Pernahkah kejadian saat Teman-teman butuh dana untuk usaha, tapi ditolak sana-sini karena dianggap masyarakat kecil? Atau, dana dipinjamkan, tapi akhirnya terjerat riba sama rentenir? Bukannya usaha tambah maju, yang ada kita malah dapat Piala Uber alias diuber-uber sama debt collector karena utang ora habis-habis.
Hmmm,
kayaknya udah cukup lama saya enggak bikin postingan tema keuangan di blog, ya.
Kali ini saya mau share kabar hadirnya program pemerintah yang bernama Bank Wakaf Mikro (BWM).
Eh, apa itu BWM? Apakah semacam badan wakaf? Yuk, simak, ah.
Jujur
aja, saya baru pertama kali mendengar soal BWM. Kalau bukan karena undangan
dari Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang
berlokasi di Ruang Serba Guna Kemkominfo, Jakarta (27/3) mungkin saya tidak
akan tahu tentang BWM.
Btw, entah kenapa setiap saya datang ke
Kemkominfo momennya samaan dengan demo ojol. Terpaksa eike masuk dari belakang, muternya jaaauh dan laaama
itulah choki choki. Soalnya pintu depan digembok gara-gara demo. Lumayanlah
olahraga dadakan. Begitu sampai di ruangan, langsung aja balas dendam ambil jatah makan siang kayak jatah orang enggak makan
seminggu haha.
So,
here we go. Mukadimahnya, negeri kita masih memiliki banyak PR, salah satunya masalah kemiskinan.
Demi menurunkan angka kemiskinan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melahirkan Bank Wakaf Mikro
di mana lembaganya adalah lembaga keuangan mikro syariah yang diawasi langsung
oleh OJK. Harap dicatat, BWM berbeda
dengan badan wakaf, ya. BWM memiliki badan hukum, sedangkan badan wakaf
tidak. BWM merupakan program baru yang hadir untuk memperluas akses keuangan
masyarakat kecil di bidang perbankan.
![]() |
Narsum acara Bank Wakaf Mikro di FMB9 |
Kata
Pak Ahmad Soekro Tratmono (Kepala
Departemen Perbankan Syariah OJK), lingkungan yang dibidik BWM itu lingkungan
pesantren. Kenapa? Pesantren memiliki fungsi strategis dalam pemberdayaan
ekonomi umat. Fyi, jumlah pesantren yang tercatat di Kementerian Agama RI
mencapai angka 28 ribuan. Para santri dan masyarakat di lingkungan pesantren sebenarnya
banyak yang pengin berwirausaha, tapi terbatas dana. Mereka tidak bisa
meminjam melalui lembaga formal karena margin bunga yang tinggi dan harus
menyediakan agunan.
Dana Bank Wakaf Mikro berasal dari donatur (seluruh masyarakat Indonesia). Imbal hasilnya sekitar 3% per tahun. Kecil sangat, kan? TANPA AGUNAN pula.
Pak
Soekro cerita, rewangnya (asisten rumah tangga) pernah meminjam uang dari
rentenir. Di kertas tertulis meminjam Rp1 juta, tapi uang yang dikasih cuma
Rp800 ribu. Setiap hari rewang Pak Soekro harus mengangsur Rp40 ribu. Kebayang
udah rugi berapa, ya. Bunga rentenir bisa mencapai 40–60% benar-benar mencekik
leher!
Kunci sukses utama dari Bank Wakaf Mikro adalah pembiayaan dan pendampingan. Jadi bukan hanya pembiayaan. Nasabah didampingi minimal selama 6 bulan supaya usaha yang mereka rintis berkelanjutan, tidak berhenti di tengah jalan.
Apa
aja kriteria calon nasabah BWM? Kriterianya, calon nasabah sudah mampu
mencukupi kebutuhan dasar, memiliki usaha produktif, dan punya kemauan untuk
berusaha. Jadi, calon nasabah yang pemales tidak bakal masuk hitungan yes.
Pendaftaran secara berkelompok, bukan individu. Satu kelompok 5 orang. Seleksi calon nasabah dilakukan melalui Pelatihan Wajib Kelompok selama 5 hari (kalau kurang
dari 5 hari tidak lulus). Pelatihannya meliputi kedisiplinan, kekompakan, solidaritas, dan keberanian untuk berusaha.
Dana
yang boleh dipinjam maksimal Rp1–3 juta untuk 1 tahun. Setiap minggu nasabah berkumpul untuk mengangsur sekitar Rp20 ribu.
Nasabah juga akan menerima materi + tausiyah terkait usaha dan ekonomi rumah tangga mereka.
“Bank Wakaf Mikro lahir untuk membangun semangat wirausaha di lingkungan pesantren. Meski begitu, masyarakat kecil yang nonmuslim boleh menjadi nasabah Bank Wakaf Mikro.” ~ Ahmad Soekro Tratmono (Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK)
Berdasarkan
data OJK, per 16 Maret 2018 sudah ada 20 BWM di Jombang, Yogya, Klaten, Surabaya, Kudus, Bandung, Ciamis, Lebak, Serang, dll yang memiliki 3.389 nasabah. Total
pembiayaan yang disalurkan Rp3,1 miliar. Setakat ini donasi yang telah
terkumpul di BWM sekitar Rp80 miliar. Luar biasa, padahal belum genap sebulan!
“Lembaga
wakaf yang paling hebat di dunia adalah Al-Azhar University di Kairo. Kuliah S1–S3 tidak perlu bayar sing penting kuat belajar. Di Indonesia dan di Eropa,
pendidikan dijadikan bisnis,” cerita Pak Hendri
Tanjung (Ketua Divisi Pembinaan dan Pemberdayaan Nazhir Badan Wakaf
Indonesia).
Alhamdulillah,
semoga jumlah BWM terus bertambah. Kabarnya antusiasme masyarakat yang pengin menjadi nasabah BWM cukup tinggi. Hopefully BWM bisa membantu menurunkan angka
kemiskinan di Indonesia. Insya Allah tidak ada persaingan antara BWM dengan
lembaga keuangan mikro yang lain. Jangan khawatir, kita maju sama-sama. :) [] Haya Aliya Zaki
ini sesuatu yang baru dan menarik ya, dengan margun rendah dan semua orang bisa untuk meminjam dana,
BalasHapushebatnya baru sebulan jalan sudah menunjukkan progres yang luar biasa, ga tanggung2 sampai 80M!
Semoga BWM amanah dan bisa terus membantu masyarakat kecil, ya.
HapusBagus banget nih! Buat ngembangin usaha kue aku :)
BalasHapusCoba apply untuk usaha brownies-mu, Qad.
Hapuswah aku malah baru tahu, makasih infonya
BalasHapusBoleh bantu share, Say. Semoga bermanfaat.
Hapusmakasih udah share kak, jadi nambah pengetahuan tentang keuangan syariah. Kalau ada materinya bolehlah kak, aku minta diemailkan ya kak, sangat menarik.
BalasHapusNanti coba aku tanyakan ya, Dek. Semoga ada materi lengkap tentang BWM. Tapi sementara ini aja infonya.
HapusWaaah ini bisa membantu banyak pihaaak ya mbaa
BalasHapusAamiin. Semoga, Mbak Indah.
Hapuswah, diriku baru tahu juga dari postinganmu ini ttg BMW eh BWM kak. alhamdulillah ya, kehadiran ini bisa membantu banyak orang terutama mereka yang mengenah kebawah agar tidak terjerat oleh tipu daya rentenir jahat
BalasHapus