“Mendongeng
bukan hanya tentang membunyikan aksara atau belajar membaca. Mendongeng adalah
pengalaman membentuk ikatan kuat antara orangtua dan anak. Tidak ada yang lebih
menenteramkan bagi anak selain merasakan kedekatan yang timbul saat orangtuanya
mendongeng. Mendongeng adalah alat fantastis yang bisa digunakan oleh semua
usia untuk memicu imajinasi dan menjelajah bahasa. Mendongeng membantu anak
terbiasa dengan buku dan cara bercerita. Penelitian menemukan bahwa anak-anak
yang tidak memiliki banyak pengalaman dengan buku di usia sangat muda, biasanya
menghindari buku saat mereka dewasa. Mendongeng bisa digunakan untuk
memperkenalkan buah hati dengan situasi menakutkan seperti kematian, pindah ke
lingkungan baru, dst. Yang paling dahsyat, mendongeng dikatakan dapat membentuk
karakter anak sejak dini. Betapa pentingnya arti mendongeng!”
Kalimat di atas saya kutip dari beberapa
bab di buku Reading to Your Baby
karya penulis Alison L R Davies. Saya jadikan ucapan pembuka di acara Sunday
Sharing 8 Blogdetik di Aldevco Octagon Building (31/8), Jakarta. Kebetulan saya
mendapat kepercayaan menjadi Ketua Kelas Sunday Sharing 8 dari Husin Peng, Ketua Kelas Sunday Sharing
7. Estafet, nih, ceritanya. Pastinya acara ini enggak akan terwujud tanpa
bantuan Nurul Musyafirah (Wakil
Ketua Kelas) dan Gajah Pesing-Veira Christina-Karel Anderson dari Blogdetik. Makasiiiy! Makasiy juga buat Shintaries yang sudah bantuin bikin banner tjantik.
Alhamdulillah,
senang hepi hepi yeay waktu tahu Reni Rudiyanto (Bunda Reni) mau jadi
pemateri. Soalnya saya paham banget kesibukan beliau sebagai pendongeng andal sekaligus
pendiri sekolah dan taman bermain gratis Lilbee di Bekasi. Kami pertama kali bertemu
waktu sama-sama menjuri di Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2013.
Acara dimulai pukul 11.00 teng. Namanya juga
pendongeng, Bunda Reni memberi salam dengan sangat bersemangat, kocak, dan fun! Bukan hanya itu. Kami diminta
bertatap mata, berjabat tangan, berpelukan, sambil bernyanyi
wkwkwk. Eits, pastinya perempuan sama perempuan dan laki-laki sama laki-laki. Cuma
sesama mahram, yaaa. ^^
“Pendidikan karakter anak sejak dini amat
penting. Soalnya, kita enggak mungkin mengubah karakter anak ketika mereka
kadung tua. Sayangnya, kebanyakan dari kita melakukannya dengan cara
berkhotbah, menggurui, bahkan emosi. Padahal, mendongeng selama 7 menit setiap
hari saja sudah cukup,” kata Bunda Reni bijak.
Percayakah, Teman-teman? Satu dongeng bisa
mengembangkan 9 kecerdasan majemuk anak. Melalui dongeng, kita mengajarkan
logika matematika. Enggak perlu pakai bentakan. Wew! Melalui dongeng, kita
mengajarkan musik. Enggak perlu pakai melatat-melotot. Duh! Dst, dst, dst.
Saya share tip mendongeng dari Bunda Reni:
1. Kalau belum mampu membuat dongeng sendiri,
silakan pilih cerita dari buku-buku dongeng. Sesuaikan cerita dengan usia anak.
Untuk anak usia 2 – 3 tahun sebaiknya pilih cerita fabel.
2. Sudah bisa membuat dongeng sendiri? Yuk! Tokoh
boleh hewan, benda, dll. Bebas saja. Yang penting alur cerita masuk akal sesuai
karakter tokoh masing-masing.
3. Susun indikator pencapaian. Karakter baik apa
yang ingin Teman-teman tanamkan kepada anak? Misal, sopan santun. Teman-teman ingin
anak mengenal kata ‘terima kasih’, ‘tolong’, dan ‘permisi’. Sampaikan ketiga kata
ini berulang-ulang dalam alur cerita menarik.
4. Putar musik yang kira-kira cocok sama
dongeng yang akan kita sampaikan.
5. Kuasai minimal 2 karakter suara yang
signifikan, yakni suara kecil dan suara besar. Misal, karakter suara kecil itu
seperti suara Kancil, sementara suara besar seperti suara Harimau. Oiya, suara
karakter ini cukup efektif dipakai saat membujuk anak yang lagi ngambek atau
menangis. Perhatian mereka langsung teralih. “Hai, aku Kancil. Aku melihatmu
menangis. Kenapa kamu menangis? Kamu lagi sedih?” Coba aja.
6. Atur tinggi rendah dan volume suara. Waktu
pembuka jangan pakai suara tinggi. Anak dijamin takut dan kabooor. Sesuaikan
dengan percakapan dan keadaan tokoh.
7. Artikulasi jelas. Jangan mendongeng sambil
kumur-kumur, ya. Brrrb … blluuuub … brrrb …. Auk ah eyaaap ....
8. Gunakan mimik, misal menyeringai saat jadi
Nenek Sihir atau memelas saat jadi Capi capung yang tertangkap musuh.
9. Porsi dialog 70% dan narasi 30%. Kalau
dialog berarti tokoh dongeng yang ‘berbicara’. Kalau narasi berarti kita yang
berbicara. Anak-anak lebih suka mendengar tokoh dongeng yang ‘berbicara’.
10. Lakukan percakapan dua arah. Libatkan anak.
Tidak harus orangtua yang banyak bicara. Kalau anak memotong di tengah-tengah
cerita, misalnya, “Ma, aku, kan, pernah ke sana!” Nah, apa yang Teman-teman
lakukan? Perlu diingat, jangan menyuruh anak diam agar kita dapat melanjutkan
cerita. Anak sedang berimajinasi. Ayo, bantu mengembangkan imajinasinya. Tanyakan,
“Oiya, Kakak pernah ke sana? Naik apa?” Minimal ajukan 5 pertanyaan.
11. Hindari cerita mistis. Cerita-cerita mistis
biasanya mengajarkan anak untuk tidak mau berusaha. Semua didapat dengan mudah
a.k.a instan. Lha, mi instan aja enggak instan. Pegimana, yak.
12. Jangan tuntaskan dongeng saat itu juga. Tujuannya
untuk melatih imajinasi anak. Biarkan anak penasaran. Lanjutkan keesokan
harinya.
Acara dimeriahkan kuis berhadiah buku dongeng dan voucher belanja. Selamat buat para pemenang! Ketua Kelas dan Wakil Ketua Kelas Sunday Sharing 9 estafet ke Riski Fitriasari dan Tri Sapta. Waaah, enggak terasa sudah pukul 14.oo. Asyik
banget menonton Bunda Reni mendongeng. Beliau bisa menirukan suara kuda dan
helikopter! Kami aja yang udah tuwir-tuwir ini senang, apalagi anak-anak, ya? *kyaaa*
Dongeng bukan sekadar tontonan, melainkan juga tuntunan. Orangtua yang jago
mendongeng biasanya jadi idola anak-anaknya, lho! Kalau anak mengidolakan
orangtuanya sendiri, insya Allah anak jadi lebih mudah dididik. Mulai sekarang
mari membiasakan mendongeng untuk kebaikan anak cucu kita! [] Haya Aliya Zaki
Foto-foto milik Blogdetik
harus belajar mendongeng nih aku mbak, biasnaya membacakan buku aja. Harus mencari bahan dulu ya sebelum mendongeng
BalasHapusBoleh pilih dongeng yang dari buku, Mak Lidya. :)
HapusKadang mendongengkan sebelum tidur tapi belum kepikiran nyusun indikator pencapaiannya. Makasih sharingnya cikgu ^^
BalasHapusHihihi...
BalasHapusBerkat bu Reny, saya punya ilmu mendongeng :)
Saya juga tambah ilmu, Mas. :)
HapusWuuiihh mantab dongeng aja pake indikator pancapaian... tapi memang dongeng sudah terbukti banyak bgt manfaatnya. Thanks cikgu sharingnya..langsung ntar malem praktekin dongeng buat nadia... udh lama ga bacain dongeng jg nih :(
BalasHapusAyo, mari kita mulai. Setiap hari 7 menit aja cukup. :)
HapusTahu nggak Mak, suami saya pernah tertidur waktu saya tiba-tiba belajar mendongeng bareng dia... :)
BalasHapusSeru juga, tip dari bunda Reni. Soalnya suami saya saja sampai protes pas karakter suara saya untuk lakon A tiba2 berubah. Ternyata bukan hanya anak kecil saja yg suka dg dongeng, orang dewasa kadang jg menyukainya.
Iya, buktinya kiya seneng waktu nonton Bunda Reni mendongeng. :))
Hapushihihii..makasih cikgu sharingnya. Faris anak keduaku seneng sekali dibacakan buku cerita sembari emaknya berdialog ngikutin buku itu. Kadang jadi paus galak, kadang jadi dewi sri yang lembut, kadang jadi kancil yg pintar. Hehehee... emaknya jadi harus belajar banyak juga nih ;)
BalasHapusMasih belajar terus mendongeng, karena rasanya susah banget :D
BalasHapusTapi kalau bacain dongeng buat Tio, Alhamdulillah masih lancar, walau mulut suka jontor karena terus menerus diulang ceritanya :)))
Thankiss buat sharingnya Mak Haya... saya emang lagi ngilmu buat doneng.. soalnya saya pengen banget jadi pendongeng buat banyak anak. Harapan saya dengan mendongeng bisa menumbuhkan minat baca untuk eksplor cerita lebih banyak.
BalasHapusLain kali tolong diadakan di Surabaya dong... :))
Wah, nanti disampaikan ke Bunda Reni, ya. :)
Hapusmau banget bisa mendonggeng dg bagus tanpa perlu berpeluh peluh
BalasHapusMaksudnya berpeluh, sambil lari-lari, Mak? :))
HapusSejak acara Sunday Sharing yang ini, aku mulai mendongeng dengan berbagai suara..
BalasHapusAnak-anak langsung heran." Wah, mama sekarang hebat bisa ganti-ganti suara.."
Senang rasanya dipuji anak-anak.
Terima kasih untuk acara bermanfaatnya.. :)
Wow, keren. Langsung dipraktikkan, ya. :D Makasih udah dateng, Mbak Waya. :)
HapusUhuuuk...tes tes...mule mendongeng lagi yuuuuk. Maaaak seru banget sunday sharingnyaaaa.
BalasHapusAKu harus belajar iniih. Seringnya kalo mendongeng, malah aku ketiduran duluan, ceritanya jadi ngga karu2an hihihi
BalasHapusWkwkwkw gantian anaknya yang dongengin emaknya. :))
Hapustips yg no 12 blum pernah dcoba, cobain ah...
BalasHapusmakasih sharingnya mak :)
perlu dicoba ah, semoga berhasil.. :)
BalasHapustipsnya boleh juga hehehe.pertama kai dongengin anak2 waktu ngajar Playgroup,seru banget pokoknya...^^
BalasHapustfs mak
Yang lajang kudu siap-siap bekal biar bisa mendongeng, nih, Mak.
BalasHapusTrims untuk sharing-nya :)
Huaaaa..aku paling malas mendongeng, mungkin harus mulai merubah haluan :)
BalasHapusAduuuuh....acaranya keren bangeeeet ya maaakk...aku kalau mendongeng suka heboh sendiriii. .tapi memang benr anak2 jadi seneng...tips nya keyeeen...TFS mak..
BalasHapusKeren banget sharingnya cikgu, harusnya aku ikutan nih soalnya sean suka ngajak ngobrol trus minta diceritain kalau mau tidur. Bosen cerita pertemuan ayah dan bundanya aja yg diceritain :)))
BalasHapusHahaha cerita nostalgia mama dan papa kasmaran mulu, ya. v:
Hapussharing Mbak Haya menggugahku untuk kembali mendongeng. dulu akurajin ngedongeng buat anak-anak Mbak. tapi lambat laun jadi malas. sampai anak-anak bilanng kangen pengen didongengin bunda, eh tapi tetep aja malas. tulisan mbak menyentakku lagi, apalagi ditambah tipsnya yang bermanfaat banget. mudah-mudahan akunya enggak malas-malas lagi setelah tahu tips keren ini
BalasHapusMari usir malas hush hush. :D
Hapusaku jadi penasaran gimana ekspresi bunda Haya kalau lagi mendongeng.. hihi
BalasHapuscoba bun tiruin nenek sihir...
Wkwkwkw eh ada lho fotoku yang ceritanya mau jadi nenek sihir, eh, malah jadi cakep kayak ibu bidadari. *kasih kantong kresek* Ini link-nya, Mbak. :D
Hapushttp://www.hayaaliyazaki.com/2014/06/film-maleficent-kasih-ibu-tak-terperi.html
Sepertinya postingan ini khusus kaum hawa saja, ya? Kok yang komentar mak-mak semua, he-he.
BalasHapusPadahal bapak-bapak kudu mendongeng juga, kan, ya. *_*
HapusAku belum telaten juga mendongeng, apalagi kalo yang dibacakan dongeng mulai banyak tingkah alias ga bisa diam kata Alkisah :v
BalasHapusTypo : kaya Alisha :v
Hapussaya merasakan banget manfaat dari membiasakan mendongeng untuk anak-anak hampir setiap malam. Walopun kemampuan mendongeng saya mungkin biasa aja hehe. Setelah baca ini ternyata manfaatnya lebih banyak lagi. Makin seneng aja deh jadinya ^_^
BalasHapusseru ya acara Sunday Sharing-nya. Temanya bisa ganti-ganti setiap minggu, ya?
BalasHapusbtw dulu waktu anak2 masih kecil, saya suka mendongneng, kadang dari buku kadang ngarang cerita sendiri. Sekaranag, anak2 sudah gak mau lagi didongengin ibunya heheh ... maklum sudah kuliah dan kelas 1 SMP. *eh ketahuan tuanya si aku heuheu
eh ... apa saya salah pilih tempat ngetik, ya?
BalasHapusadu duh ...maaf *jadi malu
Waktu kecil aku suka didongengin sebelum tidur malam. Anak-anakku juga suka klo kudongengin, apalagi jika pakai boneka2 dan suara diubah-ubah sesuai karakter tokoh :)
BalasHapusOooh, kalo mendongeng harus banyak dialog ya *noted* *langsung praktik* :D
BalasHapusasyik sekali kalo mendongeng ada pelatihannya kayak gini ya
BalasHapuspingin ikutan,
kadang aku sering kehabisan akal mendongeng buat anakku
Kapan ya ada pelatihan spt ini lagi ?
BalasHapusTengkiu tipsnya mbak...lg belajar mendongeng nih, buat si kecil dulu, percobaan..hehe
BalasHapusbookmarked! hehe
BalasHapusmakasih mbak, tips2 dongengnya mau dilaksanakan aah :)