Beberapa hari yang lalu saya beberes buku dan nemu catatan workshop mini Menulis untuk Majalah Bobo. Seingat saya, saya ikutan workshop ini tahun 2011. Tahun 2011 alhamdulillah
saya sudah dipercaya menjadi editor buku cerita anak dan aktif menulis untuk media
cetak, termasuk media anak. Sesekali saya menerjemahkan dongeng
untuk salah satu majalah anak (majalahnya sampun
almarhum nggih). Namun, tak pernah
ada kata CUKUP untuk belajar. Apalagi, pemateri workshop Menulis untuk Majalah Bobo adalah Mbak Veronica Widyastuti, yang waktu itu masih
menjadi reporter majalah Bobo. Saya
pribadi pengagum karya-karya Mbak Vero. Profil Mbak Vero bisa dibaca di SINI.
![]() |
Nostalgia dongeng terjemahan |
![]() |
Veronica Widyastuti |
Teman-teman, dulu media anak hanya sedikit. Sekarang banyak pilihan. Ini
kesempatan bagi penulis untuk mengisi. Salah satu media anak, ya, majalah Bobo. Nah, mungkin sudah jadi rahasia
umum kalau menembus majalah Bobo
cukup sulit. *dikepret
Mbak Vero hihihi* Dari pengalaman saya dan teman-teman, rata-rata
waktu pemuatannya juga lama, yakni sekitar 1 – 2 tahun. Maklum, yang mengirim
bejibun, tapi kapling terbatas. Naskah saya yang dimuat di Bobo bisa dihitung dengan jari. *gigit
wajan* Terakhir dimuat dongeng Hati-Hati
dengan Cokelat bulan Januari 2014. Salut sama Rae Sita Patappa yang dongengnya rutin dimuat di sana. Pengin
belajar dan terus belajar.
![]() |
Kapan ya dimuat lagi? Hehehe. |
Ketentuan mengirim naskah
1. Font:
Arial
2. Ukuran
font: 12
3. Jarak
baris: 1,5
4. Banyak
kata: 600 – 700 kata untuk cerita 2 halaman dan 250 – 300 kata untuk cerita 1
halaman
5. Di
bawah naskah cerita tersebut, cantumkan:
- Nama
lengkap
- Alamat
rumah
- Nomor
telepon rumah/kantor/ handphone
- Nomor
rekening beserta nama bank, dan nama lengkap pemegang rekening bank tersebut
(seperti yang tertera di buku bank) untuk pembayaran honor.
6. Lampirkan
biodata singkat yang berisi poin nomor 5, tempat tanggal lahir, riwayat
pendidikan, dan pekerjaan.
7. Naskah
berserta biodata bisa dikirimkan via pos, ke alamat:
Redaksi Majalah Bobo
Gedung Kompas Gramedia
Majalah Lantai 4
Jalan Panjang No. 8A,
Kebon Jeruk, Jakarta 11530 (dikutip dari fanpage Bobo) atau e-mail: bobonet@gramedia-majalah.com
Wajib diingat!
- Kenali karakteristik media. Cerpen majalah Bobo tentu berbeda dengan cerpen majalah Aku Anak Saleh. Sering-sering membaca media yang ingin kita tembus.
Untuk Bobo, saya lebih senang menulis
dongeng. Sebagai amunisi dan bahan belajar, saya mengoleksi buku Kumpulan Dongeng Bobo. Beli baru atau
loakan enggak masalah. Oiya, yang utama, naskah yang ditulis nanti harus bisa
dimengerti anak kelas 4 SD, ya.
- Cermati peluang yang ada di setiap media, misalnya di Bobo ada berapa
rubrik cerpen, dongeng, dst. Kalau lebih banyak jumlah cerpen, Teman-teman bisa
mencoba mengirim cerpen. Kans dimuat lebih luas. Perhatikan juga mana rubrik
yang bisa diisi penulis luar, mana rubrik yang cuma bisa diisi oleh pihak
majalah.
- Fokus menulis dan tingkatkan jam terbang. Buat nama kita terekam di
ingatan para redaktur majalah. Percaya atau tidak, media mengapresiasi penulis
yang gigih. Gigih dan semangat meningkatkan kualitas tulisan pastinya.
Alur naskah di Bobo
Kenapa naskah saya ditolak terus?
1. Tema
Fakta: sebagian besar naskah ditolak Bobo
karena tema terlalu biasa dan klise. Sekadar info, Bobo suka sekali cerita yang mengangkat kearifan lokal. Sayangnya,
sedikit cerita tema seperti ini yang masuk ke redaksi. Kalaupun ada, biasanya
tempelan belaka.
Tip: bikin cerita unik, amati tren anak, rajin baca jenis fiksi maupun
nonfiksi.
2. Ketentuan naskah
Fakta: sebagian penulis mengirim naskah terlalu panjang, pendek, atau
tanggung untuk diedit.
Tip: cermati baik-baik ketentuan mengirim naskah. Sudah saya cantumkan di atas, ya.
3. Self editing
Fakta: banyak naskah yang masih belepotan, salah tik, dan ejaan. Naskah
yang sudah cantik dan rapi biasanya akan langsung memikat editor. Tinggal
menunggu antrean tayang kalau tema dll-nya cocok.
Tip: lakukan self editing!
4. Karakter penulis
- Fakta: penulis mengirim naskah tanpa kata pengantar.
Tip: buat kata pengantar
seperlunya; menyatakan keaslian, tidak sedang dikirim ke media lain, belum
pernah dimuat.
- Fakta: jor-joran ngotot bertanya ke redaksi kapan naskah dimuat.
Tip: apabila ada pertanyaan
bisa menghubungi langsung editor fiksi
redaksi Bobo di nomor telepon:
021-5330170 pswt 33201-33203. Inga-inga,
jaga hubungan baik. Bertanya boleh, tapi pakai jeda dan lihat sikon.
Ikuti saran redaksi. Kalau ingin naskah dikembalikan, sertakan prangko balasan.
5. Jaga imej sebagai penulis
- Fakta: ada penulis yang mengirimkan naskah yang sama ke banyak media.
Tip: jadilah penulis yang jujur dan bertanggung jawab. Kirim satu naskah
hanya ke satu media.
- Fakta: naskah sudah dimuat di Bobo,
tapi dikirim ke media lain atau dibukukan tanpa pemberitahuan.
Tip: kalau naskah mau dibukukan, harap beri tahu redaksi.
- Fakta: penulis menjiplak karya orang lain.
Tip: redaksi senang dengan penulis yang ‘aman’. Jadi, jangan
coba-coba melakukan plagiat. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang susah percaya. Hayooo, pengin nikmat sesaat atau bahagia jangka
panjang? Huehuehue.
Intinya: rajin membaca, rajin menulis, dan rajin mengirim naskah.
Sering-sering lakukan evaluasi terhadap naskah sendiri. Semoga bermanfaat, ya!
[] Haya Aliya Zaki
makasih mak, ini nih aku mau coba juga...
BalasHapusPoin 5 strip 1 nih mak pas bgt yg mau ak tanyain td. Xixi
BalasHapusKdg krn ga sabar nunggu berita dr redaksi, suka krm sana sini. Hehe
Tp sejauh ini blum pernah sih, takut kalo dimuat semua #kepedean
Boleh ditanyakan ke redaksi. Tapi, ya itu tadi. Nanyanya jangan jor-joran dan ngotot. :D
Hapuslengkap banget mak, informasinya :)
BalasHapusMakasiiih infonya, Mbak Haya. Mau belajar bikin dongeng plus cerpen yang ada unsur lokalitasnya. Belum bisa. Ihiks.... Semoga redaktur Bobo ingat nama saya. Belum ada kirim lagi euy. Ihiks lagi... :D
BalasHapusAku juga mau kirim lagi, nih. Ayo, kita kirim sama-sama. :D
HapusMajalah bobo, favorit masa kecil :)
BalasHapusMak Haya, info yang sangat manfaat. Boleh ya link postingan ini Bunda copas, jadi sewaktu-waktu di saat Bunda membutuhkannya (siapa tahu) Bunda langsung bisa klik. Makasih, Mak Cantik infornya.
BalasHapusSilakan, Bunbun. :)
Hapussyukur alhmdullilah dapat tips keren nembus BOBO dari mak Haya caeem :) maturnuwun ya mak Haya
BalasHapushaduuh itu majalah yg menemani saya sejak kecil mak, mskh tipsnya ya cikgu :)
BalasHapusMakasih mak tipsnya.
BalasHapussaya pernah coba kirim ke sana. Pantas saja tidak dimuat, karena memang belum memenuhi syarat, terutama yang memuat kearifan lokal itu.
Lebih disukai tema kearifan lokal, katanya. Tapi, kalo mau kirim tema lain pun monggo. :)
HapusBanyak ide tentang kearifan lokal di sini terutama tentang suku laut. Cita-cita pengen mengangkat tema ini untuk cerpen Bobo. Apalagi sering beli bobo untuk anak saya. Makasih tipsnya Mbak.
BalasHapusAyo, mulai ditulis, Mbak. :)
HapusWaahhh lengkaaappp tipsnya. Makasiihh maakk. BTW, brp honornya? Harus kirim pos ya? Ga bisa via email? Kalau udah pernah ditulis di blog apa boleh dikirim? Hahaha, bawel, maaf ya mak banyak tanya
BalasHapusHonornya Rp250 ribu. Dapet kiriman majalahnya kalo dimuat. Ada alamat e-mail kucantumkan di atas. Coba dibaca lagi. :) Kalau mau dikirim ke majalah, sebaiknya postingan yang di blog dihapus.
HapusKeren mbak haya ... super komplete bin detil ... makasih :D
BalasHapusTerima kasih mak Haya cantik, ternyata benar, majalah Bobo mengangkat kearifan lokal. Naskahku yang dimuat di majalah Bobo waktu itu kan juga mengangkat daerah minang, sulam suji. Alhamdulillah dapet amunisi ini, insyaAllah siap dengan semangat baru tahun depan :-) *bookmark untuk jaga jaga hihhi
BalasHapusterima kasih ya kak liya akan tips sangat bermanfaat yang ingin mengirimkan naskah tulisannya ke media.
BalasHapusSip, makasih sharenya, Mbak Haya :)
BalasHapusAku sering beli Bobo juga buat Vay. Tapi yang Bobo SD baru mulai nih...
BalasHapusAku memang pembaca rutin Bobo waktu kecil dulu.
Ingin juga kalau ada waktu, mencoba menulis cerita dongeng.... untuk Bobo.
Terima kasih Kak Haya sharingnya. Berguna sekali ini.
Makasih tipsnya mba:)
BalasHapuslengkap..... makasih, Mak Haya :)
BalasHapusenaknya sekarang bisa dikirim via email ya mbak
BalasHapusinfonya bermanfaat buat aku nih Mak. Lengkap bangnet dengan tipsnya (gaya Mak Haya selalu begitu, enggak tanggung kalau ngasih info. lengkap deh). Saya mau coba kirim nih, karena belum pernah ngirim cepern ke Bobo sebelumnya.
BalasHapustipsnya mantaaap :)...saya penggemar Bobo sejak kecil, sayang Bo et Obi hanya sebentar menikmati Bobo sebelum kami pindah...tapi sepertinya tetap melegenda ya..karena memang banyak cerita yang bermanfaat :)
BalasHapusTips yang lengkap, bagus, dan aplikabe.
BalasHapusSaya belum pernah mengirim naskah ke majalah anaj-anak
Layak dicoba, walau lamaaaaa nunggu terbitnya ya Jeng.
Terima kasih
Salam hangat dari Surabaya
Terimakasiiiih mbak Haya untuk tipsnya .. yakin deh, abis ini semua bisa bikin cerpen di Bobo *menjura
BalasHapusTerima kasih tipsnya, mbak... Aah, 1-2 th ya? *lalu ingat naskah yg dikrm bbrp bln lalu.. :)
BalasHapusWah tips-nya lengkap banget. Thanks for sharing,.Mbak Haya
BalasHapusMajalah Bobo, santapan saya waktu kecil. Tapi belum pernah coba kirim tulisan ke sana. Makasih banyak infonya Mbak... lengkap sekali :D
BalasHapusmakasih sharing tipsnya, Mak....pingin banget kirim cernak ke Bobo. Tapi apa bisa ya? hehe...
BalasHapusMakasih banyak Mak atas informasi dan tipsnya, bermanfaat banget, benar ya kita harus kenal dengan karakteristik media yang ingin kita tuju, saya pengen banget sekali-kali nulis di koran
BalasHapusWah, majalah bobo. Pengen banget nembus majalah ini :D
BalasHapusmakasih tipsnya cikgu... dulu langganan bobo, sekarang diterusin sama anak... pengen bisa mendongeng dan dikirim ke bobo, tapi takut memulainya... halah...
BalasHapusDulu pernah kirim terus mandeg. Harus dicoba terus ya mak.
BalasHapusMakasih tipsnya mbak Haya, mau nyoba2 ah masukin ke bobo :)
BalasHapusMaksud dari poin nomor 5 apa ya?
BalasHapusterima kasih ilmunya, Mba. mulai deket sama bacaan anak nih, kudu bisa buat juga harusnya :)
BalasHapusSalam kenal, Mbak Haya.
BalasHapusSaya berniat mengirimkan tulisan saya ke majalah Bobo dan karena ini pertama kalinya,saya masih agak bingung dengan mekanismenya. Untung saya bertemu artikel ini ^^
Mau tanya mbak, kalau kita mengirimkan karya kemudian mengirim lagi karya berbeda sebelum dapat kabar soal karya yang pertama (dimuat atau tidaknya), boleh nggak ya? Terimakasih, mbak. Have a nice day!
Salam kenal ya mbak Haya,
BalasHapusIjin tulisannya saya copas, share. Naskah saya blm pernah dimuat. Ini pelajaran yg berharga, bermanfaat. Dulu sekali, sblm internet seramai ini pernah dikembalikan gara2 temanya terlalu biasa. Terus berhenti deh.
Mksh.
Asli penasaran banget sama cerita anak xikgu beberapa x nyoba masukin ke majalah anak2 dan ga ada 1pun yg gol. Dan entah kenala maaih penasaran aja gitu. Waktu dulu nyoba pernah dibilang bahasanya maaih terlalu dewasa nyoba si sederhanakan tp tetep aja blm lewat. Hiks padahal merasa sebenernya aku bisa cuma butuh belajar lebih tekun aja. Aku simpen ini cikgu
BalasHapusPengen serius belajar lagi.. thanka for sharing
Mengangkat tema kearifan lokal ya, Mbak. Trimakasih tipsnya :-)
BalasHapusBisa enggak jadi sahabat bobo
BalasHapusAssalamualaikum kak, saya masih 13 tahun. apakah boleh umur segitu ikut kirim naskah ke redaksi bobo? lumayan buat tambah uang jajan. terima kasih kak. wassalam
BalasHapuswiiihhh, jadi pingin menulis lagi untuk Bobo. dongeng dan cerpen anak saya banyak yang dimuat Bobo, ada dua kemudian dimuat lagi di buku Pustaka Ola. saya dua kali juara menulis dongeng di Bobo, tahun 2003 dan 2007: juara I dan juara II. kalau masa saya dulu ngga sampai nunggu lama naskahnya dimuat, Mbak. Ngga sampai setahun, paling sebulan sudah dimuat.
BalasHapusBanyak manfaat dari membaca. Semoga bisa ikut berpartisipasi menulis untuk majalah Bobo.
BalasHapus