“If you have a sister and she dies, do you stop saying you have one? Or are you always a sister, even when the other half of the equation is gone?” – My Sister’s Keeper
“Jika kamu berjuang untuk Kate, lalu siapa
yang berjuang untuk Anna?” tanya sang pengacara dengan pandangan tajam.
Sara terdiam, seolah berusaha mengumpulkan
kekuatan. Beberapa detik kemudian, dia membalas garang, “Kamu tidak tahu
posisiku sebagai ibu! Anna itu anak yang sehat, sementara Kate sakit. Jika Kate
tidak ditolong, dia akan mati! Jika aku tidak berusaha, aku akan mengubur
anakku sendiri!” (kurang lebih begitu dialognya)
Adegan di atas adalah adegan persidangan Sara Fitzgerald (Cameron Diaz), ibu 3
anak remaja, di film drama keluarga My
Sister’s Keeper (Penjaga Kakakku).
Fyi, film ini diadaptasi dari novel karya Jodi
Picoult dengan judul yang sama. Ceritanya, Sara dituntut oleh Anna Fitzgerald (Abigail Breslin), anak
bungsunya yang berusia 13 tahun. Iyes, Sara dituntut oleh anak kandungnya sendiri.
![]() |
Sara dan pengacara Anna, Mr. Campbell |
What?! Anak
durhaka! Malin Kundyaaang … dyaaang … dyaaang … dyaaang!
Pasti itu respons spontan Teman-teman.
Wait, baca dulu cerita saya selanjutnya, mungkin … mungkiiin kalian akan
berubah pikiran.
Kemarin secara tidak sengaja saya membuka
channel HBO Hits dan ternyata film My
Sister’s Keeper sedang tayang. Film yang rilis tahun 2009 di Amerika. Sudah lama pengin baca bukunya, belum
kesampaian. Sudah lama pengin nonton filmnya, lagi-lagi belum kesampaian. Eh,
kali ini saya beruntung bisa menikmati filmnya tanpa direncanakan. :)
Sara Fitzgerald dan Brian Fitzgerald (Jason Patric) dianugerahi sepasang anak laki-laki
bernama Jesse Fitzgerald (Evan
Ellingson) dan anak perempuan bernama Kate
Fitzgerald (Sofia Vasilliev). Kebahagiaan mereka lengkap. Namun, kebahagiaan
itu tidak lama. Pada usia 4 tahun, Kate divonis
mengidap leukemia akut (kanker darah). Menurut dokter, kelak Kate bakal kesulitan mendapatkan donor, kecuali Sara dan Brian melakukan satu cara. Apakah
gerangan?
Sara dan Brian disarankan melakukan program
bayi tabung. Dokter akan membantu semacam rekayasa genetika untuk “menciptakan”
janin yang gen-nya nanti cocok untuk Kate. Istilahnya: design baby. Sara dan
Brian setuju.
Lalu, lahirlah anak ketiga yang diberi nama
Anna. Sara memutuskan berhenti bekerja sebagai pengacara karena ingin fokus
merawat Kate. So here’s the drama. Sejak bayi, Anna sudah menyumbangkan tali
pusarnya untuk Kate. Selanjutnya, tak terhitung berapa kali Anna mengalami
operasi dan transfusi demi kelangsungan hidup Kate. Ya, Anna melakukan semua
kemauan ibunya, dari mendonorkan darah, mendonorkan granulosit, sampai mendonorkan
sumsum tulang belakangnya demi sang kakak. Poor little Anna. Bisa kebayang enggak sih anak yang sehat
kondisinya jadi sama seperti anak yang sakit? Dari bayi hingga remaja
kerjaannya bolak-balik masuk RS aja. Anna TIDAK MEMILIKI wewenang atas
tubuhnya sendiri.
![]() |
Anna, Kate, dan Jesse |
Tahun
demi tahun berlalu. Sara semakin “berambisi” supaya Kate sembuh. Dia melupakan hak anak-anaknya
yang lain, Anna dan Jesse. Lho, emang Jesse kenapa? Jesse mengidap disleksia.
Sekolahnya berantakan. Jesse luput dari perhatian orangtuanya yang sibuk
mengurus Kate. Puncaknya ketika Kate berusia 16 tahun. Sara meminta Anna mendonorkan
ginjalnya untuk Kate karena ginjal Kate telah rusak. Kate menolak menerima. Dia merasa CUKUP sudah. Enough is enough!
Kate tidak ingin adiknya berkorban lagi,
meskipun adiknya mau. Kate tidak mampu membayangkan Anna bakal kehilangan masa
depannya sebagai cheerleader dan pesepak bola. Tapi, Sara ngotot terus.
Sara sangat takut Kate meninggal. :((
![]() |
Sara rela membotaki kepalanya supaya Kate tidak merasa sendirian (Kate botak karena terapi kanker) |
Apa akal? Bermodalkan 700 dolar
hasil dari menjual liontin, Kate menyuruh Anna menyewa pengacara Campbell Alexander (Alex Baldwin). Anna
menuntut kebebasan mengiyakan atau menolak permintaan ibunya untuk melakukan
macam-macam operasi, transfusi, donor, dll itu. Anna menuntut kewenangan atas
tubuhnya sendiri. Ekstrem ya menuntut ibu sendiri? Terpaksa dilakukan karena keinginan
Sara tidak pernah bisa dibantah. Kenyataannya, Anna jauh dari kejam kok. Justru dia luar biasa menyayangi Sara dan Kate. Anna melakukan ini karena dikompori Kate yang kasihan kepadanya. Btw, kenapa Kate dan Anna memilih Mr. Campbell untuk menjadi
pengacara? Mr. Campbell mengidap epilepsi. Jadi, Mr. Campbell tahu seperti apa rasanya
tidak memiliki wewenang terhadap tubuhnya sendiri (saat penyakitnya kambuh).
Malam usai sidang, Kate duduk berdua di
dalam kamar di RS bersama ibunya. Dia menceritakan betapa bahagianya dia selama
ini. Meski sakit, keluarga selalu ada untuknya. Kate memohon Sara mengikhlaskan
dia pergi dengan damai. Sara urung menjawab. Hanya isakan panjang yang
terdengar. Keeesokan pagi, Kate tidak terbangun. Dia benar-benar telah
pergi.
Setelah Kate meninggal, kehidupan keluarga
Fitzgerald terus berlanjut. Sara kembali bekerja sebagai pengacara. Brian
pensiun dini karena ingin menjadi konsultan buat remaja bermasalah. Anna
berprestasi di sekolah. Soal sidang? Anna memenanginya. :) Jesse mendapatkan
beasiswa sekolah seni di New York. Yey! Jesse melanjutkan sekolahnya lagi! Setahun
sekali mereka sekeluarga mengunjungi Montana, tempat favorit almarhumah
Kate.
The story behind My Sister's Keeper novel
Pada usia 5 tahun, Jake (anak Jodi Picoult), terserang choleateatoma, yakni tumor jinak di telinga kiri. Tumor jinak, tapi sewaktu-waktu bisa menyerang otak dan membunuh Jake. Jake harus menjalani 13 macam operasi!
Film kelar, ada kali
setengah jam saya sesenggukan. :(( Dilema betul posisi Sara sebagai ibu. Saya teringat
pedihnya perasaan kala merawat anak yang semingguan sakit di RS. Sementara,
anak-anak saya yang lain, yang kondisinya sehat, juga tetap harus diperhatikan.
Itu “cuma” semingguan. Gimana dengan Sara yang sampai belasan tahun. :( Saya
pula teringat satu per satu keluarga di Medan. Jika dikatakan bahwa harta
yang paling berharga adalah keluarga, bagi saya itu benar adanya.
Saya tidak akan membahas soal akting Cameron Diaz dkk. Cukup dua kata: keren gilak! Soal hikmah, banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah My Sister’s Keeper. Sekuat apa pun usaha
manusia, kalau Allah menakdirkan lain, kita harus ikhlas. Ikhlas
seikhlas-ikhlasnya. Dalam keadaan sulit, sebuah keluarga hendaknya tetap bersatu.
Keluarga yang saya maksud di sini bukan hanya keluarga sedarah. Orang-orang
yang paling dekat dan paling mengerti kita, bisa jadi saudara kita juga.
Seandainya sekarang kalian merasa belum memiliki keluarga, berjanjilah suatu
saat kalian akan menjadi pasangan yang baik, orangtua yang baik, dst. Ini
sebenarnya sekalian nasihat untuk diri saya sendiri. :) Well, have a blessed
Friday, Teman-teman! Jadilah “penjaga” bagi orang-orang tersayang. [] Haya Aliya Zaki
Foto-foto milik Curmudgeon Films
keren nih film ini, saya sampe sedih nontonnya mbak
BalasHapuswah belum peranh baca bukunya dan belum eprnah lht filmnya, makasih sharingnya
BalasHapuspernah ada kisah nyata yang mirip seperti ini juga lho
BalasHapussempat ramai di berita karena soal etis tidaknya punya anak lagi supaya bisa menolong anak pertama yang sakit kronis,
aku coba googling, dan akhirnya nemu nama Anissa dan Marissa Ayala, penyakitnya sama leukemia
tapi kisah ini happy ending
Aku dah googling nih Kak. Yang Ayala selamat ya. Ternyata ada di kisah nyata.
HapusSaya baru tau.... iya pasti dilema bgt ya Ibunya dg kondisi spt itu. Tp anak punya hak. Makasih sharenya Mbak Haya. Nanti nyari ah
BalasHapusKonflik keluarga yg dilematis memang kerap menguras air mata.
BalasHapusDuh, aku harus banyak bersyukur nih memiliki keluarga utuh dan sehat.
Semoga keluarga kita semua selalu sehat dlm lindungan Allah ya, Mi.
TFS! Jadi pengin nonton film ini.
Akting Cameron Diaz itu dapet banget, Miss. Padahal dia belum jadi ibu tahun 2009.
HapusAku sukaaaaaaaa banget film ini. Udah nonton entah berapa kali.
BalasHapusSedih. Dilema. Di satu sisi iya sih ibu mana yang ikhlas merelakan anaknya. Tapi di sisi lain, kadang kita sebagai ibu suka lupa mendengarkan kemauan anak.
Film ini bagus buat jadi pelajaran buat semua orangtua agar ga lupa mendengarkan keinginan anak-anak kita.
Aku pertama kali nonton lewat vcd, mba. Beberapa tahun yang lalu nontonnya. Sukses bikin mata sembab kebanyakan nangis. Beberapa bulan lalu ga sengaja nonton di tv cable, dan tetep nangis bombay. Sedih banget filmnya. Tapi aku suka dengan pesan moralnya. Good movie!
BalasHapussebelum keluar filmnya saya udah baca bukunya pas ada filmnya nonton lagi karena penasaran dengan versi filmnya, tetap bikin termehek-mehek walaupun udah tau ceritanya. Buku Jodi Picoult yang pertama saya baca, setelah itu suka buku-buku Jodi picoult temanya selalu keluarga
BalasHapusKatanya ending di bukunya tragis, ya? Aku belum baca bukunya, Mbak.
Hapusaku udah pernah nonton ini dan suka!
BalasHapusaku belum nonton film ini, jadi pengen nyari ah.. thanks reviewnya mba Hayyy..
BalasHapusCobaan nya terus menerus yaaa, leukimia desleksia ... beratttt tapi salut
BalasHapusBisa bayangin mewek-meweknya seperti apa. Pasti dilema banget ya jadi Sara, yang di satu sisi pengen lihat Kate sehat tapi di sisi lain harus mengorbankan Anna. Yang menarik, Anna itu ada karena "dirancang" untuk menyokong Kate. Luar biasa banget pelajaran yang diberikan oleh anak-anak dalam film ini. Jadi pengen nonton, terutama penasaran mau lihat Cameron Diaz botak :D
BalasHapusWah kalo terjadi pada keluarga kita, tentu sulit banget buat ambil keputusan operasi. tp overall kerenn
BalasHapus