang berkaitan erat dengan karakter. Penting diketahui bahwa keberhasilan seseorang sangat tergantung kepada kecerdasan sosial emosional,” jelas Mbak Kasandra Putranto, Psikolog dan Pendiri Kasandra & Associates dalam acara talkshow #AnakCerdasItu bersama Cerebrofort di AEON Mall BSD City, Tangerang (9/8).
Btw, berani di sini bukan berarti berani
cari ribut atau ngajak gelut teman, ya. Maksudnya berani menyampaikan pendapat,
punya inisiatif, dan pelopor aksi positif.
Mbak
Kasandra mengibaratkan generasi sekarang sebagai generasi Titanium. Secara
makna harfiah, Titanium adalah logam transisi yang kuat dan tahan korosi. Harapannya generasi sekarang bakal jadi generasi yang kuat dan tahan banting. Buang
jauh-jauh deh tuh istilah baper, gagal move on, pewe, dst.
Bantu anak cerdas!
Mustahil
anak cerdas terbentuk dengan simsalabim. Orangtua, sekolah, dan masyarakat
punya peran penting. Please be noted, cerdas TIDAK SAMA dengan pintar. Contoh
cerdas versi Howard Gardner sudah saya sebutkan di atas. Kalau pintar biasanya
dikaitkan dengan prestasi akademis. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan
sebagai orangtua untuk membantu anak cerdas mengembangkan dirinya.
1. kenalkan anak dengan hal-hal yang mungkin dia suka
Gimana
kita bisa tahu anak punya satu atau lebih kecerdasan jika mereka tidak pernah
dikenalkan dengan alam, seni, atau bahasa? Ajak anak traveling, belajar
memainkan alat musik, ikut kursus bahasa, dll sejak dini. Biarkan mereka
mengeksplorasi dan mencicipi hal-hal baru di sekitarnya.
2. pilih sekolah yang paling tepat
Sesungguhnya, tidak ada sekolah yang
paling bagus, yang ada hanyalah sekolah yang paling tepat. Ada anak yang cocok masuk
sekolah alam, ada anak yang cocok masuk sekolah berbasis sains, ada anak yang
cocok masuk sekolah yang materinya condong ke enterpreneur, dst. Sekolah yang
dipilih sebaiknya mampu memberikan stimulasi-stimulasi yang optimal untuk
mendukung kecerdasan anak.
Selain sisi akademis, saya bersyukur sekolah
Shafiyya ikut mengajarkan kecerdasan sosial emosional. Tempo hari murid-murid diimbau
mengumpulkan dana untuk korban musibah gempa di Lombok. Raise our children to
care and love for each other. Sekecil apa pun perbuatan baik tetaplah
bernilai.
3. sering chit chat sama anak
Maksudnya chit chat dua arah, bukan
orangtua yang otoriter perintah ini itu, sementara anak yes yes aja hihi.
Diskusi kegiatan apa yang anak suka dan kenapa. Kalau tiba-tiba anak mogok ke
tempat kursus, cari tahu sebabnya. Anak yang mogok kursus karena berantem sama
teman, tidak perlu sampai berhenti kursus, kan. Dengarkan keluhannya dan coba cari solusi bersama-sama.
4. dukung minat anak
Minat
anak bisa berbeda dengan orangtuanya, saudaranya, dst. Jika kita memaksakan
kehendak, anak bakal stres, memberontak, bahkan sakit. Alih-alih memaksa
Shafiyya menulis, sekarang saya mendaftarkannya di beberapa tempat kursus yang
sesuai minatnya.
Pesan
Mbak Kasandra, biasakan anak ikut lomba. Ajang lomba bukan untuk gagah-gagahan. Anak belajar berkompetisi
secara sehat, sportif, dan menjadi pribadi tangguh. Apresiasi ketika mereka
menang. Meski begitu, apresiasi juga anak yang sedang dalam proses belajar,
bukan cuma saat mereka menang. Dukungan orangtua membuat anak semakin bandel (tidak mudah putus asa), termotivasi,
dan penyaluran minatnya juga lebih terarah. Akur?
![]() |
Narasumber acara talkshow #AnakCerdasItu |
5. ayo bergerak!
Aktivitas fisik mampu mengaktifkan
sel-sel otak dan bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Dua faktor ini diperlukan
anak untuk membentuk kecerdasannya. Btw, Mbak Kasandra bercerita bahwa blio
pernah melihat seorang anak yang terganggu otaknya karena alergi parah, alhamdulillah
sembuh karena … bermain sepak bola! Masya Allah. Sebaliknya, aktivitas fisik diimbangi
dengan waktu tidur yang cukup. Anak-anak yang kurang tidur akan mudah cranky
dan bad mood.
6. perhatikan nutrisi anak
Last, but not least, perhatikan
nutrisi anak. Anak sulit berpikir dan beraktivitas jika tubuh mereka sering
sakit-sakitan. Di Indonesia, angka balita yang kekurangan gizi termasuk tinggi.
Duh, jadi ingat tentang kondisi anak-anak Papua yang pernah saya tulis. :( Jangan
pada bingung kalau perawat demen banget mengukur kepala bayi kita. Ini bukan
karena perawat kurang kerjaan, bukaaan. Bertambahnya besar lingkar kepala
menunjukkan kebutuhan nutrisi anak tercukupi.
Berikan
anak menu makan seimbang. Satu piring dibagi empat porsi terdiri atas nasi, lauk, sayur, dan buah. Karbohidrat yang disarankan adalah karbohidrat
kompleks seperti nasi, roti, dan kentang. Kebiasaan dari kita, porsi nasinya luar biasa, padahal seharusnya tidak demikian. Hindari makanan yang banyak
mengandung gula karena gula termasuk karbohidrat sederhana. Konsumsi gula
berlebihan dikhawatirkan menyebabkan anak hiperaktif dan konsentrasi menurun.
Orangtua jadi contoh nyata buat anak-anaknya. Kalau orangtua tidak mau makan sayur dan buah, apalagi anak. – dr. Claudia Anggi, Medical Officer Consumer Health Division Kalbe Farma.
Multivitamin sila diberikan jika
perlu. Cerebrofort multivitamin
pilihan sejak zaman saya kecil dulu, berpengalaman lebih dari 46
tahun. Kini formulanya hadir lebih lengkap untuk tumbuh kembang anak. Kata Pak Johan Leo, Head of Vitamin Kalbe Farma, keunggulan dari Cerebrofort Gold adalah kandungannya bukan dari minyak ikan langsung. Ikannya ikan tuna, salah satu ikan air dingin yang memiliki Omega 3 tertinggi (lebih banyak 28 kali dibandingkan ikan air tawar). Komposisi DHA 10 mg dan EPA 2,5 mg (4:1) merupakan kombinasi yang tepat dan mudah diserap tubuh. Rasanya
pun semakin bervariasi, yakni stroberi, orange, mango, grape, dan mixed fruits.
Selain
sirop, ada Cerebrofort Marine Gummy,
multivitamin dengan bentuk sediaan gummy yang gemesin! Cerebrofort Marine Gummy
merupakan satu-satunya gummy sehat yang mengandung 3,8% minyak ikan tuna dan
diperkaya Omega 3 (DHA dan EPA) bagus untuk kecerdasan otak. Shafiyya dan adiknya suka yang gummy ini karena mirip permen jelly! Tidak ada bau amis minyak ikan sama sekali. Kadang saya mengingatkan mereka kalau gummy ini bukan permen biasa, jadi makannya harus sesuai aturan.
Kalbe melalui brand
Cerebrofort bekerja sama dengan majalah Sang
Buah Hati mengajak keluarga Indonesia untuk mengikuti acara Kids Got Talent di berbagai mal. Menurut
Pak Peter
Budiono, Creative Director majalah Sang Buah Hati, ini merupakan kerja sama tahun ketiga mereka dengan
Cerebrofort.
![]() |
Tas baru dari Cerebrofort yay! |
![]() |
Multivitamin gummy, anak-anak suka! |
![]() |
Booth Cerebrofort di AEON Mall BSD City |
![]() |
Anak-anak bisa mendonasikan mainan mereka di Zona Peduli |
Berikut info jadwal roadshow-nya,
ya. AEON Mall BSD City di Tangerang tanggal 9–12 Agustus 2018, Hartono Mall di Solo 31 Agustus–2 September
2018, AEON Mall Jakarta Garden City di Jakarta 7–9 September 2018, Botani
Square di Bogor 5–7 Oktober 2018, Baywalk Mall di Pluit 26–28 Oktober 2018, dan
Nipah Mall di Makassar 2–4 November 2018. Terus, acaranya apa aja?
1. Cerebrofort KGT, event audisi
mencari bakat-bakat potensial untuk berkembang bagi anak usia 4 – 12 tahun.
Peserta boleh individual maupun kelompok.
2. Cover Model Competition, audisi
untuk mencari model sampul dari majalah parenting Sang Buah Hati bagi anak usia 1–6 tahun.
3. Zona Anak Cerdas, zona yang berisi
permainan dan aktivitas anak untuk menumbuhkan kepedulian, kreativitas, dan
keberanian pada anak.
Catat tanggalnya, jangan lupa
datang ke Kids Got Talent terdekat di
kota kalian, dan ajak anak-anak bersenang-senang di sana! [] Haya Aliya Zaki
ah senengnya bisa ketemu mama super keceeee ini... acara informatif bgt y moms
BalasHapusHalo Saaay, iya acaranya informatif banget. Suka sama narsumnya Mbak Kasandra, psikolog yang awet muda. :D
HapusMendukung anak kita biar menjadi anak yang cerdas salah satunya dengan memberi vitamin yang baik untuk tumbuh kembangnya ya mbak.
BalasHapusSetuju, Amal. Nutrisi anak harus tercukupi dan beri multivitamin bila perlu, ya.
Hapuswaa Shafiyaaa kereeennn... Iya sama mba Hay, aku pun begitu, makin paham soal kecerdasan majemuk ini lewat acara kemarin.
BalasHapusJadi gak bingung lagi ya Mbak kenapa anak-anak berbeda-beda kecerdasannya.
HapusBenar Mba Haya, setiap anak itu memang terlahir unik dengan segala bakat dan minat yang memang terkadang beda dari orang tuanya, ini seharusnya penting dipahami oleh orang tua agar tidak selalu memaksakan anaknya untuk menjadi seperti apa yang orang tuanya mau.
BalasHapusDulu aku rada-rada maksa supaya Shafiyya nulis kayak aku Wan haha. Sekarang udah gak lagi. Yang penting dia enjoy dan happy. :D
HapusAku juga dulu kayak shafiyya rajin ikut semua kegiata..sekarang hobi nulis hehe
BalasHapusSemoga nanti Shafiyya kayak Kak Tuty juga yang senang menulis. 😁 *teteup ngarep*
HapusUminya ikutan aktivitas Shafiyya juga ya nanti :)
BalasHapusMmm ... gimana ya hahaha. 🙈
HapusIya sih ya, gak bisa dipaksain kalo semua anak itu memiliki kecerdasan yang sama. Beda anak, bisa berbeda pula kecerdasannya, dan cerdas itu nggak melulu dilihat dari segi nilai akademiknya.
BalasHapusIya Wi sekarang aku lebih "santai" jadinya. Gak gusar kayak dulu.
HapusMba Hay, aku malah pengen anakku aktif kegiatan fisik kaya safeeya, eh tapi dia malah sukanya nulis, crafting, gambar hehehe.....kebalikannya ya.
BalasHapusWaaah kebalikan sama Shafiyya. Seru ya bisa nulis dan crafting bareng Naeema. :D
HapusWah Cerebrofot kapan ke Medan? 😍 Kayaknya permennya enak ya Kak, multivitamin gummy nya untuk usia brp kak yg boleh?
BalasHapusAnak usia 4-12 tahun, Dek. Kadang-kadang aku juga ikut makan kok. Enak soalnya haha. *doyan*
Hapus