Judul
buku : Sejenak Hening
Penulis
: Adjie Silarus
Penerbit
: Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Cetakan : I, Agustus 2013
Tebal buku : 310 halaman
Siapa yang tidak ingin bahagia? Rata-rata semua yang manusia
lakukan, yang manusia cari, yang manusia kerjakan, tujuannya untuk meraih
bahagia. Tapi, selanjutnya, apa yang salah? Mengapa bahagia terasa begitu sulit
mendekat?
Segudang tanda tanya tentang pencarian bahagia membuat
meditator Adjie Silarus melahirkan buku berjudul Sejenak Hening. Jujur, saya senang sekali ketika diberi kesempatan
oleh Kumpulan Emak Blogger mencicipi teaser-nya.
Bagi saya pribadi, sosok Adjie tidak lagi asing. Pria lulusan Psikolog
Universitas Gajah Mada ini sangat humble.
Sedikit banyak bisa terbaca dari kicauan-kicauannya di Twitter. Beberapa kali
saya menyambangi blog beliau yang sarat dengan cerita inspiratif.
Melalui buku Sejenak
Hening, Adjie mencoba mengajak pembaca menemukan kebahagiaan hakiki.
Caranya mudah dan menyenangkan. Cukup sejenak hening. Menurut Adjie, hening
adalah sumber kebahagiaan. Cerita pertama yang saya baca, yakni Menutup Jendela, semakin mendukung
pemahaman ini. Bahwa kita juga harus sejenak hening dalam memandang sesuatu. Jangan
selalu menyalahkan keadaan, sementara kita sendiri membiarkan indra kita "terbuka" dan kejadian-kejadian
yang menggelisahkan terus masuk, memporak-porandakan ruang batin kita.
Buku Sejenak Hening
disajikan dalam nuansa putih dan hijau yang sangat nyaman dibaca. Membuka lembar
demi lembarnya seolah membuat kita sedang merasakan terpaan embusan angin nan
sejuk dan mendamaikan. Uniknya, isi buku tidak dibagi berdasarkan bab,
melainkan acak saja. Ada 43 judul cerita yang disampaikan dengan kalimat
puitik. Meski puitik, kalimatnya mudah dimengerti dan selalu membawa kita pada
perenungan yang dalam. Berikut adalah paragraf dari teaser Sejenak Hening
yang saya anggap paling menohok.
Kita sering terlalu sibuk atau mungkin juga berpura-pura sibuk, sok sibuk supaya eksis, supaya diakui keberadaan kita, hingga kita melupakan apa yang sebenarnya kita lakukan dan bahkan tidak sanggup mengingat siapa diri kita sejatinya. Apalagi, kita pun sering lupa bahwa kita bernapas. Kita lupa menyapa orang-orang yang kita cinta dan menghargai kehadirannya hingga mereka sudah tiada. Bahkan, saat tidak sibuk pun, kita bingung bagaimana caranya menemukan kebahagiaan dalam diri kita. Dan, akhirnya kita malah menghabiskan waktu untuk melihat televisi atau bermain gadget tanpa kejelasan pasti yang kita anggap hal itu bisa melarikan diri dari diri kita sendiri.
Berdasarkan wawancara singkat saya dengan Adjie via Twitter,
salah satu tantangan menyelesaikan buku Sejenak
Hening adalah usaha untuk menyederhanakan konsep yang selama ini dianggap
rumit oleh orang-orang. Hm, tak terkecuali saya, nih. Dulu saya berpikir bahwa
meditasi merupakan hal yang sulit, perlu waktu lama, dan harus dilakukan di
tempat yang nun jauh di sana, seperti laut atau gunung. Adjie berhasil mematahkan
semua anggapan ini. Meditasi sejenak hening dapat dilakukan di mana saja, saat
di mal, di jalan raya, bahkan saat sedang antre sekalipun. Penasaran, kan?
Butuh waktu satu tahun bagi Adjie untuk menyempurnakan
tulisan yang sebagian diambil dari blognya ini. Yang ingin pre-order, juga sudah bisa, lho. Info
selengkapnya ada di bawah, ya.
Selamat membaca! Salam hening. Dalam hening ada bahagia. [] Haya
Aliya Zaki
Keren ya mak bukunya baru liat dari review doang apalagi aslinya :D
BalasHapusIya, Mak. Jadi enggak sabar pengin baca utuh bukunya. :)
Hapusdalam hening aada bahagia...itu mungkin ya mak yang membuat banyak para emak suka ngeblog dimalam hari...hening itu surga rasanya...:)
BalasHapusIya juga ya, Mak. Jadi bisa lebih konsen. :)
HapusBener sekali, contoh paling gampang itu di angkutan kota, nunggu di dokter, di tempat-tempat umum lainnya, kita malah asik nguplekin gagdet sendiri, lalu cuek melengos ninggalin orang-orang di sekitar kita.
BalasHapusYap, benar banget, Mak. Kadang-kadang aku juga begitu. :(
HapusBaca paragraf yang Haya copas di atas, membuatku ikut tertohok, sampai bengong sejenak (bukan hening).
BalasHapusBenar, terkadang kita nggak sadar apa sebenarnya yang kita cari dalam kondisi "sok sibuk" itu ya? Kepuasan batin? Kebahagiaan? Hmm... kayaknya perlu baca buku ini nih.
Iya, tulisan yang bikin kita merenung. :)
HapusPengen PO juga ah mbak... kayaknya bukunya keren tuh :)
BalasHapusIya, sepertinya keren. PO-nya dah bisa dari sekarang tuh. :)
Hapuswah jadi pingin baca tu buku :D
BalasHapusvisit my blog ^_^
www.LuchLuchCraft.com
My online store ^_^
www.TokoLuchLuchCraft.biz
Terima kasih sudah mampir. :)
Hapuskeren ya mak..baca reviewnya jadi kepengen :)
BalasHapusAku juga kepengin, Mak. :D
HapusReview yang manis, Mak ....
BalasHapusMakasih, Mak. Yang ngereview manis juga enggak? :D *tebelin bedak*
HapusDuh, reviewnya bikin pengen baca bukunya mbahay. Tulisan-tulisanmba bahasanya bagus sederhana. Ga Maya daku yang suka njelimet. Hihihihi
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMakasih, Mbak Fitri. :) Tulisan Mbak juga apik, apalagi resep-resepnya. Sayang, aku cuma bisa ngiler ngeliatin layar lappy-ku huaaa .....
HapusJadi pengen punya bukunya juga. Semoga ada di Aceh ;)
BalasHapusBisa pesan langsung tuh ke penerbitnya via online, Say. :)
Hapus