So,
this is the day!
Senin, 26 Januari 2015, saya, Natalia Turangan dan Priadarsini a.k.a Dessy #HappyBloggers bersama
tim majalah Reader's Digest Indonesia (RDI) berangkat ke Singapura! Yeay!
![]() |
Natali, saya, dan Dessy (di tengah) |
Kami berangkat pukul 08.30 pagi naik Garuda
Indonesia. Rada deg-degan karena sebulanan ini Jakarta terus-menerus
hujan. Apalagi, sempat ada pengumuman di pesawat bahwa penerbangan sedikit
lambat karena lalu-lintas udara sedang padat. *lha, saya baru tahu lalu-lintas
udara bisa macet hihi* Tapi, ternyata, kami tetap sampai on time. Cuaca cerah sempurna. Perjalanan di angkasa raya nyamaaan
banget. Di pesawat, saya sarapan nasi ayam, membaca koran, dan menonton film The Book Thief sebentar. Semua yang saya
khawatirkan tidak terjadi, Teman-teman.
Halo, Singapura! ucap saya dalam
hati. Ini kali kedua saya menginjakkan kaki di Negeri Singa. Berarti, ini kali
kedua pula saya melihat Bandara Changi.
![]() |
Bandara Changi |
![]() |
Hello, Singapore! (foto milik: natalixia.com) |
Well, siapa yang enggak jatuh cinta melihat Bandara Changi?
Bersih, cantik, berteknologi tinggi. Bandara Changi bukan hanya untuk pesawat
mendarat atau lepas landas. Hari-hari libur, masyarakat Singapura bisa jalan-jalan,
belanja, dan makan-makan di sini karena banyak pertokoan dan restoran. Bandara
ini juga sebagai sarana edukasi untuk anak-anak. Saking kesengsemnya, saya
menjadikan Bandara Changi untuk setting
novel saya Hilangnya Berlian Pink (novel
anak) beberapa tahun lalu. Selain itu, mau tahu? Saya suka pemandangan “tak biasa” yang langsung
saya temui di sana. Pemandangan … pekerja berusia lanjut! Kabarnya, ada sekitar
2000 lansia di Singapura yang aktif bekerja. Menyenangkan menyapa para pekerja
lansia yang tampak bersemangat ini. J
Kami dijemput tour guide bernama Fern Wong. Orangnya
ramah dan murah senyum. Bahasa Indonesianya bagus banget! Mrs. Fern berprofesi
sebagai tour guide khusus untuk turis
Indonesia dan Cina selama 15 tahun. Ya, selain bahasa Indonesia, Mrs. Fern juga
jago bahasa Mandarin. Tidak sembarang orang bisa menjadi tour guide di Singapura, lho. Tour guide harus mengantongi izin resmi dari pemerintah. Mereka mesti memiliki wawasan luas tentang Singapura dan keahlian berbahasa yang baik. Yang menilai keahlian berbahasa Indonesia tour guide seperti Mrs. Fen adalah pihak KBRI Singapura. Nanti KBRI menyampaikan hasil penilaian mereka kepada pemerintah. Di minibus sudah menunggu Mr. Gopal, sopir yang bakal
setia mengantar kami menyusuri jalanan di Singapura.
![]() |
Mrs. Fen menjelaskan tentang Singapura |
Pilihan makan
siang pertama di Singapura jatuh pada nasi padang nan kondang Hjh. Maimunah
Restaurant di Jalan Pisang. Yuk, icip-icip menu serba-pedas. Lomak niaaan haha!
Favorit saya sotong masak hitam. Guriiih. Pedaaas. Biasanya kalau masak sotong, saya
membuang tinta hitamnya. Tapi, ini, kuah tinta hitamnya malah bikin nikmat! Ada
satu menu yang saya baru tahu, yakni siput sedut. Kuahnya mirip lodeh, tapi
lebih kental. Tinggal sedot isi cangkangnya! Katanya dua menu ini memang favorit banyak orang. Teman-teman ada
yang pernah coba? Jangan lupa pesan teh tarik kalau mampir ke sini, ya. Rasanya
jempol! Kata Mrs. Fern, bikin teh tarik itu harus benar-benar tiga kali
“ditarik”. Tidak kurang tidak lebih. Catet! Kalau tidak, yang minum bisa masuk
angin hihihi. Ada-ada saja.
Oiya, sempat ada kehebohan
sedikit. Rupanya Natali sama sekali enggak tahan pedas!
“Kayaknya gue satu-satunya orang Manado yang
enggak tahan pedas huhuhu …,” kata Natali sambil kipas-kipas mulut dan
bolak-balik meneguk air putih. *puk puk Natali* Natali kebalikan dengan Dessy yang suku Minang dan hobi makan nasi padang. Bahkan, Dessy tahu perbedaan macam-macam nasi padang. Semangkuk sup hangat dan lezat akhirnya menjadi
pelipur lara Natali. Di mangkuk supnya ada kata “pedas” dicoret. *canda, Nat hehehe*
Kenyaaang. Saya
dan Dessy salat zuhur di salah satu masjid terbesar di Singapura, Masjid Sultan Singapura, Muscat Street. Masjid ini sontak
mengingatkan saya akan kampung halaman, Medan. Jadi kangen! Masjid didominasi
warna hijau dan emas. Warna hijau mengembuskan napas Islam, sementara warna
emas warna kebanggaan kerajaan Melayu. Rumah-rumah di sekitar situ pun berdesain
rumah Melayu kuno. Pemerintah Singapura sengaja mempertahankan bangunan lama di
antara bangunan-bangunan pencakar langit di Singapura. Nama “Muscat” sendiri
diambil dari nama ibu kota kesultanan Oman yang terletak di utara Laut Arab.
Jadi, Masjid Sultan Singapura menggambarkan sejarah masyarakat Melayu dan Arab di
negara berpenduduk 5,3 juta ini. Oiya, banyak yang menyarankan saya icip-icip martabak kari di Zam Zam Restaurat di seberang masjid, tapi sayang tidak keburu waktu. Insya Allah lain kali kalau ada rezeki.
![]() |
Kotak surat dan koran tempo doeloe |
Berikutnya: Jalan-Jalan ke Singapura: Medical Checkup di Paragon Medical
Yang bangunan lamanya bentar lagi mau direnovasi tuh Mak. Saya pernah nginap di hostel, melipir agak ke sebelah kiri foto ini, sedang dipugar. Betul saya juga suka banget sama bandara Changinya. Bersih dan modern.
BalasHapusDirenovasi, tapi struktur bangunan lama sepertinya tidak diutak-atik ya, Mak. Yap, setuju. Changi memang canteeekkk. :D
HapusAaaaahhhhh aku belum pernah ke singapore :( hiks
BalasHapusEnaknyaaaaaa
*puk puk* Moga kita bisa halan-halan bareng someday ya, Put. :D
Hapusinspiratif mbak ;)
BalasHapusartikel ini layak dibookmark untuk menambah wawasan sesama blogger...
*dua jempol
Mamaciiih. Senang kalau postingan sederhana ini bermanfaat. :)
HapusAku ngiler siput sedutnya :D
BalasHapusDoyan siput ya, Mel? :D
HapusSlrrrpp!! Semoga rejeki mak Haya menulari semua emak2 blogger, aaamiiiin :))
BalasHapusIni kayaknya komennya sambil makan siput sedut. "Sluuurp" gitu hihihi.
Hapusbandara Changi emang cantik bingits ya, CikGu? Aku baru tiga kali ke negeri singa ituh, dan selalu saja berlama-lama di Changi, rasanya emang asyik banget hangout di situh sih.
BalasHapusSiput sedut? Belum pernah nyoba, CikGu, takut malah siputnya nanti yang nyeduh lidah kita? Haha...
Selalu suka dengan tulisan2muh, menginspirasi, dan bikin iri! *tolakpinggang. Hehe
Aaakkk makasih, Mbak. :* Kapan-kapan kita barenglah raun-raun ke Changi. Itu isi cangkang yang disedot, maksudnya. :))))
Hapusasiknya bisa jalan2 gratis hehehe,saya belum pernah ke changi,semoga ya tahun ini hehehe aamiin....kayaknya nggak asing sama supir bernama Mr Gopal,kapan hari bewe teman yg ke singapura juga supirnya Mr Gopal,apa jangan2.....hehehe
BalasHapusMungkin sama, mungkin juga ada Mr. Gopal 1, 2, 3 .... :))))
HapusWah asyik jalan jalan ke Singapuranya. Saya sampai habis melahap artikel ini. Namun yang jadi tanda tanya saya apa ini dalam rangka "eksekusi:" Hadiah sebuah competition? Hadiah GA bisa trip ke Singapura?
BalasHapusKeren eui. Saya aja satu kali aja belum pernah. Namun Alhamdulillah deh bisa liat liat kota Singapura dari foto foto di sini. Soal Menu sepertinya sudah akrab dengan lidah Indonesia ya seperti Sotong. Wah saya juga suka sotong. Baik Sotong Kecap maupun Sotong yang pedas, Kalau di Pontianak ada jenis SOTONG KODOK. HIehiehiehiehiehiee
Ini undangan dari majalah Reader's Digest Indonesia. :) Menu ini memang cukup akrab. Ini masakan padang ala Singapura. Sotong kodok itu jenis sotongnya atau gimana, ya? Jadi pengin tahu juga. :D
Hapusالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
BalasHapusبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ..
اَلْحَمْدُلِلَّهِ Ya lancar perjalanannya. Semoga lancar juga semua aktifitasnya aamiin,sedikit intip2 tadi"moga kesampaian icip2 martabaknya". Nanti posting martabaknya,he he. Biar seseru masakan lain,soalnya saya juga suka martabak indo,kali aja nanti ada di indo yg rasanya mirip kaya di singapura,atau malah ada ya martabak khas singarup di indo? Hmm. Jadi penasaran. Oh ya,banyak juga ya yg minat pengen menghampiri negri singa,moga terwujud yap aamiin.
Artikelnya memanjakan mata saya,emang dari hati nulisnya ya mba? He he
Terimakasih
Wasalamualaikum wr wb
Kapan-kapan mampir cobain martabaknya. Ini nulisnya dengan laptop hahahah.
Hapusngileerr ngileerrr makanannyaaa *slrruppp
BalasHapusAyo, pilih yang mana, Shin.
HapusEmaakkkkk...kpn daku bisa kesituh *mupeng
BalasHapusAamiiiiin. Aku doain, Mak! :D
HapusJadi pengen ke singapore
BalasHapussalam kenal
Salam kenal juga. Makasih dah mampir.
HapusSenangnya mbak..... terima kasih ya sudah membagi kebahagiaan di postingan ini.
BalasHapusSemoga saya bisa ke singapura suatu hari. Aamin..
Sama-sama, Mbak. Aamiin. :)
HapusKerennya, Maaaak! Semoga suatu saat bisa mampir SIngapura. Aamiin. :)
BalasHapusDoakan aku juga bisa main ke Negeri 1001 Malam ya hehehe.
Hapusihiiiyyy... siputnya enyak bingits :-P
BalasHapusHahaha nagih ya, Des. :v
HapusBelum pernah ke Singapura. Semoga suatu saat bisa ke sana.
BalasHapusAamiin.
Makasih Mbak sharingnya
Aamiin. Sem-sem. ;)
HapusBelum pernah ke Singapura
BalasHapusMakanannya bikin meleleh liur mba, yummy
Maaf, Mbaaakkk. :D
HapusAku sudah berapa kali ya ke S'pore, tapi belum pernah ngerasin siputnya. Cara Haya menggambarkannya jadi pengin ih. Btw, Changi agak mirip-mirip Kuala Namu ya, Hay. Hihihi... cuma bersih dan tertiban sono banyak. Hahaha.... Btw, kapan ya kita bisa sama-sama berlibur ke S'pore ini?
BalasHapusYuk, kita berangkat pake uang jula-jula hahaha.
HapusSingapura memang hebat ya negara sekecil itu bisa mengalahkan yang lebih besar, BTW pas saya ke Changi dulu, ada sepasang calon pengantin yang sedang photo Prewed di bandara loh, iyaa. Banyak pekerja India juga, dan pekerja lansia keturunan China. Singapura lebih kecil dari Jakarta
BalasHapushttp://titialfakhairia.blogspot.com/2015/02/kutunggu-kau-di-taman-surga-part-1.html
Kayaknya waktu aku ke sana juga ada yang sedang foto prewed di Changi, Mbak. Soale cakep sih tempatnya. Iyaaa aku senangla ngeliat pekerja lansia ini. Mereka cekatan dan tampak bersemangat.
HapusSingapore, aaah udah 2x beli tiket kesini selalu gagal berangkat. nexttime kalo tante haya mau kesana lagi ajak ajak yah. *SiapJadiTukangPotret :)
BalasHapusLha, kenapa gagal, Tari? Bolehlah kapan-kapan kita berangkat bareng. *langsung berpose* hihi
Hapusenaknya yg habis jalan2..dapat ilmu dapat teman dan dapat banyak pengalaman :)
BalasHapusBetul. Pengalaman, wawasan, dan teman itu yang ga bakal kebeli. :)
HapusHihi...jadi ritual sebelum makan foto makanan ya mak...asiknya bisa jalan2 ke singapur
BalasHapusHahaha don't try this ritual at home, yaaa. :v
HapusGa kolu liat siputnya antara geli tapi penasaran hehe....
BalasHapusNyari2 karung camilan sambil nunggu episode berikutnya :p
Jangan bosan mampir ya, Mun. :v
HapusMakasih mak,, informasi tentang Singapura. Dan yakin deh pasti masih banyak lagi yg mau mak haya ceritain deh,, sukka,,jadi besok2 kalo ada rejeki prgi kesono, udah tau dikit2 deh,, heheh,,,
BalasHapusIyaaak. Udah ada postingan baru itu. Moga bermanfaat, ya. :)
HapusAsyiknya yang halan-halan ke Singapore :)
BalasHapusNgakak liat foto ritual sebelum makan haha. Pasang posisinya beda-beda *ngakak lagi :D
Hahaha itu foto candiiiid. Kami juga ngakak waktu tahu. :))
HapusAku termasuk penikmat makanan pedassss jadi penasaran sama siput sedutnya Hjh Maemunah Resto :D Semoga bisa balik buat nyobain martabak seberang mesjid ya mbak... Aku juga pingin ke Singapore^^
BalasHapusAamiin. Kapan nih duo Haya ke Sing qiqiqi. Pasti seru! :D
Hapussenangnya mbak e...
BalasHapusitu sayang g ke zamzam murtabak....padahl depan masjid... apa kita aja pergi lagi kesana :D
mbak ditunggu liputan kecantikan hydranya:D
SIyap! Postingan hydrafacial menyusul, ya. :D
HapusLittle India bagus.
BalasHapusYap. Sebelum pulang kami main ke sana. :)
HapusSalam untuk Natali, Hay :) sesama orang yang nggak tahan makanan pedas :D
BalasHapusApa bikin komunitas Anti-Pedas gitu, Mbak Eno hihihi.
HapusJalan-jalan yang sangat menyenangkan ya, Mbak. Wah, jadi penasaran neh sama Singapore Sports Hub dan Garden by the Bay yang nanti ditulis lebih detail :)
BalasHapusInsya Allah saya tulis. Moga ga bosan baca. :)
Hapussenengnyaaa...bisa jalan-jalan ke Singapura, gratis pula :)
BalasHapusYuuukkk ngeblog yuuukkk. :D
HapusAh SIngapura...
BalasHapusAsyik banget Mbak bisa jalan-jalan kesana.
Benar-benar bersih dan teratur ya disana, seperti di bandara itu.
Saya terpesona dengan bagian dalam masjidnya itu. Sejuk sepertinya diruangannya...
Salam dari saya di Sukabumi,
Iya, semua serba-tertib dan teratur, Mas. Ga semrawut. Masjidnya sejuk, apalagi efek warna hijaunya itu, ya. Bikin tambah sejuk.
HapusMantap...keren banget hasil jepretannya Mak Haya... Singapura memang salah satu destinasi yang keren untuk disinggahi... Akhir bulan ini aku ada rencana ke sana juga.. Tiket sudah dikantongi..tinggal berangkat dan..melancong...uhuyyy...nyusul Mak Haya...
BalasHapusHuaaa selamat halan-halan! Ikooot! :))
HapusHahaha iya nih aku memang bernama Manado tapi gak bisa makan pedas, malu-maluin ya :D :D Aku juga sudah tulis tentang Day 1 di blog aku lho, siapa tahu Mbak Haya juga berkenan berkunjung yaa ^^
BalasHapushttp://natalixia.com/2015/02/07/ke-singapura-bersama-happybloggers/
Sudah mampiiiir. Mugi-mugi kita bisa jalan-jalan bareng lagi, ya. :D
HapusKalau kemarin pas sampai Singapura berarti kali kedua bertemu Changi, berarti pas ke sana pertama pulangnya nggak naik pesawat Mbak? *iseng banget nanya hahaha*
BalasHapusPenasaran Gardens by the Bayyy... kapan yaaah ke Spore :'(
Hahahahahahahahaha Unaaaa ... bikin aku ngakak aja. Tahu ya matematikaku payah hahahaahha. *ngeles*
HapusSubhanallah.. bener-bener rezekinya Mbak Haya ^^
BalasHapusFotonya cakep-cakep dan menu makanannya bikin ngiler :D
Bandara Changi bagus banget mbak. Itu restoran Hj. Maimunah yang punya orang Indonesia atau bukan ya?
BalasHapusMakanannya bikin ngilerrr ;)
BalasHapusSingapura, Negara kecil yang sarat budaya ;)
BalasHapuskapan-kapan ajak aku dong Bude hahahahaha.... kmrn sama si abi jadi kepikiran naik pesawat paling pagi, pulang pesawat paling akhir ^^ macem bude sm aba dulu ituh tuhh ^^
BalasHapus