Jalan-Jalan Singapura: Halo, Singapura! bisa di baca DI SINI.
Malam pertama di
Singapura, saya tidur nyenyak. Mimpi indaaah banget. Mau tahu mimpi saya? Saya
mimpi makan bermangkuk-mangkuk longan red
date hahaha! Menu ini santapan favorit saya semalam di Grand Hyatt. Makanya
sampai kebawa mimpi. Isi longan red date
adalah manisan longan, kurma tanpa biji, dan kismis. Manis, tapi tidak terlalu manis. Rasanya
bikin saya sulit berhenti makan! Tapi, kalau nambah terus, kan, malu. Mau pamer fotonya, eh, ternyata kehapus dari kamera hiks.
Pukul 7 pagi saya
membuka gorden jendela kamar. Ow, langit Singapura masih gelap gulita. Apa saya
bobok cantik lagi? Tapi, kalau nanti telat bangun bagaimana?
Akhirnya, saya
memilih leyeh-leyeh di kasur sambil blogwalking.
Pukul 7.30 telepon kamar berdering. Eh, siapa yang menelepon ke kamar? Apa
suami saya? Kenapa enggak menelepon ke ponsel saja? Toh, dia sudah tahu nomor
saya. Atau, Mrs. Fern? Tapi, kami janjiannya, kan, masih satu setengah jam
lagi?
Begitu saya
angkat, terdengar suara di seberang sana, “This
is your wake up call ….”
Bwahahaha!
*ngakak gelundungan* Idiiih, itu, sih, alarm dari hotel, yak. Katrok amat saya!
Pakai acara penasaran to the max segala
bwahahaha!
Otreee, kembali
ke topik. Teman-teman yang mengikuti cerita di blog saya mungkin sudah pada
tahu. Beberapa waktu lalu saya pendarahan. Fisik sempat drop. Sekarang pendarahan sudah berhenti. Tubuh mulai fit. Tapi, saya tetap ingin memeriksakan diri. Alhamdulillah,
kali ini saya mendapat kesempatan medical checkup
ke Paragon, Orchard Road, bersama teman-teman bloggers dan tim Reader’s
Digest Indonesia (RDI).
Selasa pukul 9.00
pagi saya, Natali, Dessy, dan RDI
sampai di Paragon. Paragon merupakan pusat perbelanjaan barang-barang mewah dan
kulineran asyik. Lho, mau medical checkup, kok, ke Paragon?
Eits, begini. Singapore
Medical Group (SMG) merupakan jaringan pelayanan kesehatan yang memiliki lebih
dari 50 dokter spesialis dengan 22 spesialisasi medis. Ada 15 klinik yang tersebar
di Paragon, Mount Elizabeth Novena Specialist Centre, Novena Medical Centre,
dan Gleanegles Medical Centre. Jadi, selain pusat perbelanjaan dan tempat
kulineran, di Paragon juga ada pusat medis. SMG melayani pasien dari 61 negara
dengan 15 bahasa. Wow! Teman-teman yang mau berobat di Singapura jangan cemas
soal bahasa, ya. Tim penerjemah siap grak membantu.
Selama ini pelayanan
medis di Singapura memang sudah tepercaya, baik oleh pasien lokal maupun
mancanegara. Pastinya karena keahlian mumpuni para dokter. Dokter-dokter di
Singapura menjadi tonggak utama perawatan medis mulai dari mata, jantung,
operasi otak, terapi kanker, transplantasi organ, sampai penelitian tentang stem cell (sel punca). Selain itu, sebagai
pasien, kita butuh batin yang tenang saat berobat. Penduduk Singapura welcome sekali dengan pendatang dari
berbagai kultur budaya dan ras. Tingkat keamanan wilayahnya tinggi. Tidak ada
konflik perang, demo, bencana alam, atau hal-hal lain yang mengancam
keselamatan.
Jika Teman-teman
ingin berobat ke Singapura, perwakilan Singapura yang ada di Jakarta siap
membantu, mulai dari membuat janji, memberikan second opinion, sampai mengatur pasien berangkat dan tiba di
Singapura. Jangan lupa membawa paspor setiap datang ke rumah sakit atau pusat
medis di sana. Rekam medis disimpan berdasarkan nomor paspor. All computerized. See, no need to worry. Just focus on recovering well. J
Rencananya hari
ini saya tes darah, urin, jantung, mata, dan kulit. Aura pecicilan mendadak
muncul. Rasanya enggak sabar pengin konsultasi kulit di sini! Siapa tahu pas
pulang wajah saya berubah kinclong tring silau men! *ngaca sambil cubit-cubit gemas
pipi sendiri*
Baideweiii, waktu
ditanya apakah saya rutin medical checkup,
saya malu sendiri. Hm, sepertinya kita sering takut mau medical checkup. Hayooo … pada ngaku. Takut bakal ketahuan punya penyakit
A, B, atau C. Padahal, semakin dini memeriksakan diri, semakin cepat penyakit ditangani.
Betul, tak? Mungkin selama ini kita mengira cuma tsunami dan gempa bumilah yang
bisa merenggut banyak jiwa. Padahal, padahaaal, sikap mendiamkan penyakit pun
menyebabkan hal yang sama hiks! Sebagian penyakit tidak menimbulkan
gejala atau keluhan, contohnya kanker. Rutin medical checkup sangat perlu!
Sebelum medical checkup, saya melihat-lihat lokasi
The Cancer Centre. The Cancer Centre menjadi tempat pilihan untuk pemeriksaan gejala kanker dan kemoterapi
(terapi kanker dengan menggunakan obat-obat kimia) pasien kanker. Top 3 cancers yang ditangani adalah kanker usus besar, kanker payudara, dan
kanker paru-paru. The Cancer Centre punya terobosan terbaru bernama Targeted
Therapy. Obat-obat kimia yang digunakan hanya menyerang sel-sel kanker. Sel-sel
normal tubuh tetap aman. Wow, saya baru tahu, nih. Yang saya pelajari selama
ini obat-obat kanker bersifat sitotoksik, artinya obat-obat kimia tersebut pukul
rata menyerang sel-sel kanker dan juga sel-sel normal tubuh. Teknologi medis di
Singapura memang terbilang maju. Sekadar info, ada 21 rumah sakit dan pusat
medis yang memiliki akreditasi Joint Commision International (JCI) dan 11 rumah
sakit memiliki sertifikat International Organization for Standardization (ISO).
Setiap hari The Cancer Centre mengobati 15 – 20 pasien dari pagi hingga pukul 9
malam. Tempatnya bersih, tenang, dan homy.
Sebelum menampung
urin, saya diminta mengisi formulir riwayat kesehatan, a.l alergi obat,
penyakit yang pernah diderita, dan penyakit orangtua. Riwayat kesehatan ini
penting untuk membantu menegakkan diagnosis dan menentukan jenis terapi.
Setelah menampung
urin, kami mengobrol dengan Felicia Hu, Director Public Relations and
Communications SMG. Dengan bahasa Inggrisnya yang cepat, Felicia menjelaskan
tentang buku Cancel Cancer Live Right Eat
Well yang mereka terbitkan untuk pasien kanker. Buku setebal 300 halaman
itu ditulis duet oleh Dr. Wong Seng Weng dan Chef Eric Teo.
Dr. Wong Seng Weng
adalah Medical Director of The Cancer Centre. Beliau dokter spesialis diagnosis
dan terapi kanker pasien dewasa, khususnya pasien kanker payudara, kanker
paru-paru, dan kanker saluran pencernaan. Sementara, Chef Eric Teo adalah seleb
chef peraih berbagai prestasi, salah
satunya World Gourmet Summit Executive Chef of the Year (2006, 2008, 2009).
Melalui buku
berbahasa Inggris dan Mandarin ini, Dr. Wong Seng Weng membuka mata kita
tentang apa itu kanker dan mitos-mitos seputar kanker. Komplet! Pakai contoh
kasus juga. Dari pengetahuan akan datang
kekuatan –kekuatan melawan kanker, demikian menurut sang dokter. Chef Eric
Teo melengkapinya dengan aneka resep makanan sehat dan lezat. Foto-fotonya
keren! Mirip makanan restoran, bukan makanan pasien. Seperti yang kita tahu, asupan makanan sangat penting bagi pasien
kanker. Terapi kanker biasanya memiliki efek samping yang mampu menurunkan daya
tahan tubuh. Selera makan hilang karena muntah berlebihan. Saya paham,
kebetulan saya pernah membantu merawat ibu mertua yang sakit kanker otak. Pasien
kanker diusahakan makan makanan bergizi baik untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan bisa lanjut ke terapi selanjutnya. Recommended book!
Setelah Dessy,
giliran saya cek darah. Darah dimasukkan ke 3 tabung berbeda warna dan ukuran.
Menurut Felicia, kami bisa menerima hasil checkup
dalam waktu tidak kurang dari sejam.
![]() |
Ambil darah |
Selanjutnya,
periksa jantung dengan alat ECG (electrocardiography). Saya diminta berbaring
santai. Tangan dan perut saya ditempeli kabel-kabel. Hanya beberapa menit,
pemeriksaan selesai. Saya pun boleh makan sandwich
dan minum teh tariiik! Yes! Yes! Yes!
![]() |
Electrocardiography |
Selesai makan, pemeriksaan
mata. Pemeriksaan mata yang pertama untuk menentukan tekanan mata. Wah, yang
ini saya baru tahu juga. Biasanya yang diperiksa hanya tekanan darah. Kali ini
tekanan mata. Nama alatnya tonometry.
Caranya, dekatkan
wajah ke alat, kemudian topang dagu di alat tersebut. Mata jangan berkedip.
Nanti seperti ada embusan angin yang tiba-tiba mengarah ke mata kita dan
membuat kaget hihi. Menurut Felicia, pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah
mata kita terindikasi penyakit, misalnya glaukoma, atau tidak.
Pemeriksaan mata
berikutnya, saya diminta membaca kalimat di buku dengan berganti-ganti lensa
dan membaca huruf di layar dari jarak tertentu. Alhamdulillah, semua
pemeriksaan menyatakan mata saya sehat.
Petugas medis
bertanya apakah saya pernah memakai lensa kontak. Saya mengatakan tidak. Petugas medis mengingatkan tentang risiko memakai lensa kontak. Sebaiknya lensa kontak
dipakai dalam rentang waktu 8 – 10 jam. Hati-hati jika memakai lensa kontak
warna-warni untuk kecantikan (kosmetik). Biasanya ada dua lapisan di lensa
kontak, yakni lapisan bening dan berwarna. Belilah lensa kontak di toko yang
sudah tepercaya. Kalau beli di toko sembarangan bahaya! Katanya, lapisan berwarnanya itu sekadar
dicat atau asal ditempelkan. Hiiiy … ! Kasihan mata kita!
Untuk pengobatan
mata, saya tertarik dengan Relex Smile (REfractive Lenticule EXtraction, SMall Incision Lenticule Extraction). Relex Smile adalah pengobatan dengan
teknologi laser berupa sayatan mikro di permukaan kornea. Lebih canggih daripada lasik biasa. More gentle and bladeless. Hanya
membutuhkan waktu 10 – 15 menit untuk satu mata. Proses penyembuhannya pun cepat. Saya ingin mata minus dan silinder Faruq diobati
dengan cara ini. Meski masih berumur 11 tahun, minus dan silinder Faruq cukup gede. Sayang, umur pasien minimal harus 18 tahun. Pada usia 18 tahun
pertumbuhan bola mata sudah terhenti. Sabar ya, Nak! J
Di postingan berikutnya saya akan bercerita tentang konsultasi saya dengan dokter spesialis kesehatan wanita Dr. Christina Low dan dokter kulit Dr. Jonathan Yong. Keduanya dokter spesialis lulusan universitas di Irlandia. Fyi, handsome sangatlah Dr. Jonathan ini! Mirip Chow Yun Fat waktu masih muda! *molaaaiii* Mau tahu pengalaman emejing saya di-Hydrafacial? Hydrafacial, fasial tanpa jarum dan tidak sakit sama sekali. Stop menyanyi lagu Sakitnya Tuh di Sini ala Cita Citata. *nunjuk hidung yang langganan ditusuk jarum fasial* Meski tidak sakit, komedo dijamin mabur kabeh. Mau tahu? Tungguin, ya! ^^ [bersambung] Haya Aliya Zaki
Mantap Makk liputannya... Singapura memang byk menginspirasi dalam banyak hal... Selalu ada point yang bisa ditulis... Aku betah nyimak cerita Mak Haya di sini...
BalasHapusAku tunggu oleh-oleh ceritamu pulang dari Singapura nanti ya, Mak. Have a safe flight! :)
HapusUntunglah aku rutin MCU (setahun sekali). Aku justru penasaran kalau ada sesuatu yang mencurigakan di tubuh, Hay. Walau setelahnya jadi tau dan malah nambah mikirnya, tapi paling tidak bisa cepat tahu cara pengobatannya. Btw, ditunggu lanjutannya. ^_^
BalasHapusKalau ga ada yang mencurigakan pun tetap harus checkup, Kak. Moga kita selalu dianugerahi kesehatan, ya. Aamiin. Tunggu postingan selanjutnya. :D
HapusMantab surantabs ya kak pelayanannya pantesan aja pasiennya dari mana2..
BalasHapusEh aku termasuk yg males medical check up paling2 pa2 yg rutin bantu ngecek tekanan darah lumayan kan ada dokter gratis ;)
Hihihi aku juga malesan. Tapi pas dikasih tahu begitu dan setelah ngalami sakit, insya Allah pengin rutin checkup, Mun, supaya cepat ditangani kalo ada apa-apa. :)
Hapuswaaaa asyiknyaa dapet medcheck gratissss..
BalasHapussingapur pelayanannya emang oke punya.
Sayang di Indonesia kalah sama pelayanan, padahal dr segi kualitas dokter juga keren.
Moga sehat2 terus yaa mak hayaa.
ditunggu lanjutan tulisannya :)
Iyes, great service salah satu kekuatan mereka. Aamiin. Doa yang sama untukmu, Nisa. :)
Hapuswah postingan kesehatan nih. alatnya canggih
BalasHapusIya, dapet wawasan baru, Lid. :D
HapusItu 15 bahasa ada Bahasa Jawa nggak ya? =)) Bukan ke takut sih Mbak kalau cek ap kalo aku, hihi lebih ke males hahahaha. Eiya, penasaran banget yang Mbak bilang komedo maburrr... eh kok bersambung huhuhu
BalasHapusHahahahahah ini anak kalo komen bikin aku atit uyut aja. :)))) Iyaaak tungguin yang postingan Hydra, ya. :D
Hapusbaguuuus mak pengalamannya...dan liat Cancer Centernya oke bangeet ya...di sini metode targeted juga sudah dikembangkan, beberapa malah sudah memakai..tapi karena baru, masih diliat efisiensinya dalam pemunahan seluruh sel kanker. Tapi you are so lucky lho, to get this valuable experience...
BalasHapusIya, Mak Indah. Senang bisa share ttg hal ini buat teman-teman. Makasih sudah sharing ttg targeted therapy juga. Jangan bosan mampir, ya. :)
HapusBtw, aku selalu jadi silent reader di blog Mak Indah, terutama membaca cerita engkau berobat kanker di New York City. Terus berjuang ya, Mak. Allah bless your journey. *peluk*
HapusMakasih sharingnya Mbak Haya. Aku salah satu yang takut Medical Check up. Ngaku..
BalasHapusHayooo mulai sekarang jangan takut lagi hehehe. Lebih baik mencegah daripada mengobati. #selfreminder
Hapusasyiknya bisa jalan-jalan ke sana cikgu, nyaman banget ya cancer centre nya... pasien juga pasti g terlalu stress jika suasana RS nya senyaman itu :)
BalasHapusSering disebut "hospitel" alias hospital dengan servis hotel, Mak hehehe.
HapusTadi perasaan udah komen di henpon eh ternyata ilang. hiks T_T
BalasHapusAkkk seru, Mak!
Sebenernya aku pengen tau lebih tuh tentang perawatan matanya karena mataku minus 4 silinder 2 sekarang hiks
Putri bisa cek di website mereka di http://www.paragonmedical.com/. Mungkin bisa konsul via dunia maya. Oiya, untuk pengobatan minus dan silinder ada Relex Smile. Boleh konsul ke dokternya dulu.
Hapusuwaaa seru banget makkk,untung aku dulu mau make lensa kontak tapi gagal terus,alhamdulillah bertahan dengan kacamata hehehe
BalasHapusHihihi aku juga ga berani pake lensa kontak, Mak. Slebor gini. Ga telaten ngerawat lensa kontaknya.
HapusAaak.. terakhir MCU karena mau nikah, hahaha. saya juga pernah baca dan tau kalo lensa kontak gak boleh beli sembarangan, makanya suka ngeri kalo liat yang promo2 lensa berwarna, punya temen yang matanya udah kenapa2 gegara pakai lensa kontak soalnya x(
BalasHapusterakhir, semoga sehat terus ya mbaaak :D
Waaa ... kenapa mata temannya, Is? Hiks aku juga ngeri kalo ada yang nawarin lensa kontak warna-warni gitu. Mata kan sensitif banget, ya. Aamiin, moga Is dan keluarga juga sehat-sehat selalu, ya. :)
Hapusisa ingung aku kalo alarmnya model di tlp gitu...hehe
BalasHapusHahahah mari kita bingung bareng. :)) *koprol*
HapusBtw,apakah fasilitas cihuy ini bisa ditebus dgn bpjs? #seriusnanya #walauterdengarnyinyir #nyinyirbpjsmaksudnya #bukannyinyirmakhaya
BalasHapusBelum bisa setahuku. Tapi, kalo asuransi komersial mungkin bisa dipake treatment keluar negeri. Tergantung masing-masing perusahaan asuransi. Bisa dicek langsung ke perusahaan asuransinya, Mak.
HapusAku punya keloid di dada nih. BANYAK. Dan kalau mau hilang total sih gak bisa, karena ini genetik. Pernah berkali kali suntik keloid di dokter kulit, eh setelah aku berhenti, keloid malah tambah banyak. Bekas suntikan pun berubah jadi keloid juga. Susah haha..
BalasHapusKAyaknya aku harus meluncur ke Singapura kali yaaaa... Siapa tau ada penemuan mutakhir masalah keloid.
Bisa langsung ke webnya http://www.paragonmedical.com.sg. Isi form. Bisa tanya-tanya via Skype atau telepon dulu.
Hapuspantes yaaa banyak yg lebih suka berobat ke singapur
BalasHapusalatnya canggih, lebih profesional, dan pelayanannya juga bagus
Iya, Singapur jadi 1 dari 10 destinasi medical tourism terbaik di dunia, Mbak.
HapusAku ngga pernah periksa kesehataann :)
BalasHapusAyo, periksa, Mak. Udah di atas umur 30 harus lebih mawas, katanya. :)
Hapuswuih seeru liputannya khas Blogger yg santai tulisannya, baca sampai habis. Oia yg membuat saya penasara dg perawan Singapore, satu yaitu seluk beluk orearasi Botoks, ups kirain diceritain juga disini :)
BalasHapusHahaha kagak adeee yang ekstrem geto. Semua alami-alami aja. :D
HapusPuaaaas sangat membaca reportase mak Haya yg details tp gak ribet (dr dulu aku sdh kagum).
BalasHapus2 thn lalu aku sempat cek jg ke RS Paragon ini mak ttg kankerku...
ternyata sekarang sdh lbh canggih lg ya terapi kankernya...luar biasa...
Terima kasih banyak mak Haya utk tulusan yg sangat informatif ini...
Salam
*gak sabar nunggu next session nya...
Udah pernah ke Paragon ya, Bun? Pastinya sekarang di sana tambah maju dan maju. Sehat-sehat selalu ya, Bun. Tunggu postingan selanjutnya, ya. ^^
Hapuswah, cek kesehatannya gunakan alat canggih begitu, puas pastinya ya di cek disana.
BalasHapuspostingannya keren mba guru Haya, informatif banget
Senang kalau bermanfaat, Mbak. :)
HapusPemeriksaan darah selesai dalam 1 jam? Pasti alatnya canggih, tuh.
BalasHapusIya, tapi karena selesai checkup kami langsung jalan-jalan, hasilnya dititipin di hotel, Mbak. :)
HapusYang menarik, perwakilan di Jakarta yang membuatkan deal, janji dsb, jadi pas ke SGP nya tinggal jalanin urusan aja, gak perlu repot urus ini itu ya? ini strategi buat penghematan waktu dan biaya juga. Mantap manajemen nya....
BalasHapusCozy banget ya tempatnya plus canggih :)
Yap, pasien tinggal bawa badan untuk berobat hehehe.
Hapuskapan ya di Indonesia pelayanan kesehatannya bisa kaya Singapura. be the we, kira2 biayanya berapa ya klo berobat kesana? kepo.
BalasHapusPantesan ya Mbak, Singapura selalu menjadi jujukan warga Indonesia yang mampu untuk berobat :)
BalasHapusSenang sekali ya kalo dinyatakan sehat. Kesehatan emang tak ternilai harganya :)
Ngomong-ngomong soal soft lens, saya jadi ngeri juga. Gak boleh asal beli ya. :D
lengkap banget ya mba buat med check doang padahal :") duh itu dikursin indo berapa rupiah ya...mupeng biar sehat pengen juga
BalasHapusWah canggih-canggih mbak, termasuk oplas di Singapura juga bisa ya? Hehe
BalasHapusDeretan tes yang sangat takut untuk ku lakukan, takut menghadapi hasilnya -_-
BalasHapus