Rabu, 28 Januari
2015, adalah hari terakhir saya dan teman-teman #HappyBloggers di Singapura. Seperti
yang saya ceritakan di postingan INI, saya pernah mengalami pendarahan di bulan
November dan Desember 2014. Badan lemaaas bawaannya pengin merem terus di kasur.
Alhamdulillah
saya mendapat kesempatan cek colposcopy dengan Dr. Chia Yin Nin di Gynaecology
and Oncology Specialists, Gleneagles Hospital. Tempatnya bernuansa
ungu dan feminin banget. Nyaman dan bersih. Perawat paruh baya menyambut ramah. Saya antre di
ruang tunggu bersama pasien keturunan Arab dan Tiongkok. Menurut Lynndy Lee,
Manager Marketing Communications Parkway Hospitals, banyak pasien
mancanegara yang memercayakan penanganan kesehatan mereka di Singapura.
Apalagi, dokternya wanita kayak Dr. Chia. Masalah kewanitaan memang sensitif,
baik bagi pasien ibuk-ibuk maupun para suami.
Ada yang unik, di
ruang tunggu saya dikasih tisu basah. Eiiit sebentar, bukan soal tisu basahnya.
Saya mah udah sering pakai tisu basah. Tapi, kemasan tisu basahnya ini, lho, yang
unik. Ada penjelasan tentang macam-macam metode kontrasepsi. Wah, kreatif. Edukasi
bisa melalui benda apa aja, ya. ^^
![]() |
Kemasan tisu basah yang unik (depan) |
![]() |
Belakang |
Apa itu colposcopy?
Colposcopy adalah
pemeriksaan leher rahim, apakah ada tumor atau kanker di leher rahim dan di
sekitarnya. Dengan colposcopy, letak persis tumor dan kanker bisa diketahui.
Alatnya bernama Colposcope.
Kenapa colposcopy perlu dilakukan? Wanita yang sudah menikah atau
melakukan hubungan seksual harus rutin pemeriksaan papsmear dua tahun sekali.
Jika hasil papsmear menunjukkan ada masalah, pemeriksaan dilanjut dengan colposcopy.
Tapi, kalau tidak, pemeriksaan colposcopy tidak perlu dilakukan.
Berikut hal-hal
yang harus diperhatikan sebelum pemeriksaan colposcopy.
1. Pasien tidak
sedang dalam masa menstruasi.
2. Pasien tidak
melakukan hubungan seksual minimal 24 jam sebelum pemeriksaan colposcopy.
3. Pasien tidak memasukkan
obat-obatan ke vagina.
Sebenarnya, saya
agak kaget waktu pertama kali ketemu Dr. Chia. Orangnya cantik, modis, dan
tampak masih muda banget! Suer! Padahal, prestasi dan sepak terjangnya udah
seabrek-abrek. Dr. Chia lulusan National University of Singapore, Royal College
of Obstetricians & Gynaecologists London, dan Royal Australian New Zealand
College of Obstetricians & Gynaecologists. Beliau memilih profesi Onkolog
karena sebagian keluarganya meninggal karena kanker hiks. Dr. Chia ingin
mengabdikan diri di dunia kesehatan dengan mengobati para pasien kanker. Niat
yang sangat mulia ya, Teman-teman? Oiya, saya baru tahu kalau dokter yang
memiliki moto hidup Orang yang Bahagia
adalah Orang yang Sukses ini juga desainer pakaian. Aih, pantes cantik dan
modis! ^^
![]() |
Dr. Chia Yin Nin (foto milik: medicalgrapevinesia.com) |
Balik ke colposcopy. Dr. Chia menanyakan
kondisi saya dan saya menceritakan semuanya. Curhat pol-polan, deh, pokoknya. J Kemudian, dokter
menjelaskan kemungkinan penyebabnya secara detail dengan bantuan gambar dan
alat peraga kesehatan berbentuk rahim.
Sebenarnya saya
agak takut menjalani pemeriksaan ini. Meski sudah 12 tahun menikah dan punya 3
anak, saya belum pernah sekalipun papsmear. Berhubung ada pendarahan, saya
disarankan langsung colposcopy. Dengan bujukan, penjelasan yang lembut dan
hati-hati, dokter berhasil meyakinkan saya bahwa colposcopy sama sekali tidak
sakit. Salut sama kesabaran Dr. Chia. Sepertinya, selain harus punya skill, dokter juga harus punya ilmu
psikologi agar bisa menenangkan pasien.
Colposcope |
Saya diminta
berbaring dan membuka kedua paha. Pemindai dimasukkan ke liang senggama, lalu rahim
saya “diteropong”. Dr. Chia benar. Rasanya tidak sakit, hanya kurang nyaman. Kalau
saya, sih, tidak perlu minum obat penghilang rasa nyeri. Wong enggak sakit. Saat “periksa dalam” ini saya bisa melihat rahim
saya dengan jelas melalui monitor. Alhamdulillah, kata Dr. Chia, rahim saya
“bersih”.
Berikutnya,
pemeriksaan pendukung, transvaginal ultrasound. Pemindai yang sudah dioleskan
gel dimasukkan dengan jarak pendek saja ke vagina. Saya merasakan sedikit
tekanan di dalam. Rahim saya terlihat melalui monitor. Pemeriksaan transvaginal
ultrasound dilakukan jika pemeriksaan abdomen ultrasound dianggap belum cukup
memadai. Fyi, abdomen ultrasound itu
USG yang biasa dipakai saat bumil periksa kehamilan. Alhamdulillah semuanya sehat. Kemungkinan pendarahan
karena stamina tubuh yang sedang menurun (hipotensi) bereaksi dengan alat
kontrasepsi saya pakai sekarang. Yang paling penting dari dua pemeriksaan ini
adalah kita HARUS RILEKS. Tubuh dan pikiran jangan tegang. Pemeriksaannya
sebentar banget. Apalagi yang transvaginal ultrasound, cuma beberapa detik.
Transvaginal ultrasound |
![]() |
Hasil pemeriksaan colposcopy dan transvaginal ultrasound |
Bumil aman
melakukan colposcopy dan transvaginal ultrasound jika dibutuhkan. Oiya, saya
mendapatkan hasil colposcopy dan transvaginal ultrasound hari itu juga. Tidak perlu bolak-balik keesokan harinya atau
menunggu sampai beberapa hari kemudian. Kesimpulannya, tidak ada masalah di
dalam organ reproduksi saya. Saya hanya diberi obat untuk menjaga keseimbangan
PH vagina.
Satu hal yang
benar-benar saya pelajari dari rangkaian kunjungan medis ke Singapura adalah
setop menyepelekan gejala atau keluhan apa pun pada tubuh kita. Bahkan, saat
kita merasa tubuh selalu fit, kita tetap WAJIB checkup kesehatan ke klinik atau rumah sakit. Saya teringat percakapan saya dengan seorang ibu penderita kanker rahim di sebuah rumah sakit. Waktu itu saya sedang menemani ibu mertua saya berobat radioterapi.
"Saya nyesal baru berobat. Seharusnya saya berobat dari setahun yang lalu, saat saya mulai pendarahan. Tapi, saya abai. Sekarang stadium kanker sudah tinggi ...," kata sang ibu sedih.
Pemeriksaan dini membuat hasil pengobatan lebih efektif. Jangan tunggu sampai penyakit parah baru berobat. Pastinya kita ingin terus sehat dan menghabiskan sisa umur kita bersama anak cucu. Akur, Teman-teman? [TAMAT] Haya Aliya Zaki
"Saya nyesal baru berobat. Seharusnya saya berobat dari setahun yang lalu, saat saya mulai pendarahan. Tapi, saya abai. Sekarang stadium kanker sudah tinggi ...," kata sang ibu sedih.
Pemeriksaan dini membuat hasil pengobatan lebih efektif. Jangan tunggu sampai penyakit parah baru berobat. Pastinya kita ingin terus sehat dan menghabiskan sisa umur kita bersama anak cucu. Akur, Teman-teman? [TAMAT] Haya Aliya Zaki
Parkway Hospital's Patient Assistance Centre (Indonesia)
Suite 908 Tamara Centre
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 24
Jakarta 12920, Indonesia
24 hour helpline: (62) 811 942 720
Telp: (62) 21 520 7773
Fax: (62) 21 520 7774
E-mail: info@parkway.co.id
Dokternya cantik bangeeet! O_o
BalasHapusSayangnya, pemeriksaan lanjutan seperti ini masih mahal di Indonesia, ya. Akhir tahun lalu ada saudaraku di kampung meninggal akibat kanker rahim. Ketahuannya udah stadium lanjut dan gak punya cukup uang untuk berobat. Akhirnya keluarganya pasrah aja dengan pengobatan seadanya :(
Colposcopy sama kayak pap smear ya mba?
BalasHapusBukan, Oline. Colposcopy ini pemeriksaan lanjutan dari papsmear. Dengan colposcopy kita bisa tahu dengan detail di mana persisnya letak sel kanker atau tumor, sementara papsmear tidak.
HapusAsyiknya bisa cek kesehatan alat reproduksi :)
BalasHapusSemoga pemeriksaan ini bisa dicover BPJS di Indonesia sehingga perempuan2 Indonesia sehat luar dalam ....
Dengan dokter perempuan seperti ini, tentunya mendatangkan kenyamanan tersendiri ya Mbak. Kalau di sini saya harus agak jauh dari rumah melakukannya, sebab dokter kandungan di rumah sakit dekat rumah lelaki semua :)
BalasHapusWaaa masalah wanita emang sensitif sekali ya Mak. Dan dokternya cantikkk
BalasHapusOhh...itu rangkaian pemeriksaan setelah papsmear ya Mak Haya? Aku baru tahu nih... Memang sebagai wanita yg sudah menikah sebaiknya kita cek kesehatan organ intim kita ya Mak... Supaya secara dini kita bisa mengetahui apakah ada masalah atau tidak dgn organ reproduksi wanita... makasih ya Mak Haya yg baik hatinya telah berbagi info...
BalasHapusWah baru tau ada pemeriksaaan colposcoly ini.Pap smear aja saya belum pernah.Takut.Btw dokternya cantik banget ya.
BalasHapusDokternya Cantik bgt. Hmm, disana ga wajib pake blazer putih ya? *lospokus hehe
BalasHapusTfs, Cikgu
Aku belum pernah papsmear mak, sepertinya perlu diagendakan nih. Oya curhat polpolannya itu pake bahasa Inggris ya mak?
BalasHapusYang aku, pake bahasa Inggris, Mak. Tapi, kalo ga bisa bahasa Inggris, ada penerjemah medis di sana. Jangan khawatir. :)
HapusDuuuuuh....aku juga belum pernah papsmear mbak. membaca ini, aku pengen check up ke rumah sakit itu, Ada mahal gak mbak? :D
BalasHapusMenurut aku, sih, harganya standar. :)
HapusMembaca ini, saya mendapat dua pelajaran.
BalasHapusTentang kesehatan dan ilmu kepenulisan.
Tetap berbagi, ya, Mba. ^^
Mbak Haya ritun ya papsmer? dapat ilmu baru nih, jadi pingin periksa juga
BalasHapuskondisi kliniknya mirip pondok indah ya haya.. uni pernah di ruangan seperti itu di RSPI Pondok indah, waktu periksa paska kelahiran kakak billa dan alm miftah. karena khawatir masih ada sisa benda asing atau apalah namanya di rahim uni, karena mengeram mayat selama sebulan.
BalasHapusuni sering papsmear, sering usg vaginal, tapi baru denger nih perihal colposcopy. itu pemindainya seperti apa ya Haya?
Dokternya cantiiik bingits^^
BalasHapusBeruntung sekali mbak Haya bisa cek kesehatan di sana ya. Ternyata pemeriksaannya gak lama. Ketakutan kita aja yang lebih besar. Padahal gak apa-apa.
Oke, kalo gitu aku juga harus periksa nih. Harus beranikan diri :)
Aku papsmear setahun sekali baru tiga tahun belakangan. Tapi kalau mau papsmear tetep saja deg-degan :D Padahal papsmear nggak lama. Calpocospy itu hanya kalau hasil pasmera ada gejala atau bisa karena indikasi lain?
BalasHapusColposcopy dilakukan jika dari papsmear diketahui rahim dan atau leher rahim ada masalah, Fita.
HapusKalo pemeriksaan seperti diatas di Indonesia ada gak ya cikgu, trus kira2 berapa ya ? sejauh ini saya rutin papsmear :)
BalasHapusDokternya modis nian ^_^
eek.. dokternya beneran cantik banget yak
BalasHapusbaru tau apa itu colposcopy..btw mbak, kalo pemeriksaan papsmear itu harus rutin dilakukan kah walau gak ada keluhan apa2?
Papsmear itu kudu rutin, Isti, walaupun tidak ada keluhan sakit/gejala apa-apa. Kadang pernyakit datang tanpa disertai gejala.
HapusMbak, aku belum pernah pap smear hehehehe... jadi mau tanya ke Mbak Haya, aku khan baru lahiran sc 8 bulan lalu, bayanganku sih dokter obgynnya liat kondisi rahimku yah, semoga bersih dan tidak ada apa-apa, brarti aku jadwal papsmear setelah 12 bulan pasca melahirkankah, Mbak Hay?
BalasHapusBoleh kapan aja setahuku, Mbak, yang penting tidak sedang menstruasi. Silakan konsul dengan obgyn Mbak Fitri.
HapusAku dah melahirnya 2x tp blm pernah papsmear dll.. Waduh.. Jd pengen papsmear ini, TFS yah mbak :)
BalasHapusDr Chianya cantik bingits, envy deh hihihi. Dapet ilmu baru, nih soal papsmear. Noted ah :)
BalasHapusSaya ngebayangin aja udah serem mbak Haya, tapi pengen nih sesekali papsmear, makasih ya info detailnya :)
BalasHapuspapsmear saya juga masih takut... sama dengan yang lain, masih merasa trauma dengan pasang iud 3 tahun yang lalu dan belum diperiksa ulang sampai sekarang... tapi harus ya... hiks.. harus ngumpulin nyali nih...
BalasHapusDokternya cantiiiiik dan berprestasi, hebat..
BalasHapusSemakin lama, teknologi semakin canggih ya mak Haya. Jangan-jangan, nanti ada lagi teknologi baru peepology, bisa langsung lihat ada masalah di mana-mana, sekali intip dua-tiga pulau terlampaui *eeh...
BalasHapusaku tu selalu parno kalo liat kursi nya obgyn kak .. ngeri2 gimana gitu... makanya mo papsmear maju mundur cantik terus padahal harusnya rutin yah :(
BalasHapusPengalaman baru baca postingan ini. Rada ngeri juga ya mak. Jadi cewe itu tidak gampang ternyata
BalasHapusApalagi kalau jadi ibu. Tapi, pahalanya juga ga tanggung-tanggung, Mak. :)
HapusDuhh, klo bayangin tubuh sendiri, ga pernah cek apapun, padahal keluhan banyak -__-
BalasHapusDokternya cantik banget... keliatan muda dan cerdas ^^. Makasih infonya mbak.. wanita-wanita seperti kita memang harus aware sama kesehatan ya mbak.. Eh kemasan tisunya keren.. edukatif lagi ;D
BalasHapusSemoga sehat terus ya mbak...
Dokternya cantik dan modis, memang lebih nyaman kalo dokternya wanita ya :)
BalasHapusAku belum pernah papsmear padahal sdh punya anak 3, masih ngeri hiks.
Hasil tesnya gimana mbak? Dokternya gaul abis deh mbak.keyenn
BalasHapusHaduh, ngilu ngebayanginnya. Aku kok malah jadi senam kegel ini. Takuuuuut, Kak. :(
BalasHapus