Segala bahan sembako, seperti beras, gula, jagung,
dll akrab banget sama keseharian saya sebagai ibuk-ibuk. Kalau udah ketemuan abang
tukang sayur, topik yang paling “seksi” untuk dibahas adalah harga sembako. :))
Ketika heboh harga sembako naik lagi dan lagi, masyarakat awam bertanya-tanya.
Apa yang terjadi, sih? Giliran harga agak turun, langsung hepi karena bisa protes
ke abang sayur.
Ibuk-ibuk: “Bang,
itu di teve katanya harga cabe udah turun?”
Abang sayur: “Ya di sini belum, Bu.”
Ibuk-ibuk: “Masa,
Bang? Yang bener atuhlah. Kalau turun, ya, turun.”
Abang sayur: “Jadi Ibuk enggak percaya? Ibuk beli
aja cabe di teve. Jangan di saya.” (sewot)
Ibuk-ibuk: (mendadak
mingkem cantik)
Negeri ini subur dan kaya luar biasa. Tapi,
kenapa harga sembako terus naik? Kenapa beras harus impor? Sudah 70 tahun kita
merdeka, tapi sepertinya hidup para petani tetap memprihatinkan.
![]() |
Indonesiaku .... |
Alhamdulillah,
sebagian besar pertanyaan ini terjawab ketika saya dan teman-teman blogger
bertemu Bapak Menteri Pertanian, Dr. Ir.
H. Andi Amran Sulaiman, M.P.,
(Amran), menjelang acara
Perayaan Setahun Kementerian Pertanian Indonesia di Desa Gardu Mukti, Kecamatan
Tambakdahan, Kabupaten Subang, Jawa Barat (20/10). Saya masih ingat kalimat
pertama yang beliau tanyakan waktu kami bertemu. Pertanyaan “sederhana”, tapi
bisa jadi sulit menjawabnya. Jujur, kami agak tersentak sebelum mengangguk.
![]() |
Pertanyaan Pak Amran untuk kami |
Kini Kabinet Kerja 2014 - 2019 berumur satu tahun. Apa yang sudah dicapai Kabinet Kerja di bidang pertanian?
Selama ini mungkin kita sudah mendengar
tentang tikus-tikus yang membuat
leher petani tercekik. Pak Amran menjelaskan bahwa penyebab utamanya adalah
Keppres yang menyusahkan petani. Contoh isi Keppres, semua pengadaan bahan
pertanian seperti benih, pupuk, dll harus melalui tender. Padahal, padi tanaman
semusim. Mission impossible mengikuti
tender. Guess what, Keppres tersebut belum
berubah sejak Indonesia merdeka tahun 1945! Regulasi yang keliru jauh lebih
berbahaya daripada koruptor. Tidak tanggung-tanggung, begitu menjabat sebagai
Menteri Pertanian, Pak Amran langsung melakukan gebrakan.
“Hidup saya cuma untuk Allah dan Merah
Putih,” kata Pak Amran tegas. Lelaki berpenampilan bersahaja ini mengusulkan kepada
presiden untuk menghapus beberapa Keppres. Tujuannya tak lain dan tak bukan
agar penduduk Indonesia sejahtera, terutama para petaninya. Teman-teman kebayang,
kan, sulitnya melawan sistem yang sudah sedemikian melekatnya selama bertahun-tahun,
bahkan berpuluh-puluh tahun?
![]() |
Diskusi hangat bersama Pak Amran (foto milik: harrismaul.com) |
Pastinya usaha Pak Amran diselimuti
tantangan. Tikus-tikus yang berdiri
di atas penderitaan petani menyerang tanpa ampun. “Saya tidak peduli. Setelah
jadi menteri, saya sampaikan bahwa saya tidak punya keluarga lagi. Saya tidak
punya teman lagi. Saya tidak punya siapa pun, kecuali Allah. Saya disebut
arogan, padahal tidak. Ini bukan arogan. Ini tentang membela yang lemah dan
memberantas yang batil. Meski ada yang mengancam, saya tidak takut seandainya saya
memang berada di jalan yang benar. Saya di-bully di media sosial, biar saja. Toh, lama-lama mereka capek sendiri. Saya malah untung. Allah gugurkan dosa-dosa saya. Yang paling penting, saya
tetap berbuat untuk negeri,” lanjut Pak Amran semangat. Hm, seketika saya merinding.
Bukan lebay, tapi energi positif beliau seperti sedang menular dan menjalar
melalui pori-pori. Antara haru dan kagum juga akan keberanian beliau.
Kini, di tampuk kepemimpinan Pak Amran, mulai
dari level Kepala Desa sampai level Menteri tidak ada lagi yang namanya
“tender”. Bhaaaiii, Tender! :p Kabar gembira untuk kita semua, tahun 2015 negeri
kita tidak lagi impor beras. Padahal, persis tahun lalu, kita masih impor 800
ribu ton beras. Sedikit kilas balik, saat bencana El Nino tahun 1998, kita
impor 7,1 juta ton beras untuk jumlah penduduk 205 juta jiwa. Nah, baru-baru
ini juga ada bencana El Nino (malah dengan intensitas yang lebih tinggi). Logika sederhana, sekarang jumlah penduduk 250 juta jiwa. Berarti kita kudu
impor 9 juta ton beras, dong. Kenyataannya, alhamdulillah, kita tidak impor sama
sekali, tuh. Teman-teman tahu berapa rupiah yang diraup tikus-tikus setiap kali kita impor beras? Jawabannya: Rp6 triliun!
Inilah yang sedang diperangi Pak Amran dan tim. Kemajuan bukan cuma di bahan
pokok beras. Produksi jagung surplus 817 ribu ton. Produsi kedelai meningkat
43,8 ribu ton. Produksi gula naik sekitar 3,65%. Produksi aneka cabe naik
7,41%. Produksi bawang merah naik 2,51%. Nilai devisa yang bisa dihemat dari
pengendalian impor dan peningkatan ekspor pangan sejak Januari – Agustus 2015
senilai Rp52 triliun. Kemajuan yang sangat baik. No rekayasa. No tipu-tipu.
Data ini jelas valid. Good job, Pak!
![]() |
Sumber: Badan Pusat Statistik (2014 - 2015) |
Acara Perayaan Setahun Kementerian
Pertanian di Subang rame pol! Bahagia rasanya melihat petani, penyuluh, adek
mahasiswa, TNI, dll berbaur menjadi satu. Pak Amran menyerahkan penghargaan khusus
kepada para pelaku swasembada pangan dari berbagai daerah. Tidak ketinggalan
penyerahan peralatan pertanian modern kepada para petani. Sekarang zaman
kekinian. Udah bukan masanya lagi apa-apa secara manual. Peralatan pertanian
modern mampu meningkatkan produksi sekitar 50%. Pekerjaan menanam dan memanen padi
lebih cepat, efektif, dan efisien. Eh, ada penyerahan pompa air juga, lho!
Menurut petani di sana, padi bisa ditanam setiap saat asal pengairannya bagus.
Pompa air membantu sekali. Janji Pak Amran, seluruh petani di Indonesia akan
mendapatkan peralatan pertanian modern sesuai kebutuhan.
![]() |
Perayaan Setahun Kementerian Pertanian di Subang |
![]() |
Pak tani dan pompa airnya |
![]() |
Foto dulu buat kenang-kenangan |
![]() |
Traktor cilik |
![]() |
Traktor gede |
![]() |
Hasil panen yang cetar |
Well, Pak Amran anak petani. Wajar jika beliau bisa merasakan
beratnya menjadi petani. Sejak kecil sudah mencari nafkah dengan memecah batu.
Pernah pula bekerja tanpa digaji karena dedikasi dan toleransi sama keadaan
perusahaan. Bos perusahaan sampai menangis mengetahui keikhlasan Pak Amran. :(
Sekarang Pak Amran adalah praktisi dan wirausahawan sukses. Bersedia menjabat
sebagai menteri pun bukan karena ingin mengejar materi. Materi bukan lagi sesuatu
yang beliau cari. Ada dua falsafah hidup
yang dianut lelaki kelahiran Bone, 47 tahun lalu ini; iman dan manfaat. Beriman
kepada Allah dan berbuat manfaat sebanyak-banyaknya untuk orang lain. Masya
Allah, ajaran Rasulullah banget, ya. Sayang, Pak Amran belum terjun ke hiruk
pikuk dunia media sosial. Jadinya kinerja beliau kurang terekspos. Sini kita bikin
akun Twitter dan Instagram, Pak hihi.
“Ketika kamu berada di bawah, Allah adalah
tuhanmu. Ketika kamu berada di atas, jangan kamu ubah tuhanmu (menjadi uang dan
jabatan). Tetap jadikan Allah tuhanmu. Para pejuang kita tidak dibayar, tapi
mereka bersedia menyerahkan jiwa raganya untuk negeri. Bagaimana dengan kita?” Pak
Amran melontarkan satu retorika menyentuh sebelum kami berpisah. Pesan ini akan
saya ingat baik-baik.
Masih banyak regulasi lain yang ingin
diubah Pak Amran dan tim. Kami kaum perempuan menaruh banyak harapan semoga
situasi pangan negeri terus mengalami kemajuan. Selamat bekerja ya, Paaak! Insya
Allah merah putih selalu ada di dada kami. [] Haya Aliya Zaki
Mbak Hayaaaaa.... aku kok berkaca-kaca ya bacanya. Hiksss.. Ternyata ya ternyataaa. Semoga jalannya Pak Amran dimudahkan. Aku padamu deh Pak. Doaku menyertaimu *halah.
BalasHapusPas jalan ke Thailand sampe mikir negaraku kok gak bisa kayak gini yaa.. Di sana saya lihat hasil tani beneran disupport dan bahkan di kota gedenya ada eksibisi khusus hasil pertanian yang ngelihatnya aja udah bikin ngiler itu hasil tanaman mereka.. Semogaaaa Indonesia bisa segera berdaulat para petaninya! :D
Merinding juga bacanya. God Job Pak Amran. Sukses untuk Bapak dan seluruh jajaran di kementrian Pertanian.
BalasHapusGood job pak Amran.
BalasHapusMakasih mak Haya udah nulis ini, kalo nggak, mungkin aku belum tau soal sepak terjang bapak keren ini. Bener mak, belum terexpose :(
baru tahu kalo pak mentri anaknya petani,jadi bener2 tahu perjuangan petani itu seperti apa hehe...falsafah hidupnya,boleh juga...seru ya mak acaranya^^
BalasHapusWah... salut dg Pak Amran.... , baru tau sepak terjang beliau dr postingan ini, Haya. TFS, ya. Semoga segala upaya pak menteri dimudahkan Allah, ya. Aamiin.
BalasHapusSaya juga baru tahu kalau pak Amran ini adalah anak petani beneran, keren ya dan salut banget dengan sepakterjang pak Amran ini, semoga Indonesia terus dan selalu membaik
BalasHapusCabe meroket ,...sayur di kota 3 kali lipet dibanding di desa...huaaa
BalasHapusAmanah temenan ikii Pak Amran. Yaudah, bikinin akun Twitter aja, Kak. IGnya nyusul, deh. :D
BalasHapussemangaaaaaaat pak menteri :")
BalasHapussemoga usahamu dimudahkan Allah ...aamiin
Pak Amran yang keren..moga2 bwrsana beliau pertanian kita maju ya kak. Sedih aku liat para petani hidup susah di negeri yg kaya raya spt Indonesia
BalasHapusTulisannya bikin saya berkaca-kaca, maju terus petani. Keluarga saya semuanya petani, tapi kebanyakan selalu merugi. Sedih banget.
BalasHapusPa Amran juga keren ya, semoga ditangan beliau, petani bisa maju terus. Di hargai semua kerja kerasnya.
Ini ucapan pak Amran yg benar2 menggetarkan atau tulisannya mbak Haya yang cetar? Hanya untuk ALLAH..sungguh dalam mbak.
BalasHapusBahagia deh lihat petani yang hanya takut pada Allah, bukan pada serangan manusia apalagi takut rezeki berkurang. Ternyata kalau tawakkal kita tinggi, rezeki malah mudah. Indonesia jaya terus!
BalasHapusSpeechless beneraaaan.... semoga Indonesia makin jaya di tangan para pemimpin negeri yang tangguh dan tak kenal takut pada manusia, hanya takut pada Allah :)
BalasHapusYup...masih banyak yang belum sinkron regulasi dr tingkat undang-undang smp ke peraturan pelaksananya. Kadang2 undang-undangnya sudah ideal tp pelaksanaan dan perangkat hukum pelaksanaanya malah blm bisa selaras. Jayalah petani Indonesia...bangkit dan kembali berjaya #comment anak petani hehehe
BalasHapusTulisan nya sangat bagus dan bisa mengantarkan saya ke sini serta memotivasi saya. Terima kasih banyak mbak salam kenal dari
BalasHapus