![]() |
Sri Izzati |
Tidak terasa, hampir 9 tahun
berlalu sejak pertemuan pertama saya dengan Sri Izzati Setyo Soekarsono. Senang sekali rasanya bisa
bertemu Izzati lagi pada bulan November 2013 di acara Konferensi Penulis Cilik
Indonesia (KPCI) di Twin Plaza Hotel Jakarta. Kami sama-sama jadi juri KPCI, tapi beda tim. Izzati satu-satunya juri KPCI
yang masih belia. Gaya bicaranya ceplas-ceplos dan ceria. Binar cerdas tampak
dari matanya. Tidak ada kesan angkuh sama sekali, meski namanya sudah dikenal
di mana-mana.
Di acara puncak KPCI, perempuan kelahiran 18 April 1995 ini menyanyikan lagu Save the Water sambil bermain biola. Penampilannya luwes-wes-wes. Tidak heran. Kata Benny Rhamdani, Editor in Chief DAR! Mizan, Izzati memang sudah terbiasa tampil, baik sebagai penulis maupun pemain musik. Oiya, Save the Water bukan lagu sembarang lagu. Lagu tersebut diciptakan oleh Izzati sendiri. Lagu ini pulalah yang berhasil menghantarkan Izzati menjadi pemenang harapan di sebuah lomba yang diadakan koran Kompas. Keren, ya?
Di acara puncak KPCI, perempuan kelahiran 18 April 1995 ini menyanyikan lagu Save the Water sambil bermain biola. Penampilannya luwes-wes-wes. Tidak heran. Kata Benny Rhamdani, Editor in Chief DAR! Mizan, Izzati memang sudah terbiasa tampil, baik sebagai penulis maupun pemain musik. Oiya, Save the Water bukan lagu sembarang lagu. Lagu tersebut diciptakan oleh Izzati sendiri. Lagu ini pulalah yang berhasil menghantarkan Izzati menjadi pemenang harapan di sebuah lomba yang diadakan koran Kompas. Keren, ya?
Ya, Sri Izzati, penulis cilik itu.
Kini dia sudah remaja.
Sekadar menapak tilas, tahun
2005 saya bertemu Izzati di acara Temu Penulis, Editor, dan Ilustrator DAR!
Mizan di Hotel Papandayan, Bandung. Saya diundang ke acara karena buku pertama
saya Si Kembar diterbitkan oleh DAR!
Mizan. Sebagai penulis Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) angkatan pertama, Izzati langsung
menjadi magnet yang menyedot perhatian. Buku-bukunya KKPK Kado untuk Ummi dan Let’s
Bake Cookies bestseller dalam
waktu singkat. Saya memanfaatkan momen tersebut untuk mewawancara Izzati. Berhubung
masih kecil, Izzati diwawancara sambil ditemani orangtuanya. Dalam kacamata
saya, ayah dan ibu Izzati orangtua yang asyik banget. Bisa enggak, ya, saya jadi orangtua yang asyik kayak gitu? Mereka ramah, santai, dan
sabaaarrr.
Izzati kecil senang sekali membaca. Umur 10
tahun, segala buku karya J.K. Rowling, C.S Lewis, Enid Blyton, Jacqueline
Wilson, Pipiet Senja, dan lain-lain, habis dilahapnya. Selain membaca, dia pun
senang sekali menulis buku harian. “Kalau udah selesai nulis, aku baca lagi.
Terus, aku tambahin, deh, cerita yang lain (cerita bohong-bohongan) hihihi.
Tokohnya aku ganti jadi orang lain. Selesai, kan, karangannya!” celoteh Izzati,
lucu. Meski menulis fiksi, Izzati selalu melengkapi cerita karangannya dengan
data-data akurat. Misal, ketika dia menulis
cerita tentang anak berjilbab, dia bertanya kepada ibunya mengenai jilbab.
Izzati juga baca buku-buku dan surfing
internet untuk melengkapi data-data yang dia butuhkan. Prestasi paling TOP yang
diraih Izzati pada usia 10 tahun adalah rekor MURI sebagai Penulis Novel
Termuda. Wow!
Bukan cuma itu. Bukan Izzati
namanya kalau tidak terus menuai prestasi. Beranjak remaja, sekitar tahun 2011, penulis yang fasih
berbahasa Inggris dan Spanyol ini terpilih menjadi salah satu siswa yang
berangkat ke Amerika melalui Rotary Youth Exchange. Rotary Youth Exchange
adalah program pertukaran pelajar sekolah menengah dari Rotary International.
Anak-anak muda di seluruh dunia diajak untuk menyelami budaya baru. Saya sering
membaca status-status Facebook Izzati yang menceritakan pengalamannya di Amerika
sana. Foto-foto Izzati bersama teman-temannya kebanyakan kocak dan seru! Tahun
2013 Izzati kembali ke Indonesia dan sekarang tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Juni 2013, saat milad penerbit
Mizan yang ke-30 digelar di Gedung SMESCO Jakarta, Izzati dianugerahi
penghargaan KKPK Young Inspiring Writer. Menurut Dadan Ramadhan, Manajer Lini
Anak dan Balita DAR! Mizan, penghargaan diberikan karena Izzati dianggap pionir penulis KKPK. Lepas satu dasawarsa, sosok Izzati masih mendapat
tempat istimewa di hati para pembaca cilik kita. Bertepatan dengan milad Mizan
yang ke-30, seri KKPK yang digagas oleh Andi Yudha Asfandiar ini juga
merayakan milad ke-10. Saya pribadi sebagai salah satu editor KKPK, tak henti berdecak kagum melihat kreativitas dan imajinasi anak-anak. Semakin hari, karya anak-anak semakin
banyak dan berkembang. Salut!
Hmmm ... apakah Izzati masih
menulis? Pastinya! Kamu bisa membaca cerita kesehariannya di blog The Girl Tells Tales. Awal Maret 2014,
buku terbaru Izzati berjudul Satu Keping
(DAR! Mizan) launching di acara Pesta
Buku Bandung. Kali ini Izzati tidak bercerita tentang dunia anak-anak lagi,
dong. Ceritanya seputar cinta dan patah hati khas remaja. Cieee ... cieee .... Bahasanya mengalir dan enak dibaca. Tulisan-tulisannya sederhana, namun mengena. Kehadiran buku Satu Keping seolah menjadi obat kangen para fans Izzati.
Semoga
kita semua terus bersua dengan Izzati melalui karya-karyanya. Tetaplah
berkarya, Izzati! Tetaplah menulis! [] Haya
Aliya Zaki
Sebagian foto diambil dari album Facebook dan Twitter Sri Izzati
Sebagian foto diambil dari album Facebook dan Twitter Sri Izzati
Sri Izati, yaya yaya :)
BalasHapuswah senang bacanya lihat sri Izzati waktu di Islamic Book Fair 2014
BalasHapushebat banget,,,terus berkarya jadi kartini di masa kini :)
BalasHapuswaaah bakat dari kecil dan tidak ada paksaan dari pihak lain, long lasting yaaak? suskes terus buat Izzati
BalasHapusIyes. Yang aku lihat, sih, begitu, Mak. :) Izzati belajar secara fun, juga dari teladan orangtuanya. Tidak ada paksaan sama sekali.
Hapuskeren banget, masih SMA ya mak?
BalasHapusKuliah di UI, Maaakkk. Pan udah kutulis di atas. :D
Hapuskeren banget, mak Rahmi, Mahasiswa UI itu diatas :D
BalasHapusHihihi. :D
Hapustrims atas update infonya ttg Sri Izzati mak Haya. Inspiring :D
BalasHapusSama-sama. Semoga bermanfaat. :)
HapusWaah keren, selain cantik dan berbakat ya mak.
BalasHapussalam buat Izzati :)
Wow. Keren. Salam buat Izzati :)
BalasHapusMel, Bai, kapan-kapan kalau ketemu, salamnya disampaikan. :)
HapusKeren.....
BalasHapus:)
HapusBangga melihat generasi muda yang penuh prestasi seperti ini
BalasHapusTerima kasih artikel inspiratifnya
Salam hangat dari Surabaya
Makasih juga udah mampir, Pakde. :)
Hapusinspiratif hehe mbak izzati keren :D cantik lagi
BalasHapusIya, semakin cantik. ^^
Hapuskagum dgn izzati..
BalasHapusIzzati memang banyak pengagumnya. :D
HapusWaaaa.. aku pernah beliin kumcernya buat Nadya, judulnya Kumpulan Cerpen Jempolan. Waktu itu umur Nadya baru 3,5 tahun dan aku nyesel dong, Mbak. Nyesel soalnya tiap hariiiiiii.. Nadya minta bacain. Kumcer gitu lho, pegel bacainnya, wkwkwk.. Aku inget cerita kesukaan Nadya tuh yang tentang kambing kurban :)
BalasHapusAku suka imajinasinya. Jadi penasaran mo tau novel versi remajanya :)
Salamin ya Mbak kalo ktemu lagi, hehe..
Hihihi Nadya pinteeer. :D Ayo beli novelnya, Del. Insya Allah kapan-kapan kalau ketemu lagi disampaikan salamnya, ya. ;)
HapusOiya, aku inget cerita kambing kurban itu. Aku juga suka. Sampai sekarang aku masih inget tentang kambing yang syahid karena dikurbankan. :)
HapusYa kaaaaaannn.. nancep banget kan pesannya, Mbak :)
HapusIya nih udah dimasukin list, tinggal tunggu gajian aja, wkwkwk..
Yang kurban itu kalo ga salah di buku Kumpulan Cerpen Jempolan, ya. Yang Satu Keping aku juga mau beli. :D
Hapuspenasaran pngn tau novel versi remajanya ..
BalasHapusSaya juga. Rencananya pengin beli dan baca. :)
HapusIzzati udah besar ya..cantik dan pintar..Sukses terus izzatiiiii
BalasHapusGa berasa, eike tambah tua huhuhu *salah fokus*
HapusHebat bangeeeeeeeeetttttt........
BalasHapusLuarbiasa iri pada ibunya. :)
Sammaaaa. :D
HapusHuhu... saya iri berat sama Sri Izzati. Dia punya minat, bakat, dan kesempatan di dunia tulis menulis.
BalasHapusSemoga saya bisa menyusul kesuksesannya ya Mak. :)
Ayo, dirimu pasti bisa, Mak! ^^ *pom pom*
HapusJangankan anak-anak dan remaja, aku pun ngefans sama Izzati. Sosok gadis remaja yang smart ini sesekali jadi topik obrolanku dengan anakku Yasmin Amira. "Keren banget ya, Bu, Kak Izzati itu. Kakak jadi mupeng deh berprestasi kayak dia," begitu anakku melihat kiprah Izzati. Saluuut!
BalasHapusYasmin juga keren! Makanya awak tulis profilnya juga di sini. ^^
Hapuswaahh..banyak nih di rumah buku KKPK karyanya Sri Izzati..
BalasHapussalut kecil2 tulisannya sudah bagus2
Aku juga koleksi buku-bukunya, Kak. Tapi, sebagian dirampok keponakan qeqeqe.
HapusSenang membaca anak muda yang sarat prestasi seperti Izzati ini :)
BalasHapusAdem ya, Kak. :D
Hapuswa,udah gede aja ya mak hihihi....inspiratif sekali,arkkk..tos dulu,sama2 jurusan Psikologi tp sayah dah emak2 hihihi
BalasHapusAciiiikkk ... eike bisa konsul haratiiisss. #eh
HapusCantik sekaliiii, Mba Sri. Pembawaanya juga terlihat ceria ya, Mba. Ramah. . .
BalasHapusIya, muda, cantik, ramah, ceria, berprestasi. Kayak yang komen di atasku persis. :v
HapusSri Izzati: 'reinkarnasi' Haya Aliya Zaki :)
BalasHapusHehehe kami beda generasi, bukan reinkarnasi. Tapi, sama-sama senang menulis. :)
HapusIni dia salah satu penulis favorit Shasa ku :)
BalasHapusFavorit Shafiyya-ku juga ini, Mak. :)
HapusWah sepertinya cerita tentang Izzati menginspirasi saya untuk terus mengejar impian saya :) sosok yang sangat inspiratif
BalasHapusIhh! Kak. Izzati pinter banget! Sekolahnya di UI lagi. Sama kayak saudaraku. Di UI juga. Kakak hebat!
BalasHapusI love Kak. Izzati!!! :*
Wow,kak Izzati :))
BalasHapusIzzati kereen, ingat dulu liat talkshownya dia dah nulis buku, aku baru mulai mo nulis wkwkwk..ahhh, mau cari buku barunyaa makasih mba hayaa..
BalasHapusKak aku mau nanya foto yang artikel majalah itu dar majala apa? terima kasih:)
BalasHapusSaya ambil dari medsos Izzati, bukan dari majalah. :)
Hapusyang tentang izzati kecil yang di wawancara oleh kakak? soalnya itu sumbernya untuk penelitian aku. hehe terima kasih kak sebelumnya
HapusOoo itu koran Analisa, terbitan Medan. Koran daerah. Terbit tahun 2005. Buat penelitian apa? Oiya, nama kamu siapa?
HapusKakak yang nulis artikelnya.
HapusTidak ada yang kebetulan, beberapa waktu yang lalu, saya melihat Izzati di JakTV (Republika), hari ini membaca ulasannya.
BalasHapusTerima kasih Mbak. CONSISTENCY IS THE KEY