Mungkin pernah, ya. Kalau disebutkan brand ambassador, saya jamin, kita langsung membayangkan public
figure terkenal yang mewakili sebuah brand
terkenal pula. Betul begitu? Eits, eits, eits, ternyata, tidak. Sekarang
ini, sadar atau tidak, kita yang berkecimpung di dunia blogging telah
bertindak sebagai brand ambassador
untuk banyak produk dan jasa. Kita dengan sukarela mereview sebuah produk atau
jasa melalui blog atau media sosial karena produk atau jasa tersebut kita
anggap oke. Sebagai individu, informasi diberikan berdasarkan pengalaman, tanpa
memihak. Jadi, mengapa kita tidak berusaha melakukannya dengan lebih baik lagi?
Saya pribadi cukup sering melakukannya di blog
dan/atau Twitter. Kali ini, saya merasa terhormat bisa menjadi 'brand ambassador' Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) atau istilahnya #SahabatJKN. Blogger #SahabatJKN
membantu menyosialisasikan JKN, meliputi perkembangan isu, aplikasi di
lapangan, membantu mengawasi pelaksanaan (terutama di daerah). Blogger tidak hanya dituntut untuk bisa menulis di blog. Sedikit banyak,
blogger juga mesti mampu menyampaikan hal yang diketahui secara verbal kepada
masyarakat. Ehm! *benerin kerah* *sasak
konde* *lho?!*
Beruntungnya saya
jadi #SahabatJKN karena mendapat banyak materi kece badai, salah satunya dari narsum
Dwi Noviratri Koesno atau akrab disapa Ira Koesno. Wah, siapa yang tidak kenal
Ira Koesno? Itu, lho, sosok cantik energik, mantan penyiar Liputan 6 SCTV yang kesohor ituuuh.
Pukul 19.00 wib bertempat di Hotel Harris, Tebet,
Jakarta, acara dibuka oleh Mas Anjari Umarjianto, Kepala Opini Publik Pusat
Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, sekaligus kepala suku kegiatan
#SahabatJKN 13 – 14 Agustus 2014. Dengan gayanya yang luwes dan pede, Ira pun memperkenalkan
diri. "Ironi
komunikasi adalah sebagian besar orang hanya mendengar separuh dari omongan
orang lain dan mengingat serta memahami separuh dari yang mereka dengar," Ira
membuka percakapan. Lalu, apa yang salah? Nah, yuk yak yuk simak penjelasan Ira
yang sudah saya rangkum.
Sebelum berbicara di depan publik, mari kita taati *halah, opo iki bahasane* prinsip-prinsip
dasar public speaking:
1. Pahami subjek
Biasanya, ketika akan mewawancarai seorang tokoh,
Ira mencoba mencari tahu tentang tokoh melalui buku atau media. Jangan sampai
bertemu tokoh dalam keadaan blank.
Seperti kami para #SahabatJKN, tentunya kami harus benar-benar memahami tentang
JKN sebelum menyampaikannya kepada publik.
2. Punya pesan atau tujuan yang jelas untuk disampaikan
Kudu punya PESAN KUNCI. Catet! Cukup 2 – 3 kata, tergabung
dalam 1 – 2 kalimat. Konsentrasi audiens biasanya semakin turun. Jadi, pastikan
pesan kunci disebutkan di awal, tengah, dan akhir materi. Contoh pesan kunci: JKN harapan baru untuk meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat.
3. Pahami karakterisitik dan jumlah audiens sebelum
menyiapkan materi
Apakah audiens kita satu kelompok atau campuran?
Kebanyakan laki-laki, perempuan, atau seimbang? Bagaimana karakter mereka?
Mereka tinggal di kota atau di desa? Ira terus terang 'tidak berani'
mengajar anak SMA karena tidak memiliki keterampilan menghadapi anak SMA. Jadi,
persiapan menghadapi audiens ini sangat penting. Oiya, perlu juga mengetahui
apakah audiens yang kita hadapi baru selesai makan siang atau makan malam. Setelah
makan, biasanya konsentrasi menurun karena energi dipakai untuk mencerna
makanan. Itulah sebabnya Ira bertanya kepada kami apakah kami mengantuk atau
tidak setelah makan malam pukul 19.00. Kami kompak menjawab, "Insya
Allah tetap semangat soalnya yang ngasih materi Ira Koesno hahaha!"
![]() |
Tampang-tampang kekenyangan |
![]() |
Tuh, semua konsentrasi penuh, kan? |
4. Apakah memang kita yang seharusnya memberikan
presentasi atau hanya jadi pengganti?
Kalau memang kita yang diminta memberikan
presentasi, pastinya asyik-asyik aja, dong, ya. Tapi, bagaimana kalau tiba-tiba
kita diminta menggantikan presentasi orang lain? Tips dari Ira, sesedikit apa
pun waktu yang kita punya untuk persiapan, manfaatkan. Baca ulang materi dan
ubah (kalau perlu) dengan kalimat yang mengandung makna sama, namun dengan gaya
khas kita.
5. Bagaimana ketentuan presentasi?
Sebelum presentasi, kita harus memiliki jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan berikut: berapa panjang presentasi? Ada permintaan khusus
soal durasi? Alat-alat apa yang akan membantu kita dalam menyampaikan pesan
(contoh, grafis, animasi, video, audio, dll)? Apakah ada tanya jawab (termasuk
persiapan menghadapi resistensi)?
6. Siapkan penampilan
Jangan sampai saltum alias salah kostum. Ira pernah
melihat pemateri yang memakai rok mini saat presentasi. Kalau tidak salah,
audiensnya duduk lesehan. Pemateri tersebut bolak-balik menarik rok mininya
sehingga mengganggu konsentrasi audiens.
Hal wajib dikerjakan
sebelum public speaking:
1. Atur napas dan minum air putih hangat. Ira
menyarankan rajin berolahraga agar napas stabil dan tidak mudah terengah-engah
saat public speaking.
2. Kuasai materi. Hindari menghafal mati! Bikin
poin-poin dan catatan saja agar suasana hidup. Terus berlatih, apalagi kalau
pemula. Gunakan perekam dan kamera untuk evaluasi. Minta masukan dari teman
yang mumpuni dalam hal ini.
3. Selalu cek dan ricek peralatan yang akan digunakan.
Bersiaplah menghadapi hal-hal tak terduga.
4. Lihat mata audiens saat berbicara. Grogi? Lihat
kening mereka. Jangan terus-menerus menunduk atau memandang ke arah lain. Hmmm
... saya jadi inget salah satu dosen saya yang selalu memandang pintu saat
memberikan kuliah. Huaaa ... rasanya pengin gigit meja!
5. Berlatih berbicara dengan intonasi dan kecepatan
yang berbeda-beda.
Saat berbicara, jaga agar tidak terlalu lambat atau
terlalu cepat. Buka mulut supaya audiens bisa menangkap jelas apa yang kita
bicarakan. Kalau malas membuka mulut, kalimat kita hanya menjadi noise (gumaman). Sebaliknya, kalau belum
apa-apa sudah buka mulut, kita akan cenderung mengucapkan "Eee ...
eee ... eee ...." Otak masih memikirkan kalimat apa yang akan
diucapkan, sementara mulut sudah membuka. Jadinya, ya, seperti itu. Ira 'mengharamkan' menyebutkan "Eee
… eee … eee…." Sekali dua kali, sih, boleh. Kalau terus-terusan, ini
sangat mengganggu. Tipsnya, kalau belum bisa mengucapkan sesuatu, mulut jangan
dibuka. Satu catatan lagi dari Ira: gunakan JEDA.
6. Manfaatkan tangan!
Manfaatkan tangan untuk membuat gerakan menggarisbawahi,
menekan, menunjuk, dll. Sebaliknya, dilarang memasukkan tangan ke saku, melipat di dada, dipakai untuk garuk-garuk, dll. Kelihatan banget groginya, ye. Yang wajar-wajar
ajeee.
Materi public
speaking dari Ira berlangsung sangat cair. Jangan salah, walau pakai high heels, Ira lincah berjalan ke sana
kemari menyapa ramah para #SahabatJKN. Seru, penyiar yang terkenal dengan
pertanyaan-pertanyaannya yang tajam untuk narsumnya di televisi ini, meminta #SahabatJKN
(termasuk saya hehehe) langsung praktik berbicara dan mengoreksinya di saat itu
juga.
![]() |
Latihan! Latihan! Latihan! |
"Jangan maksa melucu kalau tidak bisa melucu, " pesan Ira kepada kami semua di akhir acara. Sebagai ice breaking, kita bisa mengajak audiens berdialog tentang hal-hal yang dekat dengan keseharian mereka, tapi nyangkut sama tema presentasi. Melempar games juga boleh banget. Meski mengaku tidak bisa melucu, kami merasa terhibur dengan penampilan perempuan penggemar traveling ini. Nah, sudah bisa menebak kegiatan pamungkas kami, kan? Foto selfieee!
![]() |
Selfie lumayan manis *dikepret* |
![]() |
Selfie ngawur |
![]() |
Selfie makin ngawur |
Jadi, bicara
di depan publik? Blogger juga bisa, kok! Mari terus berusaha lebih baik dan
lebih baik sebagai brand ambassador,
melalui tulisan di blog maupun lisan. Pengin tahu apa dan bagaimana JKN? Juga,
tur ke puskesmas dan RS yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan? Simak postingan saya
berikutnya, ya! [] Haya Aliya Zaki
Wih, tampilannya baru.
BalasHapusEhm! *batuk*
HapusTadi waktu saya berkomentar yang tampak hanya judul di atas dan kotak komentar ini. Mungkin karena jaringan internetnya sedang lemot, jadi artikelnya enggak kelihatan.
HapusTerus bagaimana tanggapan Mbak Ira atas penampilan (praktik berbicara) Mak Aliya di atas?
Katanya bicara saya agak lambat. Saya perbaiki dan sudah oke. :)
Hapuskalau berbicara didepan banyak orang saya suka keringetan dan BLANK yang ada diotak ini :D
BalasHapusPakai catatan, Mak. Kata Ira, boleh sesekali lihat catatan atau atau kalau lupa, tanya audiens: Sampai di mana saya tadi? :D
HapusWah keren nie mbak materinya sudah saya bookmark habis sholat baca dan renungi lagi makasih mbak ^-^
BalasHapusSenang kalau bermanfaat. :)
Hapusnice post mbak sudah saya renungi heheh...
HapusMudah-mudahan bisa kita praktikkan, ya. :)
Hapuskeren bahasannya, baru liat juga mak haya ketawa lebar hihi
BalasHapusHahaha kelihatan gingsulnya. :)) *tutup muka*
HapusBookmark, ini lengkap bingittss aku ngga ush nulis ah hahaha
BalasHapusWkwkwkw ga boleeeh. :))))
HapusIhiiiir.... semoga JKN dapat mengcover seluruh WNI.
BalasHapusAamiin. Targetnya tahun 2019 tercover semua, Mas. :)
HapusMakasih sharingnya mak Haya.
BalasHapusSem-sem. Semoga bermanfaat. :)
HapusWaduh...saya kok kesontrek pas lagi mangap. Hi...7x.
BalasHapusHati-hati lalat, Mas. :D
HapusYey..dpt wawasan lg dr mbak Haya nih..hehehe...
BalasHapusYuk, saling berbagi. Kebetulan saya hadir di sana. Jadi, saya share. :)
HapusSharing blog mak Haya selaluuuu sarat ilmu. Suka, suka, sukaaa!
BalasHapusAih, salah satu fans Ira Koesno, nih. :D Makasih dah mampir, ya. :D
Hapusterimakasih sharingnya mak :)
BalasHapusSama-sama. :)
HapusIra Koesno masih cantik ya? dan .. langsing *perempuan itu kalo liat perempuan lain, sebenarnya seperti laki2 melihat perempuan ya, lihat tampang dan kelangsingan* ups maaf fokus sedikit bergeser.
BalasHapusIni tip2 keren. Kayaknya saya perlu belajar sedikit2 karena suka gagapan kalo di depan orang. Jangankan di depan banyak orang, di depan satu orang saja bisa gagap *payah* :D
Jadi ingat senior di kampus. Setahun di atas saya. Orangnya pintar jadi cepat jadi dosen. DIa masih ngajar beberapa orang teman setingkat saya (mereka mengulang mata kuliah yang dipegangnya). Sama salah seorang teman, di grogi setengah mati, katanya begini sama teman saya, "Kalau saya mengajar, kamu tidak usah masuk, nanti saya kasih nilai A."
Teman saya berduka karena dia pengen dapat ilmunya bukan pengen asal lulus hehehe
Iya, Ira Koesno teteup cantik. Iri sama langsingnya. :D
HapusItu seniornya mungkin karena teman sebaya jadi grogi gitu ya, Mak?
yeahhh... ada nama saya... :))
BalasHapusKepala suku harus disenggol, dong. :v Makasih suadh memfasilitasi ya, Mas. :)
HapusKompliiit! Jadi mak Haya sekarang ngomongnya tepat ya, ga kelambatan, ga kecepetan...
BalasHapusAyo, kita sama-sama belajar, Mak. :)
Hapusmakasih mbak sudah berbagi,,,
BalasHapusSama-sama, Mas. :)
Hapusmakasih mak sharingnya :)
BalasHapussetuju banget,kalo nggak bisa ngelucu,jangan ngelucu,daripada garing kan tambah malu2in hehe....
Yup, persis kayak yang dibilang Ira. Nanti malah jagi garing hehehe.
HapusPertama, sedih karena nggak tau ada info acara ini. Mungkin pas aku lagi sibuk sama urusan cat di rumah, jadi nggak online (*suruh sapa) hahaha. Kedua, materinya keren, makin nyesel nggak bisa ikutan. Ketiga, surprise liat dirimu lebih sehat mak (baca, lebih berisi), hahahaha *kaboor ah. Anyway, TFS
BalasHapusHahaha dasar Makpon, jangan terlalu fokus di bodi aye, Mak. :)) *tutupin pake anduk* wkwkwk. Btw, ini undangan terbuka via Twitter dari Mas Anjar. Siapa yang mau dan bisa, langsung daftar. Gitu, Mak. Ini kami juga ga tahu bakal ada Ira Koesno. Soalnya di jadwal tertulis pelatihan menulis dan ga ada nama blio. Rupanya pelatihan menulis ga jadi. Gitu, Mak. Moga-moga ada lagi acara kayak gini. Kita kumpul-kumpul bareng sambil nimba ilmu. ;)
Hapus"Gitu, Mak" sampe 2 kali. :p
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusRangkuman nya berguna banget nih, Mak. TFS. Lgsg praktik ah!
BalasHapusYuk! :)
Hapuswah klo selain di kelas agak grogi klo harus ngomong di depan banyak orang saya mbak :)
BalasHapus