Judul: Madrasah Itu Bernama Ibu; 40 Kiat Menjadi Wanita Hebat
Penulis: Abdul Cholik
Tebal: 237 hal
Penerbit: Quanta
Cetakan: I, 2016
Harga: Rp57.800,00
Setelah mengandung dan melahirkan, saya pikir saya
bisa menarik napas santai. Lepas dari rasa lelah sejenak. Namun, ternyata
tidak, Saudara-Saudara. Saya masih harus berusaha sekuat tenaga untuk menyusui lantaran
ASI saya sama sekali belum keluar. Tantangan berikutnya dan berikutnya lagi
dijamin lebih cetar. Well, kalau mau diceritain betapa heroiknya perjuangan seorang
ibu, mungkin tinta yang kita punya untuk menorehkannya tidak akan pernah cukup,
sampai kapan pun.
Duluuu, dulu saya sempat takut punya anak. Takut
nanti saya dan suami enggak bisa mendidik anak kami dengan baik dan benar. :)) Alhamdulillah,
ketakutan itu tidak lama. Selain berbekal ilmu dari orangtua, sekarang banyak
banget info yang bisa diakses. Salah satunya dari buku.
Beberapa hari yang lalu saya membaca buku Madrasah
Itu Bernama Ibu (MIBI) karya Abdul Cholik. Saya dan
teman-teman memanggil penulis: Pakde. Meski sudah lansia, Pakde termasuk
blogger dan penulis yang “berisik” oleh karya. Kami aja yang masih
muda-muda ngos-ngosan mengikuti jejak beliau hehehe.
Buku bersampul hijau dengan sketsa ibu dan hiasan
bunga-bunga cantik ini berisi 40 kiat ibu mendidik anak dengan penuh cinta.
Banyak poin yang saya suka, antara lain Pendoa
yang Rajin, Mediator Ngetop, dan Polisi Fashion. Eits, jangan salah, yang
dibahas Pakde bukan teori belaka. Sebagian besar berdasarkan pengalaman nyata
Pakde dididik Emak (ibu Pakde), pengalaman istri, dan pengalaman teman-teman sekitar.
Semuanya relevan diterapkan di masa sekarang.
Bicara soal Emak, siapa pun yang membaca buku ini,
mesti berkesimpulan Emak luar biasa. Hidup pas-pasan, namun bisa menghantarkan
Pakde menjadi seorang jenderal nan terhormat. Sosok Emak digambarkan pemurah,
perhatian, dan gesit sat-set-sat-set. Sedikit banyak saya jadi tahu Pakde yang
produktifnya ampun ampunan ini mencontoh siapa. :) Satu quote unik dari Emak yang
ingin saya terapkan.
“Orangtua itu harus memegang harta untuk kehidupannya sendiri dan selalu bisa memberi kepada anak cucu.”
Nah, penasaran, kan, apa maksudnya? Mending baca langsung bukunya, ya!
Sedikit mengganjal, di halaman awal, saya
melihat Kata Pengantar ditulis oleh
Pakde sendiri. Padahal, sependek pemahaman saya, kata pengantar (foreword)
ditulis oleh orang lain, sementara prakata (preface) yang ditulis oleh si
penulis sendiri. Jadi, judul yang tepat untuk kata sambutan Pakde tadi adalah Prakata, bukan Kata Pengantar. Kemudian, di halaman akhir, kumpulan testimoni
teman-teman dimasukkan dalam bab Endorsmen,
yang seharusnya adalah Endorsement.
Meski ditulis oleh seorang pria berkumis melintang
pula, isi buku MIBI tidak serta
merta bikin kita para perempuan mengernyit dahi, kok. Kalimatnya simpel dan
sesekali diselingi humor kriuk khas Pakde. Sebaiknya para bapak dan calon bapak
juga ikut membaca. Di dalam agama dikatakan bahwa ibu adalah madrasah untuk
anak-anaknya dan ayah adalah dasar hukumnya. Kerja sama joss antara ayah dan
ibu jelas dibutuhkan. Yang bikin tambah seru, buku MIBI dihiasi foto-foto sahabat saya Myra Anastasia dan Nchie Hanie yang jadi model dadakan. *uhuk* Btw, makasih, ya, Pakde sudah mengundang saya meng-endorse
buku istimewa ini. It’s an honor for me.
Jika Teman-teman ingin menambah referensi
pengetahuan seputar parenting, buku MIBI
silakan dimiliki. Saran saya, berikan sebagai kado kepada pasangan yang baru menikah
atau yang baru memiliki buah hati. Lalu, bicara soal kado, saya pun jadi mikir
lagi. Sepertinya saya akan menghadiahi buku ini kepada wali kelas anak-anak
saya di acara akhir tahun ajaran nanti. Cocok jadi pegangan para guru dalam
mendidik anak-anak mereka di rumah masing-masing maupun murid-murid di kelas.
So, jangan ragu untuk mengambil buku MIBI di rak di toko-toko buku terdekat dan
bawa ke kasir. Hujan terus, belum sempat keluar rumah? Beli online aja di Gramedia.com. [] Haya Aliya Zaki
OOOh makanya kemarin beli buku di Gramedia dapat diskon 15%, tanggal 23-24 malah 25% yak.
BalasHapusTfs info dan reviewnya, jadi penasaran lau ngebaca 2 buku hadiah dari pakde. Duh saya ini nunda2 terus -_-
Ayo dibaca bukunya. :)
HapusSuka sama covernya :) menggoda mata.
BalasHapusCantik ya kovernyaaa. :*
HapusWaah, bacanya ngebut ya, Mi? Keren ih langsung bisa nulis review padahal aku duluan yang dapat kiriman bukunya. Ihihihiii...
BalasHapusGa ngebut, kok. Tiga kali duduk. :)
HapusTerima kasih atas reviewnya yang jujur dan ciamik.
BalasHapusSaya lebih suka menggunakan Kata Pengantar karena saya ingin mengantar sendiri pembaca untuk menyimak satu demi satu artikelnya (ngeyel.com)
Salam hangat dari Jombang.
Hahaha bisa aja nih Pakde. Sama-sama, Pakde. :)
HapusBukunya Pakdhe Cholik emang top banget, ciamik pokokman :)
BalasHapusUdah sering baca buku Pakde, ya?
HapusPakde produktif banget yaaa, jadi maluu
BalasHapusHihihi kita ngos-ngosan ngejer Pakde, Mi. :D
HapusSalut untuk Pakde
BalasHapussalam sehat dan semangat
Salam sehat dan semangat juga, Mas. :)
HapusTsaaaaah pak Dhe emang selalu menginspirasi, begitu juga dengan cikgu Haya tetap berbagi inspirasi :)
BalasHapusTsaaaah demikian pula Titis. Sukses buat Titis. :)
Hapus40 tips, hihi bagaimana mempraktekkannya. praktek 3 tips yang lain sudah lupa
BalasHapusNanti mengalir dengan sendirinya kok. Ini bukan kayak hafalan pelajaran sekolah. :p
Hapuspenasaran sama buku pakde yang ini
BalasHapusYuk, tuntaskan rasa penasaranmu, Tian. :D
HapusSelalu salut dengan Pakdhe Cholik yang tak pernah berhenti berkarya. Duh yang muda-muda sampai tersengal-sengal ngejarnya :)
BalasHapusBetul betul betul. Ga berani deh kalo diadu sama Pakde. :))
Hapuskeren banget buku karya kak Cholid ini, sangat menginspirasi jadi pengen baca secara lebih lengkap
BalasHapusHayuuuk baca!
HapusMau baca inii mba, kiat untuk ibu tapi ditulis oleh seorang pria berkumis melintang ^^ malah jadi daya tarik sendiri iniii.. Mantep pakde
BalasHapusSilakan cari di tobuk terdekat hihihi. *pelintir kumis*
HapusTunggu review dari saya.. :)
BalasHapusBaiklah. :)
Hapusharus dibaca nih bukunya ya, buat referensi aku sebagai ibu yg gak sempurna
BalasHapusGa ada manusia yang sempurna, khususnya ibu, Lid. Yang penting kita tetap mau belajar. *sok bijak sono*
HapusIbu memang tulang punggung peradaban..
BalasHapusAkur. :)
Hapus