“Mbak
Haya, apa quote yang Mbak Haya dapat setelah pulang dari Jepang?”
Saya
terdiam sekian detik mendengar pertanyaan Mbak Dini Fitria yang tiba-tiba di acara workshop Menulis dengan Cinta di
JSC EV Hive, Jakarta (13/2). Jujur, agak keselek juga karena kaget haha. Mbak
Dini memaparkan quote yang dia dapat selama di India, yakni Love is selfless, not selfishness.
Dengan berpasrah, menghapus dendam dan
rasa marah, dia berhasil menemukan cinta di India.
Saya
mencoba memutar ulang memori perjalanan saya selama 8 hari di Jepang. Saya membayangkan penduduk
Jepang yang ramah, lingkungan yang aman, bersih, tertib, dst. Semua saling
menjaga dan rasanya kok bahagia, ya. Akhirnya saya menjawab mantap, “Kebahagiaan
itu ada kalau kita saling menjaga dan memberi cinta.”
Pada
kesempatan yang lain, Mbak Dini mengatakan, beliau senang tulisan saya tentang Papua dan membacanya sampai tuntas.
Yay! “Tulisan tentang Papua yang informatif, hanya masih perlu ditambahkan
‘rasa’, Mbak Haya,” lanjut Mbak Dini. Rasa? Rasa seperti apa? Teman-teman
pengin tahu contohnya? Yuk, simak!
Berikut
kalimat pembuka yang saya buat.
"Teman-teman, apa yang terbayang di
benak kalian jika ada yang menyebutkan kata 'Papua'? Mungkin Raja Ampat yang
super-indah, ya? Well, di balik keindahan alam dan keunikan tradisinya, ada
cerita pilu dari negeri paling timur di Indonesia ini.
Belakangan beredar kabar bahwa
puluhan anak di Kabupaten Asmat meninggal karena wabah campak dan gizi buruk.
Hingga kini ratusan anak butuh pertolongan. Sebenarnya gimana kondisi di Papua?"
Lalu,
Mbak Dini memberikan contoh kalimat pembuka seperti ini.
“Aku masih di sini, duduk seorang
diri sambil menatap nanar pada menu makanan yang kupesan di restoran. Perutku
yang lapar sedari pagi tak lantas membuatku menyentuh makanan itu.
Entah kenapa pikiranku melayang
pada cerita pertemuan yang aku hadiri kemarin. Nun jauh di Papua sana,
anak-anak sedang bertarung nyawa karena kasus campak dan gizi buruk. Jangan
pikir Indonesia, yang katanya Tanah Surga ini, semua penduduknya sejahtera.
Salah besar. Aku malu sebagai manusia ….”
Gimana
menurut Teman-teman? :)
Jadi,
begitu Komunitas Indonesia
Socialblogpreneur (ISB) mengadakan workshop Menulis dengan Cinta yang dimentori oleh Mbak Dini, saya langsung
semangat ikutan. Pernah saya diledeki teman penulis karena dari dulu sampai
sekarang getol ikutan workshop, terutama workshop menulis. Tapi, bagi saya,
belajar tidak kenal batas waktu. Dari buaian ibu sampai tubuh terbujur kaku,
yang namanya ilmu akan selalu saya buru.
Sekilas tentang Mbak Dini Fitria dan novel-novelnya
Ada yang pernah nonton acara Jazirah Islam di Trans 7? Nah, Mbak Dini
adalah presenter (bahkan produser juga) program spesial Ramadhan periode
2010–2015 ini.
Tahun
2011 Mbak Dini mendapat tugas meliput negara India. Sumpah ya yang namanya
negara India tuh udah kebayang semrawutnya! Di mana-mana bunyi klakson terdengar
memekakkan telinga, hewan-hewan berkeliaran jemawa di jalanan, orang-orang pada
hobi tarik urat leher (dan pipis sembarangan, OMG!), di lorong-lorong bergelimpangan
tubuh pengemis, dan masih banyak problem lainnya. Suami saya pernah dua kali
business trip ke India dan KAPOK.
Mbak
Dini sendiri terang-terangan juga mengaku kapok ke India bahkan sampai sumpah
segala enggak bakal balik ke India! Salah satu yang bikin nyesek itu, pulang
dari India, Mbak Dini diare! Sulitnya mencari makanan bersih di India.
Sayangnya,
hukum ketulah kejadian sama Mbak Dini. LOL. LOL. LOL. Tahun 2015 beliau
terpaksa balik ke India demi menyelesaikan novel Islah Cinta (Falcon Publisihing), novel terakhir setelah novel Muhasabah Cinta (setting Eropa) dan Hijrah Cinta (setting Amerika Latin) yang
beliau tulis. Perempuan berlesung pipi ini berusaha menemukan “cinta” di tempat
yang dia tidak suka. Di India akhirnya Mbak Dini menemukan hakikat hidup Love is selfless, not selfishness tadi.
Novel
Islah Cinta terasa spesial karena
Mbak Dini hanya dan hanya bercerita segala sesuatu tentang negara India di sini,
sementara di novel-novel yang lain, beliau memasukkan setting 3–6 negara dalam
1 novel.
“Jujur, novel Islah Cinta hampir membuat saya gila! Ada narsum profesor di India yang susah sekali saya pahami bahasa dan ilmunya karena terlalu tinggi. Begitu banyak value of life yang harus saya jahit, dari cerita traveling, sejarah Islam, warisan leluhur, sosial budaya, konflik, sampai kisah cinta antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesamanya. Semua perlu ditempatkan dalam porsi dan posisi yang pas supaya enak dibaca. Rata-rata pembuatan 1 novel itu 1 tahun,” tutur Mbak Dini.
Setelah
membaca novel Islah Cinta, saya berasa
menemukan idola baru di dunia menulis. Cantik nian cara Mbak Dini
mendeskripsikan semua tempat dan peristiwa. Detail, informatif, dan enak
dibaca. Saya seolah ikut merasakan panasnya cuaca di area makam Salim Chisti,
riuhnya transaksi jual beli di Pushkar, indahnya setiap lekuk bangunan Hawa
Mahal, dan syahdunya pertemuan Diva dan Maher di Taman Lodhi.
Mbak
Dini pula pandai bermain diksi. Rangkaian kata-katanya indah bermakna, bukan lebay
alay jablay. Halah. Tidak heran ya sejak masih remaja Mbak Dini hobi melahap
buku-buku filsafat dan psikologi. Biasanya tulisan seseorang dipengaruhi oleh
buku-buku yang mereka baca. Teman-teman bisa menyimak lebih lanjut review novel
Islah Cinta di postingan saya Islah Cinta, Konflik Cinta Diva dan Indahnya Menelusuri Jejak Islam di India.
![]() |
Setelah Islah Cinta, kini siap-siap melahap Hijrah Cinta |
Menulis dengan Cinta
Novel-novel
Mbak Dini merupakan cerita fakta yang diberi bumbu-bumbu. Berarti …? Berarti …?
Tokoh Diva dan Maher di dalam novel Islah
Cinta itu beneran ada? Cieee cieee uhuk. Berikut saya rangkum tip Menulis dengan Cinta ala Mbak Dini.
1. Apa passion kalian?
Apakah
kalian senang menulis tentang parenting, otomotif, beauty, silakan jadikan
passion ini sebagai ciri khas di blog. Jika kalian biasa membahas
beauty, tapi mendapat pekerjaan tema otomotif, apa yang harus dilakukan? Bahas
tema otomotif tersebut dari sisi kalian sebagai beauty blogger. Apakah dari
bodi mobil yang stylish, warnanya yang ceria, kaca yang melindungi wajah kalian dari
sinar UV, dst.
2. Punya goal yang jelas
Sebelum menulis, tanyakan kepada
diri sendiri, apa manfaat yang pengin kita share ke pembaca? Segalau-galaunya
tulisan, minimal ada value yang bisa dipetik, bukan tulisan galau dari awal
sampai akhir tanpa jelas tujuan. Rugi pembaca buang-buang kuota, Cyyyn. Saya pribadi
senang balik ke blog yang isinya membuat saya terhibur, dapat info, pencerahan,
dll.
3. Taati premis
Premis ini semacam guide kita saat
menulis. Premis dibikin singkat dan padat. Isinya berupa apa yang akan kita
capai, kenapa kita pengin mencapainya, dan gimana prosesnya. Nanti dari premis
ini cerita bisa dikembangkan, tapi tetap di dalam track.
4. Kuasai apa yang pengin kita tulis
Pengin nulis politik, nulis review
produk, nulis apa pun, kuasai apa yang pengin kita tulis. Kalau tulisannya
ngawur, kan, enggak lucu. Istilahnya kita bertanggung jawab kepada diri sendiri
dan juga kepada pembaca. Siapkan bahan-bahan sebelum duduk manis di depan
laptop.
![]() |
Mbak Dini Fitria in action |
5. Buat kalimat pembuka yang memesona
Ini contoh dari Mbak Dini tentang tulisan Papua saya, udah saya
tulis di atas, ya. Rebut perhatian pembaca dengan kalimat pembuka yang tidak
biasa. Boleh awali dengan sesuatu yang menggugah empati atau yang menggelitik
rasa penasaran. Ora usah bertele-tele, mendingan makan ikan lele. Lho. Kalimat
pembuka menjadi penentu pembaca bertahan di postingan kita sampai selesai atau
tidak. Ayo berlatih membuat kalimat pembuka karena kita bersaing dengan buaaanyak postingan di dunia maya.
6. Show, not tell
Udara
di hutan ini dingin sangat dan aku tersesat. Ini contoh kalimat tell, bukan kalimat show. Pembaca senang didongengin. Ajak mereka berimajinasi, mainkan panca indra. Saya coba,
ya. :))
Aku merapatkan jaketku. Butiran
hujan yang turun tiba-tiba ibarat jarum dingin yang menusuk kulit. Ya Tuhan, hujannya
semakin lama semakin deras! Bibirku tambah menggeletar. Rasanya sulit sekali
bersuara untuk meminta pertolongan. Entah ke mana semua jejak tabung air yang kami sebar di hutan terpencil ini tadi.
7. Masukkan unsur human interest
Pikirkan kejadian yang sedang hits
saat ini dan ikat dengan unsur human interest. Human interest adalah tulisan
yang menyentuh sisi manusiawi pembaca. Pembaca akan dibuat tersenyum, haru, benci,
KZL, dst.
Btw,
unsur human interest di dalam buku-buku Chicken
Soup from the Soul banyak menginspirasi saya. Saya pribadi masih terus mencoba
menerapkannya dalam postingan-postingan saya, salah satunya postingan tentang
hijrahnya artis lawas Peggy Melati Sukma.
Di fanpage Facebook hayaaliyazaki.com, status yang memuat link postingan saya ini
meraih hampir 1000 likes dan 20 kali share. Lumayanlah ya daripada lumanyun haha.
8. Mainkan diksi
Mainkan diksi dengan aneka kosakata.
Kosakata ini didapat antara lain dari banyak membaca dan menonton.
9. Jangan plinplan
Sebentar-sebentar subjeknya pakai aku, sebentar-sebentar saya, sebentar-sebentar beta. Konsisten dong. Pilih salah satu.
Jangan tiru si Doel yang sering bingung pilih Sarah atau Zaenab. Emang kita cewek
apaan. Jadi esmosi.
![]() |
Model tutorial hijab Shafira, kalian kenal dia? Allahu akbar! :)))) (credit: onosembunglango.net) |
Isi goodie bag kami yes! |
9. Tidak perlu menggurui
Bikin tulisan yang provokatif, tapi tidak memaksa dan
menggurui. Biarkan pembaca menggapai hikmahnya sendiri. Pembaca yang satu belum
tentu menggapai hikmah yang persis sama dengan pembaca lainnya.
10. Say no to typo
Setelah selesai menulis, periksa
lagi dan baca lagi dari awal. Say no to typo. Tulisan yang tidak ada typo itu
ibarat kita membawa mobil di jalan tol yang sepi. Lancaaarrr.
“Tulisan bukan cuma untuk dibaca. Tulisan yang bisa memberi kesan, menginspirasi, dan memotivasi orang untuk tergerak melakukan sesuatu, itulah yang disebut tulisan bermanfaat. Dan, ketika ini terjadi, batin saya terasa cukup.” ~ Dini Fitria
Jam
terbang memang berpengaruh, tapi bukan segalanya. Pesan Mbak Dini yang telah
traveling ke lebih dari 20 negara ini, Teman-teman yang baru memulai jangan patah
semangat. Terus latihan, latihan, dan latihan. Selain rajin latihan, saya menyarankan Teman-teman membaca buku trilogi Mbak Dini. Buku ini cocok betul dijadikan acuan belajar menulis. Alhamdulillah, setelah membaca buku ini, saya merasa kaya. :)
Workshop
Menulis dengan Cinta menambah
khasanah sudut pandang saya dalam dunia menulis, khususnya menulis tema
traveling. Kodrat manusia itu senang memberi cinta dan menerima cinta. Sentuh
hati pembaca kita dengan rasa dan jagalah. Kadang sebagai blogger kita lupa menambahkan rasa karena kita pikir yang penting tulisan kita informatif dan selesai tepat deadline. Padahal, tambahan rasa itu membuat tulisan kita lebih bernyawa dan emosi pun sampai kepada pembaca. Make your best content!
Oiya,
Mbak Dini, saya menunggu kehadiran blog dan vlog traveling karyamu ya, Mbak! :)
Kalau menunggu buku berikutnya terbit, mungkin prosesnya agak lama. So,
sepertinya blog dan vlog bisa mengobati kerinduan saya akan karya-karya Mbak
Dini. Sukses! [] Haya Aliya Zaki
Terima
kasih kepada partner yang menyukseskan workshop Menulis dengan Cinta
C2live
C2live ini semacam rumah untuk blogger. Kita bisa share konten kita untuk diterbitkan di website C2live (agregator blog), mengadakan kompetisi, bareng-bareng bikin event, dll. Saya pernah beberapa kali kerja sama dengan C2live. Keren, deh.
Brand Shafira udah meramaikan dunia
fashion Tanah Air selama 29 tahun. Produknya berharga premium dengan kualitas terbaik. Highlight-nya memadukan unsur-unsur tradisional dengan couture. Tahun 2017, Shafira terpilih mewakili Indonesia di ajang Dubai Sparkling Couture. Di sana Shafira memamerkan busana bertabur 20 ribu kristal swarovski seharga Rp20 juta. Dulu saya ingat salah satu model Shafira itu Inneke Koesherawati, kembaran saya.
Selama ini saya pikir brand ZOYA cuma jual kerudung, ternyata ada produk kosmetik dan parfum juga. Insyaallah halal.
Alhamdulillah saya mendapat goodie bag berisi wewangian. Tunggu review-nya
beberapa hari lagi, ya.
Kulina
Saking menyelerakannya menu Kulina,
saya sampai lupa motret. :)) Nasi dengan lauk ayam betutu, kangkung, sambal,
kerupuk, memang menggetarkan kalbu. Higienis. Harga murah meriah cuma
Rp25 ribu bebas ongkir. Sementara ini hanya bisa diantar ke Jakarta. Cek
menu-menu lainnya di kulina.id.
Aihhhh diksinya yang dicontohkan manis sekali seperti foto model berkerudung uning itu :))
BalasHapusEh apa hubungannya sama Sarah Zaenab? wkwkwkwkkw
Maksudnya harus konsisten, jangan kayak si Doel wkwkw.
HapusKalimat pembuka tentang anak-anak Asmat sangat menggugah. Hwaaa keren banget deh diksi dan rangkaian kata Mbak Dini.
BalasHapusMariii kita terus belajaaarrr.
HapusAku musti banyak dan terus berlatih berarti ya Mbaaa. Tulisanku kurang rasaa... Besok-besok berusaha masukin bumbu, kek garam, gula, dll 😁
BalasHapusEmang bikin bakso. :p
HapusMau lah aku kapan-kapan private sama Mbak Haya cara menulis yang enak dibaca
BalasHapusAlhamdulillah enak dibaca. Untung bukan enak diemut ya, Lid?
HapusWah, ada kreditku dalam tulisan ini. Makasih ya kak. Btw penulisnya ketjeh ya kak. Materinya juga mendalam. 😊✌
BalasHapusHahaha yang IG aku lupa masukin kredit, Mas. Maafkan, udah direvisi. :D
HapusTulisan Mbak Haya aja udah enak banget, loh. Apalagi kalau nanti ditambahkan "rasa" di dalamnya. Gayua penulisan feature memang sangat enak diikuti, membuat pembaca ikut berkelana. Tapi ya memang butuh latihan banget sih. khususnya saya yang suka bertele-tele. Hehehe, langsung catat sahring ilmunya. TFS Mbak Haya
BalasHapusMakasih, Sayaaaang. Dikau merendah ih. Nulisnya udah jago padahal. :D
HapusCakeeepppp, tulisannya, aku percaya semua pernah punya awal. Hihihi
BalasHapusPastinyaaa. A professional writer is an amateur who didn't quit. Kita beruntung bisa jump Mbak Dini. :)
HapusKuncinya memang banyak membaca buku-buku bagus dan terus berlatih nulis ya, Mba. Aku juga terus belajar memperbaiki kualitas tulisan. Rasanya memang belum ada apa-apanya dibanding tulisan Mba Dini ini. Jadi, kapanlah kakak ketjeh sang model tutorial hijab Shafira ini maen ke Medan? Hihi.. aku pingin belajar dan dengarin sharing dari Mba Haya, loh ;).
BalasHapusAku juga gak sabar jumpa dirimu, Kaaakkk. Insyaallah Lebaran kalau ada umur, ya. :)
HapusAkh Indahnya kata-kata mu mba model hehe
BalasHapusHahaha bisa aja mbakku ini. :D
HapusAduhai sekali Mbak Dini memberi contoh tentang tulisan Papua.. Kagum banget iiih.
BalasHapusBetul betul betul.
Hapustulisan mba haya yg kayak gini yang perlu jadi contoh buat aku blogger pemula
BalasHapusAku juga masih belajar, Resi. Semangat!! :D
HapusLengkap banget mba Haya ulasannya ilmu workshopnya, dan untuk tutorial hijabnya cucok dipilih modelnya
BalasHapusWaduh, jadi malu. *tutup hidung, eh, tutup muka*
HapusMemang harus banyak berkah dan membaca ya mba. Biar selalu bisa memperbaiki tulisan
BalasHapusLatihan menulis dan membaca ya, Mal. :)
HapusPR banget nulis pembuka yang renyah dan bikin orang lanjut baca.
BalasHapusmakasih sharingnya mbk
Makasih dah mampir, Hana.
Hapusintinya latihan dan latihan... senior kayak mbak haya aja masih terus belajar.. gimana akuuuhhhh
BalasHapusAmpun Mbaaakkk aku tuh senior umurnya. :))
HapusMantaps...
BalasHapusnakasih sharingnya
BalasHapusDudududu mbakkkk, aku berasa tercerahkan bgt nih.. Ya ampun, tulisanku isinya curhat menye2 bgt.. Duh, semoga setelah baca tips di atas tulisan2 curhatku makin berfaedah😂
BalasHapusduhh saya sudah ngeblog sejak tahun 2011 aja masih suka galau milih kata-katanya.
BalasHapusmenulis itu mudah tapi sulit deh pokoknya..
tapi ya meski sulit ya tetap harus menulis dong yaa
Alhamdulillah tulisan yang mencerahkan dan selamat ya mba haya tulisannya menang juara 1. Hingga kini aku juga masih harus banyak berlatih menulis dengan cinta, mba ;)
BalasHapusAaah tulisan yang diberi bunga bunga sedikit itu jadinya menarik banget ya mba haya, eh iya selamat ya tulisan ini menang juara satu ya mba haya
BalasHapusSelalu betah klo baca tulisan kak haya 😊😊 patuhi peer baca buku lg tahun ini
BalasHapusNggak salah lagi, mba Haya kudu jadi narasumber di grup WA-ku.
BalasHapusAku kabari kisaran April-Mei mendatang.
Penulisan seperti ini memang harus banyak-banyak latihan ya. Biar pun sudah sering nulis, kalau "rasa" belum masuk, susah juga ya
BalasHapusWahh lengkap banget mbak Haya tulisannya.sangat menginspirasi.
BalasHapus