Apa
yang ada di dalam pikiran Teman-teman jika saya menyebutkan kata “kanker”?
NGERI, mungkin. Apalagi jika orang-orang yang kita sayangi divonis mengidap
penyakit ini. Di Indonesia, kanker menjadi penyebab kematian nomor tiga
terbesar setelah stroke dan penyakit jantung. Selain faktor genetis, faktor
gaya hidup yang tidak sehat juga dapat memicu munculnya penyakit kanker.
Saya
termasuk “akrab” dengan penyakit kanker. Mama dua kali mengidap tumor payudara
yang berpotensi menjadi kanker bila tumor tidak segera diangkat. Alhamdulillah,
setelah menjalani beberapa kali operasi, Mama sehat sampai sekarang. Jadi,
jangan heran jika beliau aktif menyampaikan pentingnya SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) kepada orang-orang di sekitarnya,
terutama kepada saya. Jika ada benjolan, segera ke dokter. Kira-kira 1-10 benjolan pada payudara itu bersifat kanker. Berkat SADARI, keberadaan kanker payudara bisa dideteksi
lebih dini. Potensi keberhasilan terapi jadi lebih tinggi. Insya Allah, pasien
kanker payudara bisa sembuh! Cara melakukan SADARI bisa dilihat di video di bawah
ini. Lakukan minimal sebulan sekali.
Tumor pertama Mama diangkat ketika saya masih bayi tiga bulan. Tumor kedua ketika saya berusia sebelas tahun. Saya belum begitu mengerti apa dan bagaimana terapi yang dijalani Mama. Satu hal yang paling saya ingat, ketika akan menuju ruang operasi, beliau menuliskan pesan di halaman belakang buku tulis saya. Pesan singkat yang membuat bola mata saya basah berhari-hari.
“Jaga shalatmu dan jaga adik-adikmu ya, Nak.”
Well,
saya tidak pernah berhenti bersyukur bisa melihat Mama hingga hari ini. Keberanian
dan ketegaran beliau menghadapi penyakit tersemat rapat di pikiran saya.
Sedikit banyak saya meniru. Jika ada keluhan, saya berusaha cepat tanggap dan berobat
ke dokter bila perlu.
![]() |
Saya dan Mama |
Keberanian dan ketegaran ini
juga dimiliki oleh Ummi, ibu mertua saya. Sekali lagi saya bersyukur
dikelilingi oleh perempuan-perempuan hebat. Pada awal tahun 2007, Ummi divonis
dokter mengidap penyakit kanker otak paling ganas bernama glioblastoma (saya
masih ingat betul). Dokter memprediksi waktu Ummi tersisa 3–9 bulan saja.
Astagfirullah.
Vonis dokter tidak membuat
Ummi menyerah. Beliau mau dan sanggup menjalani semua terapi, mulai operasi,
kemoterapi, sampai radioterapi. Kebetulan saya diberi kesempatan oleh Allah
membantu mendampingi Ummi selama sakit hampir dua tahun.
Bicara tentang pendamping, pasien
kanker membutuhkan pendamping lahir dan batin minimal satu orang, terutama jika
pasien juga menjalani home care. Saya akan memberikan tip mendampingi pasien
kanker sesuai yang saya tahu dan saya alami. Ummi memang bukan mengidap kanker
payudara, namun pada dasarnya prinsip terapi hampir sama. Oiya, mungkin
Teman-teman bertanya, kenapa kehadiran pendamping ini begitu penting? Saya
jabarkan melalui poin-poin sebagai berikut.
1. Catat semua terapi yang dijalani pasien
Terapi kanker termasuk berat
karena butuh waktu cukup lama, harus rutin, dan banyak efek samping seperti
rambut rontok, kulit gosong, mual, muntah, diare, dll. Sebaiknya pendamping mencatat rapi semua
jadwal terapi. Pengalaman saya menemani Ummi radioterapi setiap hari ke RS. Dharmais, antreannya luar biasa. Di sana saya ketemu macam-macam pasien kanker, termasuk pasien kanker payudara. Ada yang ditemani keluarga dan ada yang sendirian. :( Sebenarnya saya kasihan melihat para pasien yang kelelahan menunggu. Maka, bagusnya pendamping yang memikirkan ancar-ancar berangkat pukul berapa, sampai di RS pukul berapa, selesai pukul berapa. Pasien fokus menyiapkan fisik dan
mental.
2. Perhatikan obat-obat yang dikonsumsi pasien
Obat
yang dikonsumsi bisa berupa oral (ditelan) dan atau infus. Kebayang pasien udah
berjuang sedemikian rupa melawan efek samping, bisa jadi mereka lupa
mengonsumsi obat A, B, C, dst. Nah, tugas kita memperhatikan jadwal minum obat, khususnya pasien lansia. Siapkan obat-obat (oral) tersebut sehingga pasien
tinggal mengonsumsi aja.
Satu lagi, perhatikan ketersediaan
obat. Dulu Ummi harus minum obat anti-muntah setiap hari. Begitu sisa beberapa
butir, saya langsung pesan ke apotek. Tidak semua apotek menyediakan obat
ini. Jangan sampai obat keburu habis, baru kita sibuk mencari ke sana kemari.
Saya mencatat tanggal memesan obat dan tanggal perkiraan obat habis sehingga
stok obat selalu tersedia di rumah.
3. Cermati kebutuhan nutrisi pasien
Jika
pasien dirawat di rumah sakit, asupan nutrisi menjadi tanggung jawab pihak
rumah sakit. Jika pasien dirawat di rumah, asupan nutrisi tentu menjadi
tanggung jawab pendamping. Nutrisi dibutuhkan untuk stamina pasien melawan
penyakit, bukan malah sebaliknya “memberi makan” si penyakit itu sendiri. Pantangan
makanan pasien kanker yang saya tahu antara lain daging merah, mecin (penguat rasa), dan makanan berpengawet. Menu dibuat bervariasi supaya
pasien tidak bosan.
4. Sigap melakukan penanganan ringan
Pendamping
setidaknya bisa mengecek tensi, memasangkan selang oksigen, memberikan obat uap
(inhalasi), dan melakukan fisioterapi ringan ke pasien. Untuk kebutuhan
menyuntik, kami tetap memanggil dokter dan perawat ke rumah.
5. Jadi teman curhat
Bisa
dibayangkan betapa campur aduknya kondisi psikologis pasien. Takut, sedih,
cemas, sensitif, stres semua jadi satu. Yuk, bantu pasien melewati hari-hari
mereka dengan menjadi teman curhat terbaik. Kenapa? Kondisi psikologis yang
tidak oke dapat mempengaruhi jadwal terapi dan memperlambat progres kesembuhan.
Kalau bisa, sih, teman curhatnya dari pihak keluarga.
6. Bimbing aktivitas spiritual pasien
Ikhlas
dan pasrah adalah fase tertinggi bagi pasien kanker. Bimbing pasien untuk selalu
mendekatkan diri kepada Allah. Apakah dengan cara berzikir, berdoa, mengaji, bermeditasi,
dll. Saya pribadi sering berusaha menjadi imam shalat bagi Ummi walau di
tengah-tengah shalat beliau tertidur tanpa sadar. :( Pastinya ikhlas dan pasrah
membuat batin lebih tenteram.
![]() |
Saya dan almarhumah Ummi (ibu mertua) |
Meski
akhirnya langkah Ummi harus terhenti karena kanker, banyak hikmah yang bisa kami semua petik.
Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading,
manusia mati meninggalkan nama. Ummi dikenang orang karena
kebaikannya menyantuni anak-anak yatim.
Semoga postingan ini bermanfaat. Apakah Teman-teman punya tip lain? Mari share di sini. Mari dukung pasien kanker melewati hari-hari mereka untuk sembuh ataupun untuk peningkatan kualitas hidup. :) [] Haya Aliya Zaki
Semoga postingan ini bermanfaat. Apakah Teman-teman punya tip lain? Mari share di sini. Mari dukung pasien kanker melewati hari-hari mereka untuk sembuh ataupun untuk peningkatan kualitas hidup. :) [] Haya Aliya Zaki
Postingan ini diikutsertakan dalam giveaway Mbak Indah Nuria Savitri #FinishtheFight #GoPink
#BreastCancerAwareness
![]() |
Let's Finish the Fight #BreastCancerAwareness |
Ngeri Kak, kalok uda kanker kanker gitu. Serem aku bayanginnya. Soalnya temen temen Mama banyak yg ngalamin 😭😭😭
BalasHapusBtw Kak Haya pas masik mudanya cantik kali yaaaaa.. Jadi minder awak! :p
Iiish jangan salah fokuslah, Dek. :))) Moga semakin banyak perempuan aware sama kanker payudara, ya. Sayangnya, sekarang yang muda-muda juga bisa kena, Dek. :(
HapusDuh kanker :(
BalasHapusSebulan lalu aku baru kehilangan seorang sahabat yang menderita kanker rectum mbak. Mungkin mbak Haya sempat merhatiin juga di timeline FB beberapa teman yang mengungkapkan duka cita buat Iqbal Rois Kaimudin..
Banyak hal yang saya jadikan pelajaran dari kisah Iqbal. Salah satunya adalah tentang istrinya yang luar biasa sewaktu mendampingi dia menjalani perawatan. Dari mereka saya dapat ilmu, bahwa menjaga kondisi emosional pasien juga penting mbak, karena hati dan pikiran yang gembira itu salah satu obat mujarab juga.. :)
Innalillahi wa innailaihi roojiuun. Turut berdukacita, Mbak. :( Sepertinya saya tahu beliau karena sempat imel-imelan untuk ikutan Fun Blogging di Batam. Moga khusnul khatimah. Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin. Iya betul, hati dan pikiran yang gembira adalah obat yang mujarab. Saya bahas itu di poin 5. :)
HapusDukungan orang orang terdekat khususnya keluarga, memang saat di perlukan untuk mendampingi pasien kanker ya mba.
BalasHapusSaya soalnya merasa sendiri sebagai pasien kanker, pentingnya arti orang orang di sekitar saya. Agar saya lebih bisa kuat dan semangat.
Makasih sharring ya mba
Iya, betul, Mbak Yuni. Semangat dan sehat selalu ya, Mbak. Salut dengan Mbak Yuni. *peluk*
Hapusya Allah, hebat banget para perempuan di artikel ini, ya ibu, mertua, dan mba Haya sendiri. Salut deh, mudah2an aku juga bisa mendampingi orang2 di sekelilingku ygt juga butuh perhatian spt itu.., makasih artikelnya mba Haya, enlightening bangettt...
BalasHapusMakasih, Mbak Zata. Semoga Mbak Zata sekeluarga selalu sehat. Aamiin. :*
HapusBersyukur udah pernah mendampingi ibu mertua ya, Mi. Semoga beliau khusnul khatimah.
BalasHapusAl Fatihah ...
Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin. Makasih, Miss Frida.
HapusMba Haya, ini penting bgt. Biasanya kita terfokus pada penanganan si penyintas...tanpa tau kitanya musti gimana ngadepinnya. Kayak nyatet pengobatan itu ngga kepikir sama aku
BalasHapusSenang kalau postingan ini bermanfaat, Inayah. :)
HapusDuh.. kanker ini yaa...
BalasHapusAku kehilangan beberapa sahabat karena kanker ini :(
Sehari-hari juga sering berkontak dg penyitas atau keluarganya.
Semoga kita diberi kesehatan oleh Allah ya Mbak.
Sama, Mbak. Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin. Semangat berbagi gaya hidup sehat melalui blog Mbak Wid.
HapusArtikelnya handy bangeeet mba! Sanagta bermanfaat untuk kita yang tengah dapat ujian menderita kanker. Thank you so much for joining my GA ya mbaaaa.. semoga kita semua bisa selalu sehat :)
BalasHapus