![]() |
Ki-ka: Hani, Pru, Fifi, Phira, dan MC |
Salah satu tanda kamu terkenal adalah foto-fotomu banyak dicuri orang.
Kalimat di atas saya baca di dinding Facebook teman. Waktu itu foto-fotonya di media sosial
dicuri orang. Yang lebih parah, foto-fotonya diikutsertakan si pencuri dalam
sebuah lomba dan si pencuri menang! Haduh … sakitnya tuh di siniii *tunjuk
dada* dan di siniii. *tunjuk kantong* Soalnya hadiah lombanya uang tunai jutaan
rupiah, seingat saya.
Saya
tahu banget rasanya karena pernah mengalami. Tulisan dan foto saya dicuri orang.
Kebetulan saya dan si pencuri sedang ikut lomba blog yang sama. Saya kalah,
sementara si pencuri menang huhuhu. Dan, saya telat melapor ke panitia lomba.
Hadiah telanjur diserahkan. Tapi, hal ini jadi perhatian panitia. Si pencuri
masuk daftar hitam acara-acara mereka selanjutnya. Pedih ini lumayan terobati. Teman-teman
segera lapor ke panitia kalau mengalami hal ini, ya. Jangan bimbang jangan ragu,
apalagi malu. Seharusnya yang malu itu yang mencuri! *kompres jidaaat*
Menarik, di antara materi tentang branding, making money from blogging, dst di acara Female Daily Blogger Workshop di ArtOtel, Jakarta
(20/9), saya ingin mengulik tentang PENCURIAN FOTO. Seorang ibu peserta workshop
curcol.
![]() |
Suasana workshop |
“Saya
punya blog resep. Isinya resep-resep masakan dan foto-foto. Awalnya saya
semangat ngeblog, tapi belakangan malas. Resep dan foto saya dicuri,
dipindahkan begitu saja di blog si pencuri. Saya sudah capek-capek belanja,
masak, motret yang bagus, eh, malah dicuri. Saya harus gimana?”
Siapa yang tidak senang melihat foto makanan? Saya paling sering cuci mata lihat-lihat
foto makanan dan foto traveling. Hm, pengin curcol lagi, nih. Teman saya yang
lain pernah mengalami kejadian lebih parah dibanding ibu tadi. Foto makanan di
blognya dicuri sebuah brand besar! Bayangkan,
brand besar yang notabene pasti punya
bujet gede untuk bikin foto bagus. Sudah diperingati berkali-kali di fanpage Facebook-nya, brand tersebut tetap bergeming. Wew. Speechless.
![]() |
Selfie sejenak |
Kebetulan
narsum Female Daily Blogger Workshop Sabtu lalu adalah blogger beken semua. Marischka Prudence (Pru), travel blogger; Fifi Alvianto (Fifi), Mom Blogger dan Editor in
Chief LAIQA Magazine; Saphira Zoelfikar (Phira), Co-Founder Indohoy.com; dan
pastinya Hanifa Ambadar (Hani), Co-Founder Female Daily Network. Nah, saya
pengin tahu pendapat mereka. Teman-teman juga, kan?
“Web
besar seperti Kompas, misalnya, foto-fotonya pasti banyak dicuri orang. Apakah
mereka protes? Bagi saya, ini risiko menjadi ‘besar’ dan berkembang. Kita harus
siap menghadapi risiko tersebut,” kata Hani. Fifi mengamini. Siap sukses
berarti kudu siap juga menghadapi kejadian pahit kayak gini. Hani menyarankan pakai
watermark. Sebaiknya watermark-nya nama blog kita. Tapi,
hati-hati. Buat watermark sedemikian
rupa agar nge-blend dengan foto.
Jangan sampai watermark mengganggu
estetika foto.
Saya
jadi ingat pengalaman traveler @DuaRansel. Melalui linimasa Twitter, mereka bercerita.
Foto-foto traveling mereka pernah dicuri dan ajibnya, si pencuri seenaknya ngomong, “Siapa suruh fotonya enggak di-watermark!”
What?! Jadi, pemilik foto yang salah
karena tidak watermark, bukan si
pencuri? Dunia benar-benar sudah terbalik! *kompres jidat lagiii*
Banyak
fotografer kondang justru TIDAK membubuhkan watermark
pada foto-foto mereka. ”There’s something
worse than having your beautiful blog’s photos stolen by e-robbers: vandalizing
the photos with your gigantic watermark. Kalau sebuah foto yang pertama
kali terlihat adalah watermark-nya,
bukan keindahan foto itu sendiri, the
beauty is wasted,” @DuaRansel berpendapat. “Lagi pula, kasih watermark di pojok bawah foto, pencuri
tinggal crop. Watermark di tengah foto bisa di-sotosop. Tergantung pencurinya
niat atau enggak,” lanjutnya.
Kembali
ke narsum Female Daily Blogger Workshop. Pru awalnya membubuhkan watermark pada foto-fotonya. Namun, lama-lama
dia cuek. “Pencuri yang mengaku-ngaku foto kita sebagai fotonya, sebenarnya dia
sedang menggali kuburnya sendiri. Blogging
is a small world. Kita semua terkoneksi. Aksi pencurian begini pasti ketahuan.
Pencuri bakal masuk daftar hitam,” papar Pru santai. Hal penting yang harus
diingat adalah ketika foto kita dicuri, kita jangan malah koar-koar di media sosial
dengan menyebutkan link blog si
pencuri. Nanti traffic blognya jadi
rameee. Untung di dia, dobel enggak enak di kita, dong. So, cuek! Anggap si pencuri seperti titik terkecil di semesta yang
tidak pernah ada huehuehue. Jangan lemah semangat. Ngeblog jalan terus!
![]() |
Marischka Prudence |
Phira
memilih menegur. Caranya dengan mengirim e-mail dan menulis komen di postingan
blog si pencuri. Pas kejadian di Phira, e-mail dan komen Phira tidak dibalas.
Tapi, setidaknya si pencuri tahu bahwa Phira tahu dan Phira mengecam pencurian
tersebut. Moga aja lain kali si pencuri jera, yak.
Apakah Teman-teman setuju dengan pendapat
blogger beken tadi? Teman-teman punya pengalaman tulisan atau foto yang dicuri?
Bagaimana menyikapinya? Boleh share
di kolom komentar. Pengin tahu, nih. Yuk, saling tambah wawasan. [] Haya Aliya Zaki
Saya pernah ngalamin mbak.. Foto2 traveling di album yang khusus saya bikin untuk jualan postcard dicuri orang, bahkan dicetak menjadi postcard.
BalasHapusSaya taunya karena kebetulan kami sama2 member grup postcrossing.com... Saya kaget pas ngeliat foto2 itu diposting ama dia, padahal waktu itu saya belum publish kalo saya jual postcard.. Jadi dia selain nyolong foto2 saya, juga nyolong start ide saya :D
Pas saya tanya ke dia, jawabannya juga malah menyalahkan saya...
Kasus ini sempat rame di grup postcrossing Indonesia :D
Wow! Akhirnya tindakan apa yang dikasih ke dia, Mbak? Moga di-banned selamanya dari grup. Serem banget. Bukan hanya curi foto, tapi curi ide jualan. :(
HapusDia emang gak jual postcard hasil dari ngambil foto2 saya itu sih mbak.. Tapi dia nyolong start untuk nyetak foto2 itu jadi postcard dan dikirim ke postcrosser luar... :(
HapusSaya email aja sih ke dia.. Yang bikin gondok itu dia gak minta maaf, malah balik menyalahkan saya, dan menganggap kalo nyetak foto dari google untuk dijadikan postcard itu adalah hal yang wajar meski tanpa minta ijin dari si pemilik foto :(
Kalo dari komunitas sendiri ada tindakan? Supaya namanya masuk daftar hitam di mana-mana. -___-
HapusWahhh...acaranya bagus bangett...sayang, saya baru tau. Terimakasih sudah berbagi. Kita harus lebih hati-hati ya, kalau nggak mau "sakit hati". :)
BalasHapusUdah hati-hati juga bisa kecolongan. :))
HapusHem setuju sih mak, tinggal laporin aja, hehehe,,,,,,
BalasHapusItu kalo lomba. Kalo bukan lomba, kan, ga ada panitia yang bisa dilaporin. :)
HapusSaya pilih watermak mak,ditipisin tp g tebel2 amat.takutnya malah merusak feel di fotonya :)
BalasHapusTfs...
Iya, kudu hati-hati banget. :)
HapusBelakangan aku ngga watermark photo mak, selain kualitas poto sebelum naik web tak turunin, aku juga udah merasa legowo banget kalo diambil. Udah siap mental ceritanya.
BalasHapusMakanya ngga banyak naro photo juga karena kadang masih suka geregetan kalo diambil. Sementara pake no right click, tapi ini ngga jaminan juga.
Karena sebetulnya kalo udah siap ambil traffic dari google image, harus siap juga photo bisa diambil saat searching.
Masalah pencurian, sama aja lah kaya nyuri di dunia nyata pasti hasilnya ngga halal apalgi kalo kita ngga ikhlas.
Tapi jangan irit-irit banget juga naruh fotonya, Shin. Aku suka cuci mata lihat foto-foto di blogmu. Cantik semua. :D
HapusBelum pernah kecurian. Mungkin krn fotonya jelek2 :D
BalasHapusKyaaa mbak tjantik satu ini kerjanya merendah mulu. I lop yu puuul. :* Ajarin bikin novel kece, Mbaaak. :D
Hapusbaru aja beberapa waktu ini nyoba pake watermark mak. suami yg nyaranin. sayang katanya klo dicomot2 orang seenaknya. sblm ini saya sih ga mslh soalnya smpet ngerasa ribet buat nyisihin waktu nambahin watermark *malesan*..hehe
BalasHapusHarus ekstra waktu, tenaga, pikiran. Soalnya ga bisa sembarangan kasih watermark, ya. Jangan sampai estetika foto hilang, kalo kata Mbak Hani. :)
HapusSaya tetep pake watermark tipis. Belum pernah ngecek sih, ada yg nyolong atau engga.
BalasHapusAih, aku suka lihat foto-foto di Instagram-mu, Mak. Bikin lapeeer. :v
HapusKalo urusan foto emang bagian yg paling lama utk jd sebuah artikel buatku. Editing foto plus watermark is a must buatku. Terlepas ujung2nya di crop atau disotosop. Dimana2 maling dan copaser jg pasti lebih pinter daripada kita. Jd ya legowo ajalah. Sing penting udah usaha pake watermark :))
BalasHapusHihihi udah siap mental jadi terkenal ya, Line. :))
HapusBelum pernah, Mak. Kualitas foto aku biasa aja. Tapi tetep aku watermark biar mantap hahaha...
BalasHapusFoto-fotomu bagus, Mak. Bikin laper hahaha.
Hapussetuju dengan watermark saya mak!... setidaknya ikhtiar dulu biar fotonya gak dicuri (meski fotonya gak bagus2 amat hehehe)
BalasHapusteringat kasus di twitter antara seseorang yg menjelek2kan kota Bandung dengan twitter balasan Ridwan Kamil, yang ternyata foto profil twitter yg menghina itu memakai foto orang lain yaitu anak sma di salah satu sma di Jakarta..
duh...
Serem, foto kita diambil untuk tujuan kejahatan. Jangan sampe, deh. Naudzubillah.
HapusFoto2 desain baju teman baik saya di payetgaunpesta.com dicuri tim kreatif salah satu production house sinetron Indonesia yg waktu itu sempat populer. Orang2 yg nonton sinetronnya berasa familiar ama foto2 tsb dan lapor ke pemilik blog. Saya sarankan waktu itu untuk mendatangi production house dan minta pertanggungjawaban. Wong tim kreatif kok nyuri, mana sisi kreatifnya ya hehe. Ujungnya hepi ending. Mereka ngaku khilaf krn kejar tayang dan minta maaf, bahkan temanku dpt orderan untuk bikin desainnya di gambar jd baju beneran krn ada scene catwalk di jalan ceritanya.
BalasHapusAlhamdulillah, seneng baca cerita happy ending begini. Moga makin banyak orang yang punya kesadaran atas karya cipta. Salam buat temannya, Mbak. :)
HapusSaya pernah artikel kontes dicopas. 3 paragraf cuman tapi kecewanya tuh disini *tunjuk dada* untungnya sama2 kalah :D
BalasHapusDan efeknya sy jadi males ngunjungi blognya. Walau gak sy tegur tapi cukup tau ajalah kelakuannya begitu. Kasihan klo diketahui org banyak soalnya si pencuri ini kondang bnget di sosmed. Sy yakin semua blogger kenal kok sm dia.
Klo foto blm pernah sih dicuri, blm bs foto bgus sih haha
Wah, ikut prihatin. :( Kenapa ga coba japri aja? Setidaknya dia tahu kalo Mbak tahu dan mikir ulang kalo mau melakukan lagi. Semoga ga kejadian lagi ya, Mbak. :(
HapusSaya masih gimana mood untuk urusan ini, Mak.
BalasHapusDulu foto yang di blog gak saya watermark. Trus pernah nyobain di setting gak bisa di copas. Tapi, sekarang lagi copas. Ceritanya gara2 kesel aja ngeliat beberapa foto saya diambil tanpa disebutin sumbernya. Tapi, giliran foto yang lain disebutin sumbernya. Dan, itu kejadiannya gak sekali. Saya sempet heran aja, kenapa giliran foto punya sy gak disebutin sumbernya? Cuma mau nanya males aja. Saya milih di watermark sekarang.
Gak tau deh bertahan sampai kapan diwatermark. Pokoknya gimana mood :)
Wew, sampe berkali-kali ya, Mak? Perlu dipertanyakan juga itu. Hmmm.
HapusAku sebenarnya jg lbh seneng ga pk wtrmark...kl pun pake pasti tipis bgt. Dan sebenernya rada cuek sih kl hasil fotoku diambil...(tp kok blm ada yg ambil yaa..:p *fotojelektapipede
BalasHapusTahu-tahu foto Mak Dwina nongol di iklan skin care. *kyaaa* *canda* Jangan sampe kejadian, Mak. Aku suka lihat foto-fotomu. Macam foto model. :))
HapusBelum pernah mbak Haya. Karena fotoku juga biasa aja.
BalasHapusMakasih sharingnya
Sama-sama. :)
HapusSaya mah bantu meresin kompresan Mak Haya aja lah. Aku belum pake watermark, selain blm bisa tekniknya, juga saat ini aku pikir belum perlu Mak. Nantilah...hehehe (kok pilihan komen gak dibuka untuk open url, Mak?)
BalasHapusSetting komen udah diubah, Say. *peres kompres*
HapusWahhh workshop yang mencerahkan banget mbak mendamaikan hatiku yang sedang galu gundah gulana hehe mantep dah ^-^ aduh saya jadi tersepoi hehe pas s am suasana hati...setuju sama mbak Prue nge blog jalan terusss dah mantap ^-^.9 mksih mbak
BalasHapusAnggap aja salah satu ujian menjadi blogger sukses. Semangat! :v
Hapuswah penting banget watermark foto ya mak.. kalau ambil foto di istockphoto yang ada watermarknya termasuk nyuri ga mak itu?
BalasHapusJustru di sini dikatakan bahwa para fotografer dan blogger kondang biasanya tidak watermark foto karena mereka lebih care sama estetika foto. Watermark dikhawatirkan merusak keindahan foto, Mak. Tapi, semua kembali ke pilihan masing-masing. Kalau mau watermark, monggo. Asal hati-hati. Untuk ambil foto kalo nyebutin sumbernya gpp, Mak. Atau watermark foto tsb tidak kita dihapus. Cmiiw.
HapusKalau aku yang sering dicuri adalah foto2 gula aren dan gula semut, Mbak Haya. Dulu belum ngeh watermark. Es setelah di watermarkpun gak mengjalangi pencurian tuh. :)
BalasHapusUdah watermark ga menghalangi pencurian juga ya, Mbak? Berarti kita terapkan cara Pru. :))
HapusFoto saya biasa aja, jadi ga ada yang copas. hehehe
BalasHapusJangan sampe kejadian ya, Mas. ^^
HapusTerima kasih banyak krn sdh berbagi hal yg bermanfaat ini mak Haya.
BalasHapusBuat bunda sendiri sih biar aja lah kl mmng diambil fotonya oleh sang copas....berarti fotonya bagus yaa....hehehe
Salam
Sip, Bunda. Makasih udah mampir, Bun. ^^
Hapussetuju mak. Cuek. Tapi bukan berarti kita tdk melakukan apa2 ya...
BalasHapusdengan cara menegur si pencuri, kita sudah melakukan sesuatu.
Iya, betul, Mbak. :)
HapusSalah satu risiko jadi orang terkenal: foto-fotonya dicuri dan disalahgunakan orang tak dikenal. Hmm, selalu ada selfie di sela-sela acara, ya, Mak.
BalasHapusEmbyeeer! :))
Hapusselain watermark ada beberapa cara lain juga untuk memproteksi image atau foto diantaranya adalah cukup memasang image yang resolusinya kecil, sembunyikan image source atau bisa dengan javacsipt yang mendisable pengunjung untuk melakukan klik source blog, seperti yang dikutip http://www.naturefocused.com/articles/image-protection.html
BalasHapussalam :D
Makasih tips-tipsnya. :)
HapusFoto karikatur keluaga saya dua kali dijadikan iklan! Huhuhu ....
BalasHapusHuaaa iyaaa. Jadi billboard gede untuk tujuan komersil pula ya, Mas. :(( *puk puk*
HapusAku jg sekarang males watermark mak..toh kl tu org niat seperti mak haya bilang bisa aja dia edit ulang. Terserah deh mo diambil jg monggo....itu berarti foto2ku bagus kan hihihi
BalasHapusBtw beberapa bulan lalu aku terima email dr salah satu hotel di Lombok minta izin pake fotoku utk promosiin Lombok di web mereka di fotonya langsung ngelink ke blogku... nah ini baru sip..meskipun ga dibayar seneng aja udah ikut andil memasarkan pariwisata Lombok :)
Nah, kalo nge-link ke blog kita, sih, gpp ya, Mun. Aku juga ngeliat traveler-traveler kondang biasanya pada ga makai watermark, sih. Rupanya dah siap mental qeqeqe. *_*
BalasHapusseperti fans yang mencuri foto kesukaannya ..
BalasHapusMencuri dan mencuri terus....
HapusBelum pernah kecurian, mak. Soalnya foto saya masih amatiran sih..hehehe..
BalasHapusJangan sampe, ya. :)
HapusFoto2ku ndak ada yg istimewa, Mak Haya, tapi yo tetep kukasih watermark :)
BalasHapusWatermark foto-fotomu lucu, Jeng. Bentuknya kacamata, sesuai karakter pemilik blog xaxaxa.
HapusAku pernaah brapa kali tutorialnya dicopas orang sekaligus sama kata-katanya jugak. Tp yabgitulah, biarin aja. Cm skrg aku tambahin aja watermark gitu. Ini tulisannya bikin smangat mba
BalasHapusTetap semangat berkarya, Mia. Dikopas pasti karena bagus. ;)
HapusAssalamualaikum salam kenal mba, utk bisnis fotografiku pernah mba, diakui fotonya org itu... tp utk blogku sih belum tau mba, tp aku pake watermark, kebetulan emang sengaja diperjelas bangt logonya dan dibikin lucu logonya...
BalasHapusWaalaikumsalam. Jadi pengin lihat watermark-nya. :D Oiya, apa yg Mbak lakukan kepada si pencuri waktu itu?
HapusWatermark is a must for my pic Mak.. saya pasang jelas-jelas.. :)
BalasHapusAsal jangan sampai watermark 'ngalingin' foto alias 'menyia-nyiakan' keindahan foto seperti yang disebutkan @DuaRansel di atas ya, Ris.
HapusSalam kenal Mbak :)
BalasHapusAku kemarin ikutan juga acaranya, sayang ga dapat tempat untuk workshopnya. Padahal pengen banget.
Bener banget tuh sama yang dibilang Mbak Hani dan Prue. Jadi gak kesel-kesel amet lagi deh kalo dicuri fotonya. (Walaupun saya belum pernah dicuri sih hehehe)
Salam kenal juga. Semoga kapan-kapan bisa ikutan workshopnya kalo diadakan lagi. :)
HapusFoto2 saya enggak ada yang bagus. Watermarknya juga cethar banget. Alias norak, kak.
BalasHapusBener. Sudah dimark, tetap saja dicuri dg cara dicrop. Saya pernah beberapa kali ngerasain.
Jadi, saya ikutan orang2 beken di atas, ah. Cuek saja sajo. Nanti toh ada balasannyo.
Hihihi ya kalo kayak gitu caranya ga berkah ya, Dah. Pasti adalah ganjarannya nanti.
HapusMeh. Jangankan dicuri orang lain, dicuri surat kabar juga pernah :D kayaknya wartawannya ngambil deh dari blog. Tapi gak kasih keterangan sumber foto. Tapi udah lama banget sih kejadiannya, tahun 2005 :D mau protes ah yasudahlah, saya tetep gak ikhlas. biar nanti di akherat aja hukumannya. heuhuehue
BalasHapusBeuh parah, ya. :( Jurnalis mestinya amat sangat paham etika. Semoga ga kejadian lagi. *puk puk*
HapusKalau saya, Alhamdulillah, dan jangan sampai ada yang ambil tanpa permisi foto-foto yang ditempelkan di blog pribadi saya (walaupun kualitas foto saya juga nggak bagus-bagus amat). Saya bisa memahami perasaan rekan-rekan blogger yang mengalami peristiwa yang pastinya nggak diinginkan oleh siapa pun ini.
BalasHapusPengalaman berkaitan dengan tempel-menempel foto, biasanya kalau foto itu bukan hasil karya saya pribadi, saya cantumkan, "pinjam dari sini", kemudian dilink-kan, supaya pembaca tahu sumbernya dari mana sekaligus menyatakan bahwa gambar/foto itu bukan milik saya. Trus, gambar/fotonya pun nggak saya edit, misalnya, ditambah gambar atau tulisan. Tidak. Khawatirnya kalau malah menyalahi aturan hak cipta. Sedangkan kalau fotonya hasil jepretan saya sendiri, sejauh ini, baru dilengkapi watermark aja, pakai nama beken saya: "Ratri Puspita". Hihihi.
Apakah ada sistem pengaman foto? Kalau nggak salah, untuk tulisan sudah ada ya, dengan cara nggak bisa dicopas langsung. CMIIW. Kalau foto bagaimana? Adakah semacam perangkat lunak atau aplikasi yg menjadikan foto-foto koleksi pribadi yang diunggah ke blog tidak bisa dicopas sembarangan?
Kurang tahu kalo soal prangkat lunak atau aplikasinya. Saya ga pernah pakai. Pasrah wae. :))))
HapusAlhamdulillah Mak, belum pernah dicuri. Alamat memang belum terkenal Mak. Sekaligus gak jago jepret-jepret foto. :D
BalasHapusMoga kalo dah terkenal ga kejadian juga. :D
HapusHi Mak salam kenal :) Ternyata kita barengan kmaren yah. Besok kalau ngikut acara blogger lagi semoga bisa ketemuan dan ngobrol ya.
BalasHapusHalo, salam kenal, Maureen. :) Tempo hari acaranya seharian dan banyak orang. Ga ada kesempatan kenalan satu-satu kita, ya. Next time hopefully. ;)
HapusDulu waktu jaman friendster foto ku kadang di curi orang, mbak, saya mah seneng-seneng aja sih, tapi idu dulu, kakau sekarang mah nggak dong *sok cakep banget ya aku hahaha
BalasHapus