“Saya
sudah tidak sabar ingin memulai training.
Banyak sekali ide di kepala yang ingin saya tuangkan ke dalam tulisan,”
demikian kata Ibu Hasti Adiani Dwiputranti, salah seorang peserta pelatihan menulis di Museum
Bank Indonesia, Sabtu, 5 Mei 2012.
Yap,
antusiasme peserta memang terlihat begitu besar. Bahkan, saat tim Galeri Kelas Ajaib mengajukan proposal beberapa bulan sebelum hari H, antusiasme itu sudah
terlihat. Bapak-bapak dan ibu-ibu sepakat memilih jenis pelatihan menulis kisah
inspiratif. Menulis, selain bisa menjadi ajang mengekspresikan diri, juga bisa
menjadi refreshing di sela-sela
rutinitas kantor mereka yang padat. Dengan menulis, insya Allah mereka juga berbagi.
Berbagi pengalaman berkesan dan berhikmah kepada pembaca. Dan, kalau rajin
menulis, pastinya ada income tambahan
juga, bukan?
Acara
dimulai tepat pukul 08.30 WIB. Pembukaan dilakukan oleh MC Wylvera Windayana, disusul
dengan kata sambutan dari IPEBI yang diwakili oleh Ibu Swastika Dwi P. dari
bidang pendidikan IPEBI. Ibu Swastika mengatakan bahwa baru kali ini mereka mengadakan
pelatihan penulisan. Intinya mereka berharap, ini bukan pelatihan terakhir.
Harapan yang sama diamini oleh Galeri Kelas Ajaib. Semoga kerja sama ini terus
berlanjut.
Kata
sambutan selanjutnya disampaikan oleh Benny Rhamdani selaku penasihat Galeri
Kelas Ajaib. Benny Rhamdani menyampaikan uraian singkat tentang Galeri Kelas Ajaib. Seperti biasa, meski “cuma” kata sambutan, selalu ada hal
lain yang ditawarkan oleh kreator dan
penulis serba bisa ini, yakni games
menarik berhadiah buku dan selipan humornya yang khas. Ruangan yang dingin,
seketika terasa hangat. Wajah-wajah peserta yang tadinya serius, berubah
ceria.
Materi
pertama penulisan kisah inspiratif disampaikan oleh saya sendiri. Mulai dari
pengenalan jenis dasar tulisan, jenis kisah-kisah inspiratif, cara menggali
ide, sampai self editing. Sebenarnya,
di susunan acara awal, ada dijadwalkan waktu khusus untuk tanya jawab antara
pemateri dan peserta. Namun, ternyata, peserta merasa lebih nyaman bila langsung
melontarkan pertanyaan saat materi tengah disampaikan.
Pertanyaan
awal dari seorang peserta waktu itu adalah, “Mengapa yang menulis kisah-kisah
inspiratif kebanyakan perempuan?”
Saya
menjawab bahwa berdasarkan penelitian, perempuan memiliki area pengendali
keterampilan berbicara, yang cukup besar di otak. Sedangkan pada laki-laki,
hanya satu titik kecil. Jadi, perempuan cenderung untuk berbicara, mengeluarkan
unek-unek (curhat) yang ada dalam pikiran dan perasaan mereka dibandingkan
laki-laki. Dalam sehari, laki-laki mengatakan 2000-4000 kata saja. Sedangkan
perempuan, bisa tiga kali lipatnya! Nah, daripada curhat ini menguap bersama
angin, sebaiknya dituangkan ke dalam tulisan.
Pertanyaan berikutnya yang terlontar adalah :
“Apakah
boleh bila judul tidak berhubungan dengan isi?”
“Bagaimana
cara menyambung berbagai kisah pendek dalam satu naskah dan kisah-kisah
tersebut memiliki benang merah yang sama?”
“Apakah
tulisan Samuel Mulia yang ada di Kompas Minggu termasuk kisah inspiratif?” Ehm,
untung saya selalu membaca tulisan Samuel Mulia di Kompas Minggu. :D Saat
memberikan pelatihan, saya menyadari, betapa kegiatan membaca menjadi hal
penting, bahkan menjadi salah satu modal utama seorang pemateri! Masih banyak
pertanyaan lain yang dilontarkan para peserta. Terkadang, pertanyaan mereka
mengundang senyum.
Materi
pertama diselingi games supaya
peserta tidak jenuh dan mengantuk. Games
dipandu oleh MC. Seru sekali melihat peserta berpikir dan menyusun kartu-kartu games. Kelompok terbaik mendapat hadiah
buku karya tim Galeri Kelas Ajaib. Asyik!
Setelah
games dan penyampaian materi pertama selesai, peserta diberi tugas praktik
menulis. Tugas akan di-review setelah
waktu istirahat usai.
Tulisan-tulisan
peserta mengundang decak kagum tim Galeri Kelas Ajaib. Kisah yang mereka tulis
bervariasi. Ada yang kocak, ada pula yang mengharukan. Misalnya, Ibu Swastika
menulis tentang pengalamannya saat masih tinggal di kamp tentara. Wow, siapa
sangka Ibu Swastika yang lemah lembut dan ayu dulunya sering berhadapan dengan
bunyi letusan pistol di kamp? Pak Sutedjo lain lagi. Beliau menulis kisah saat
beliau “diteror” oleh seseorang yang merantau ke Jakarta demi mengikuti ajang idol-idol-an.
Selesai review,
sesi berikutnya dilanjut dengan penyampaian materi kedua oleh Fitria Chakrawati. Materi kedua berisi tentang motivasi menulis kisah inspiratif dan
tips trik mengirim cerita inspiratif ke media cetak dan penerbit. Seperti tadi, peserta langsung melontarkan pertanyaan saat materi sedang disampaikan.
Di ujung acara, peserta diberikan tugas menulis. Peserta berharap tugas mereka
dapat terbit dalam bentuk buku. Galeri Kelas Ajaib sangat mendukung. Tema yang
diangkat sudah ditentukan. Nanti, tulisan-tulisan peserta dikumpulkan, di-review, diedit, dan diajukan ke
penerbit.
Pukul
16.00 WIB, acara yang dihadiri oleh 35 peserta ini berakhir. Peserta diberi tugas menulis sesuai dengan tema yang akan diangkat tadi. Sabtu depan, 12
Mei 2012, pelatihan menulis dilanjut. Sesi deg-degan dan mengundang rasa
penasaran peserta. Apa lagi kalau bukan sesi Kursi Listrik! [] bersambung (Haya Aliya Zaki)
Mantaaap...
BalasHapus