Hari gini orang-orang pada ramai berslogan pengin kembali
ke alam. Demikian pula saat menggunakan produk, terutama produk skin care.
Mereka berbondong-bondong memilih produk yang katanya, katanya yaaa, berbahan baku organik
dan chemical free. Perlu dicermati, slogan “chemical free” ini sebenarnya marketing
gimmick belaka. Kenapa, eh, kenapa? Jangankan bahan-bahan lain, wong air bening
biasa aja punya unsur kimia H2O kok. :)
Bicara soal bahan baku organik, saya bersyukur mendapat
kesempatan menimba ilmu tentang skin care organik dari Mbak Dewi Kauw di rumahnya di daerah Pantai Indah Kapuk, Jakarta
(11/3). Sebut aja workshop mini-lah, ya. Mbak Dewi lulusan Teknik Kimia University
of Washington di Amerika dan lulusan diploma beberapa kelas pengetahuan skin
care di Jerman serta Perancis. Pertama kali bertemu Mbak Dewi, saya terkesan
dengan sikapnya yang ramah. Kulitnya tampak sehat dan bercahaya. Saya jadi semakin
semangat belajar, Teman-teman! Konon pula dikabari bahwa kami akan bereksperimen
membuat face scrub dan body scrub sendiri. Sontak saya ingat zaman kuliah farmasi so
sooo many years ago. :))
Awal Mbak Dewi
terjun ke dunia skin care organik
Mbak Dewi ini ibu dari 3 anak yang lucu-lucu. Pada tahun
2014, anak kedua lahir dengan kondisi alergi tingkat tinggi dan kulit yang
bermasalah (atopic dermatitis). Kulit gampang sekali perih, merah, dan gatal.
Krim steroid yang dipakai hanya meredam gejala sementara, tidak bisa menyembuhkan.
Kasihan banget soalnya kebayang, kan, masih bayi. Lebih sedih lagi ketika Mbak
Dewi harus menghadapi komentar orang-orang sekitar yang menghakimi. Beliau
disangka ibu yang tidak becus mengurus anak, tidak optimal memberikan
perawatan, dll. Hayati lelaaah ya Allah Yang Maha Esa.
![]() |
Mbak Dewi Kauw |
Berawal dari sana, Mbak Dewi bertekad mencari solusi penyakit
anaknya. Suatu ketika Mbak Dewi mengunjungi teman yang tinggal di Jerman.
Beliau takjub melihat rak obat yang tertata rapi di supermarket di sana. Semua obat
dari bahan natural. Mbak Dewi berpikir, jika saja ia tahu komposisi bahan di
dalam sebuah produk, ia bisa membantu mencegah anaknya terpapar macam-macam zat
yang membuat penyakit anaknya kambuh. Perempuan berwajah oriental ini
memutuskan menempuh pendidikan secara formal dan menjadi formulator.
Formula untuk si
kecil
Finally, Mbak Dewi berhasil menemukan formulasi yang aman
dan cocok untuk anaknya. “Anak saya alergi dengan banyak sekali zat dan bahan
makanan, bahkan ayam, soya, jagung, dan macam-macam minyak sayur, dia juga
alergi. Berbekal ilmu yang saya pelajari, saya berusaha meracik sendiri produk
untuk kulit dan produk rumah tangga untuk dipakai anak saya. Soal makanan
betul-betul dipilih makanan yang tidak membuatnya alergi dan pastinya harus
selalu fresh,” cerita Mbak Dewi. No wonder saya memperhatikan dari sabun
pencuci tangan sampai sabun mandi di rumah Mbak Dewi pun merupakan hasil
racikan Mbak Dewi sendiri.
Tak cukup sampai di sini. Mbak Dewi juga ingin berbagi
ilmu kepada orang lain especially kaum ibu yang mengalami nasib sama dengannya,
melalui workshop. Beliau mengajak peserta workshop-nya untuk “mengenali diri sendiri”.
Maksudnya? Cari tahu kulit kita sensitif terhadap zat apa aja dan nanti belajar
sedikit demi sedikit meracik skin care berdasarkan bimbingan dari Mbak Dewi.
Mbak Dewi menjual skin care racikan yang diberi merek Skin Dewi. Bahan baku berkualitas diimpor
langsung dari negara penghasilnya dari seluruh dunia. Contoh, shea butter dari
Afrika, tree tea dari Australia, argan dari Maroko, dst. Kita bisa membeli
bahan bakunya aja dan meracik sendiri sesuai kebutuhan.
![]() |
Beberapa produk Skin Dewi |
Kenapa harga bahan baku mahal? Bayangkan, untuk
menghasilkan satu tetes rose essential oil, misalnya, kita membutuhkan
berkilogram-kilogram bunga rose. Rose yang dipilih adalah rose kualitas terbaik
yang dipanen setahun sekali pada waktu tertentu. Cara memetik rose ini pun ada
prosedurnya khusus. Salah prosedur, minyak yang diharapkan akan menguap.
Belum lagi kalau tumbuhannya termasuk yang langka didapat.
Produk Skin Dewi sedang dalam proses sertifikasi BPOM dan halal MUI. Insya Allah aman dan halal karena hanya mengandung bahan organik tumbuh-tumbuhan. Bahan yang dari hewan palingan beeswax (lilin lebah).
Bikin body scrub
sendiri
Ta-daaa! Saatnya bereksperimen
haha. Kami diberi pilihan apakah pengin meracik face scrub atau body scrub. Saya
memilih meracik body scrub dengan bahan kopi. Kopinya bukan sembarang kopi,
lho. Jangan pakai kopi sasetan. Pakailah biji kopi yang warnanya tidak terlalu
gelap dan tumbuk sampai halus. Fungsinya untuk menghilangkan selulit. Bahan
tambahan bebas. Saya memilih geranium essential oil, sweet orange essential
oil, dan lavender essential oil. Siap-siap suami di rumah jadi kelinci
percobaan haha. Oiya, kalau suka, kita bisa menambahkan kunyit atau bumbu dapur
lain yang berkhasiat.
![]() |
Bahan dasar (olive oil, bunga telang, dan bahan lain) |
![]() |
Biji kopi ditumbuk halus |
![]() |
Essential oil |
![]() |
Praktik sederhana bikin skin care |
![]() |
Body scrub buatan saya haha |
Berikut beberapa poin penting yang saya coba simpulkan
dari workshop mini dengan Mbak Dewi hari Senin lalu.
Kulit kita unik. Bahan A cocok sama kita, tapi belum tentu cocok sama orang lain. Kalau tidak cocok bukan berarti bahan A tidak bagus. Masing-masing kebutuhan dan sensitivitas kulit manusia berbeda. Bahasa awamnya: cocok-cocokan.
Hidup harus balance. Tidak selamanya yang sintetis itu buruk dan yang natural itu bagus. Ada juga bahan natural yang beracun. Sintetis dan natural bisa dipakai sesuai keperluan.
Apakah yang membedakan suatu bahan mampu memberikan efek terapetik (penyembuhan) atau malah bersifat toksik (racun)? Jawabannya: DOSIS. Kurang dosis, penyakit tidak sembuh. Kelebihan dosis, keracunan. Ini persis seperti ilmu yang saya pelajari di kuliah farmasi.
Teliti membaca kemasan sebelum membeli. Essential oil BERBEDA sekali sama absolute oil. Essential oil disuling dengan air, sedangkan absolute oil disuling dengan pelarut heksan. Hasil ekstraksinya berbeda dan wanginya pun berbeda. Mbak Dewi lebih menyarankan kita membeli essential oil daripada absolute oil.
Hati-hati jika ingin mengonsumsi essential oil. Konsultasi dengan aromaterapis bersertifikat. Dosis dan cara minumnya berbeda-beda tergantung banyak faktor. Kebayang enggak, essential oil kalau ditaruh di plastik aja, plastiknya bisa lebur, apalagi sampai masuk ke pencernaan dan dipakai jangka panjang.
Semua bahan yang mengandung peppermint, rosemary, eucalyptus, dan semua bahan 1,8-cineole tidak boleh dipakai untuk bayi dan anak-anak.
Say NO to gula atau garam untuk dibikin jadi bahan scrub tubuh maupun muka. Jika dilihat di bawah mikroskop, bentuk kristal gula tajam (meskipun katanya gula halus, yaaa) dan bisa menyayat kulit. Garam? Garam sangat rentan untuk mata. Mata aja pedih kalau kita kelamaan berenang di laut kan.
![]() |
Saya dan teman-teman blogger peserta workshop |
Teman-teman terutama yang
punya kulit sensitif atau masalah kulit yang lain, mungkin bisa join workshop
Mbak Dewi Kauw. Harga workshop sih relatif karena kita investasi untuk ilmu kece
di sini dan bahan baku yang dipakai adalah bahan baku organik impor yang
berkualitas tadi. Seru, teman-teman sesama peserta workshop bisa saling sharing
pengalaman berharga dengan Mbak Dewi. Langsung aja main ke website Skin Dewi. Saya yakin banyak hal yang bisa dipelajari untuk diri
sendiri dan orang-orang yang kita sayangi. Ciaooo. :) [] Haya Aliya Zaki
asik ya ada produk seperti ini, karena kulit saya termasuk sensitif dan dulu gampang banget alergi. Semoga proses BPOM dan halalanya lancar
BalasHapusAamiin. Isinya sih tumbuhan organik pilihan yang insya Allah aman dan halal.
HapusSetuju, Mbak. Penting banget cari tau produk dan bahan apa yang cocok buat kulit.
BalasHapusYap, kalau kita tahu mana yang gak cocok, kita bisa berusaha menghindari. Kalau kambuh gak enak banget soalnya.
HapusKeren banget yah, kulit aku juga termasuk yang sensitif dan gampang teriritasi sama bahan perawatan yang mengandung detergent, kayaknya pas banget kalau pakai yang alami kayak gini
BalasHapusYang skin care organik juga ada kemungkinan gak cocok sih, Mbak. Nanti konsul dengan Mbak Dewi dulu kira-kira skin care organik apa yang cocok.
HapusWorkshop nya asik banget mbak, jadi ngerti bikin bodyscrub sendiri.. Hebat mbak Dewi ini, mjdkan peluang bisnis skincare spt itu
BalasHapusBukan bisnis yang gimana-gimana sih, Mbak. Mbak Dewi lebih ke niat dan komit untuk membantu memberikan solusi kepada teman-teman yang punya masalah yang sama dengan beliau.
Hapuslebah memang banyak manfaatnya ya, Mba Haya.
BalasHapusKalau produk udah lulus bpom dan ada halal mui nya, bawaannya nyaman deh buat make. Apalagi bahan2nya bermutu kaya gini
Insya Allah berkualitas bahan bakunya, Mbak.
HapusSeperti kulit saya yang juga sensitif.
BalasHapusDosis yang tepat itu seperti apa ya, bayangan saya seperti trial and error. Jadi pengen konsul ama mba Dewi, tapi saya di luar kota
Masing-masing bahan baku berbeda dosisnya, Mbak. Bahkan rose essential oil juga ada dosisnya. Kalau mau tanya-tanya, bisa hubungi via email dewi.kauw@skindewi.com atau via WhatsApp atau telepon 0811 811 1852.
HapusWow,bener2 perjuangan ya cari obat alergi untuk anaknya.
BalasHapusSeru banget,dapet ilmu bikin body scrub..^^
Aku dengar cerita Mbak Dewi itu sampai merinding. Perjuangan orangtua, ya.
HapusWah seru banget ya kegiatannya jadi bikin body scrub sendiri :)
BalasHapusGimana? Sudah siap jadi formulator? Hahaha
BalasHapusTerus yang kemarin udah dipakai produknya, yang bikin sendiri? :D
BANGGA dengan perempuan Indonesia seperti mba Dewi ini ya
BalasHapusKindly visit my blog : bukanbocahbiasa(dot)com
Seneng yaaa belajar bikin skincare organik sendiri. Jadi tahu bahan2nya.. dan kita juga kaya ilmu belajar di workshop seperti ini.
BalasHapusGimana serumnya yang kmrn, jadi dipakai? Hasilnya gmn?
Mba Dewi bikin sendiri ya untuk anaknya yang dermatitis atopik?? apa itu produknya ka, bisikin atuh.....buat Shanum.
BalasHapus