Teman-teman, apa yang kalian lakukan jika melihat
seseorang tiba-tiba jatuh lemas dan tidak bernapas? Mungkin hampir semua
menjawab: PANIK dan bingung harus bagaimana. Biasanya ini terjadi karena kita
tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman melakukan first aid (pertolongan
pertama). Lalu, apa yang dimaksud dengan pertolongan pertama?
Pertolongan pertama adalah pertolongan yang diberikan sebelum korban mendapatkan pertolongan lebih lanjut dari tim medis terkait.
Penyakit jantung
penyebab sepertiga dari jumlah kematian di dunia
Wah, bad news, ya. Pada
tahun 2014 Kementerian Kesehatan memperkirakan ada 10.000 orang per tahun atau
30 orang per hari mengalami henti jantung mendadak. Pada tahun 2016 data PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia) menunjukkan ada sekitar
300.000–350.000 insiden henti jantung mendadak setiap tahunnya.
Well, the good news is, serangan jantung dapat dicegah!
Kalimat ini disampaikan oleh dr. Jetty
R. H. Sedyawan, Sp.JP (K), FIHA, FACC, dokter spesialis penyakit jantung
dan Sekjen PERKI di acara talkshow memperingati Hari Jantung Sedunia bersama Philips
Indonesia di XXI Club, Djakarta Theater, Jakarta (14/8). Talkshow ini pula
dihadiri dr. Erizon Safari, MKK,
Kepala Unit Ambulans Gawat Darurat, dan Suryo
Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia. Asal tahu aja, alokasi dana
kesehatan BPJS sebagian besar untuk pengobatan pasien penyakit jantung dan
stroke.
![]() |
Talkshow ki-ka: moderator, Suryo Suwignjo (Presdir Philips Indonesia), dr. Erizon Safari, MKK, dan dr. Jetty R. H. Sedyawan, Sp.JP (K), FIHA, FACC |
Sebelumnya Teman-teman pengin tahu, kan, perbedaan kematian akibat serangan jantung (heart attack) dengan kematian akibat henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest)? Kematian akibat serangan jantung adalah kematian seseorang yang sebelumnya udah mengalami gejala seperti nyeri di dada, sulit bernapas, lemas, dst. Sementara kematian akibat henti jantung mendadak adalah kematian seseorang yang 24 jam sebelumnya tidak mengalami gejala apa-apa. Jadi, jelas berbeda, ya?
Menurut dr. Jetty, serangan jantung dapat dicegah dengan
menganut gaya hidup sehat, yakni olahraga, makan makanan yang baik dan halal
(makanan yang dibeli bukan dari menggarong atau mencuri, maksudnya), dan tidak
merokok. “Kadang saya gemas sama perokok. Diminta istri berhenti merokok,
enggak mau. Diminta anak berhenti merokok, enggak mau. Tolonglah, merokok itu
bukan hanya menzalimi diri kalian sendiri, melainkan juga orang-orang yang
kalian sayangi,” jelas dokter yang masih cantik meski telah berusia 65 tahun
ini.
Penting untuk diketahui, penyakit jantung juga merupakan
penyakit bawaan (hereditas). Saran dr. Jetty, jika kita memiliki silsilah
keturunan berpenyakit jantung, sebaiknya kita lebih strict menjaga kesehatan. Olahraga
boleh, tapi hindari olahraga yang berat-berat banget. Futsal dan sepak bola
termasuk olahraga berat.
![]() |
Suasana talkshow |
Pertolongan pertama
untuk pasien henti jantung mendadak
Oke, saya kembali ke soal pertolongan pertama tadi. Saya
beruntung kali ini mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan CPR + AED yang
diadakan oleh Philips Indonesia dan Medic
One Training Centre.
CPR = Cardio Pulmonary Resuscitation. CPR merupakan rangkaian pertolongan pertama yang meliputi kompresi dada sedalam 5 cm sebanyak 30 kali tanpa jeda, lalu berikan bantuan napas 2 kali. Ini dihitung 1 siklus. Lakukan minimal 5 siklus.
Kenapa harus melakukan CPR pada pasien henti jantung mendadak? Ketika jantung berhenti berdetak, kompresi dada dibutuhkan untuk merangsang sirkulasi darah yang membawa oksigen hingga ke otak. Golden period (periode emas) seorang pasien adalah 7–10 menit. Jika CPR dilakukan dalam jangka waktu ini, kemungkinan besar korban dapat bertahan hidup tanpa terjadi kerusakan pada otak. Lebih dari 10 menit, otak yang tak menerima asupan oksigen akan mengalami kerusakan permanen. Efeknya korban cacat bahkan meninggal. Duh, duh, kebayang apa yang terjadi kalau ambulans terlambat datang.
AED = Automated External Defibrillator. Alat yang digunakan untuk menganalisis irama jantung yang tidak teratur. Setiap kantor, sekolah, hotel, dan ruang publik lainnya harus punya AED dan minimal ada 1 orang terlatih untuk menggunakannya. AED diproduksi oleh Philips. Selama ini orang-orang mengira Philips hanya produsen lampu, padahal tidak. Philips juga memproduksi alat-alat kesehatan berkualitas.
Sumpah, praktik CPR tidak sesimpel seperti yang kita
tonton di serial hits ER (Emergency
Room) atau Grey’s Anatomy di
televisi. Ada prosedur dan standar yang betul-betul harus dipatuhi. Bagian dada
mana yang persisnya ditekan, berapa kedalaman penekanannya, bagaimana ritmenya,
dst. Jika tidak tepat, tindakan kita bisa aja memperburuk kondisi pasien.
Actually, kekhawatiran akan situasi “menolong orang lain
malah menjadi bumerang” itu ada tebersit di kepala saya, namun insyaallah tidak
menyurutkan langkah saya untuk belajar. Setidaknya saya bisa mencoba membantu
keluarga dan orang-orang terdekat andai musibah ini terjadi. Naudzubillah min
dzalik.
Berikut tahapan yang harus diingat dalam menolong kondisi
kegawatdaruratan.
1. DANGER (cek
bahaya)
Sebelum menolong, pastikan lingkungan sekitar aman. Contoh lingkungan yang
berbahaya itu misalnya, mobil terbakar, tiang listrik tumbang, tanah longsor,
dll. Jangan mendekati korban jika lingkungan sekitar tidak aman. Jangan sampai
kita menjadi korban berikutnya.
Segera telepon ambulans dan pertolongan medis lainnya di 119 atau 112. Kalau ada kebakaran, telepon pemadam kebakaran di 113. SEGERA!
2. RESPONSE (cek
respons)
Setelah lingkungan sekitar aman, cek respons (kesadaran) korban. Panggil nama
korban, jika tidak bereaksi, tepuk keras kedua bahunya. Amati naik turun dada (pernapasan)
korban, hitung selama 10 detik.
3. COMPRESSION
(kompresi dada)
Jika korban tak bereaksi dan tak bernapas selama 10 detik, lekas berikan
CPR. Harap diingat, posisi korban harus dalam posisi telentang di atas
permukaan yang rata dan keras. Jangan lakukan CPR di atas sofa yang empuk. Itu
sama aja bohong ya, Bok.
Saya tidak menyangka, ternyata melakukan CPR (yang kelihatannya “cuma”
menekan-nekan dada) itu, melelahkan! Bayangkan jika kita tidak menelepon tim
medis dari awal. Kita kadung kelelahan, korban belum siuman juga. Wassalam.
Teman-teman yang terdesak memberikan CPR kepada keluarga atau orang lain yang mengalami henti jantung mendadak, bisa menghubungi tim medis atau tim Medic One untuk digaet secara langsung via telepon.
![]() |
Kompresi dada |
4. AIRWAY (jalan
napas)
Selesai memberikan kompresi dada 30 kali, buka jalan napas (buka mulut
korban). Angkat dagu korban, tarik dahi ke belakang, dan tiup mulutnya.
5. BREATHING
(bantuan napas)
Berikan bantuan napas normal. Sekali tiupan 1 detik. Tiup sambil melihat ke
arah dada korban yang mengembang. Lakukan 2 kali tiupan. Lanjutkan CPR 30 kali (siklus ke-2). Demikian
seterusnya sampai 5 siklus.
![]() |
Bantuan napas |
Tata cara pelaporan
Pada kasus kegawatdaruratan,
kita perlu melaporkan secara verbal atau bahkan mengisi laporan tertulis. Ini
salah satu bentuk tanggung jawab first aider kepada tim medis yang akan
memberikan perawatan lanjutan. Info yang harus kita sampaikan adalah sbb:
alamat atau lokasi terjadinya perkara, nomor telepon pelapor kejadian, nama
korban, kronologis kejadian, jumlah korban, kondisi korban (tidak sadar, nyeri
dada, pendarahan, dll), dan tindakan awal yang telah kita lakukan sebelum tim
medis tiba.
Nah, setelah mengikuti semua rangkaian pelatihan CPR +
AED Competence, kami wajib menjalani tes tertulis dan tes praktik dari
instruktur Medic One. Alhamdulillah, saya dinyatakan lulus dan berhak mendapat
sertifikat bertaraf internasional. Ini artinya saya diperbolehkan menolong
korban henti jantung mendadak kapan aja dan di mana saja, termasuk di luar
negeri.
Menurut saya, pelatihan CPR + AED Competence bermanfaat
sekali. Kenapa? Ketika terjadi musibah, kita tidak hanya duduk diam menunggu
ambulans (yang entah kapan) datang. Tahu sendiri traffic kota besar zaman now,
apalagi Kota Jakarta. Sulit diprediksi blas. Jika kita punya basic pengetahuan
pertolongan pertama, level kepanikan berkurang (which means otak jadi bisa
dipakai untuk berpikir) dan kita bisa melakukan sesuatu. Sebaiknya pelatihan seperti
ini rutin diadakan, refresh ilmu supaya tidak lupa. Terima kasih kepada Philips
Indonesia yang concern akan hal penting yang menyangkut keselamatan nyawa.
Oiya, Teman-teman punya pertanyaan atau tertarik
mengikuti pelatihan? Sila menghubungi langsung kontak tim Medic One di bawah. Selain
CPR, ada pelatihan Child Care juga, lho. Contoh, pertolongan pertama saat anak
tersedak, digigit lebah, tersayat pisau, dll. Cocok buat buibuk seperti kita.
Medic One Training Centre
Jl. Benda Alam 1 no. 73 Cilandak Timur Jakarta
12560
Telp. (021) 72599111
(for first aid guidance)
Oke? Mudah-mudahan sekarang Teman-teman udah memahami
betapa pentingnya pertolongan pertama kepada korban khususnya pada golden
period-nya. Pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan meningkatkan peluang
bertahan hidup dan pemulihan.
So, don’t just stand there. Learn first aid! :) [] Haya
Aliya Zaki
info yang bermanfaat, mbak Haya
BalasHapuskapan yaa ada pelatihan Child Care?
Langsung hubungi Medic One aja, Mbak Tanti. Perusahaan, komunitas, dll bisa training minimal berapa orang gitu. Kalau dari jadwal Philips, belum tahu.
HapusWah, ini pelatihannya menarik banget. Kalau tertarik ikutan, ini bayar berapa, Mbak?
BalasHapusBoleh langsung hubungi Medic One, Mbak. Minimal berapa orang gitu, bisa ajak teman-teman.
Hapusaku berharap nanti yang kasih nafas bantuan itu dedek emesh :))
BalasHapusHaiyaaah kamu modus, ah. 😜
HapusWah tehnik CPR ini perlu banget dikuasai oleh semua orang ya mba. Karena, kondisi emergency itu bisa terjadi tiba-tiba.
BalasHapusbeberapa hari lalu saya dapat pelatihan ini,,, pas saya cari tahu lebih luas eh nyasar di blog ini :D
BalasHapus