Sejak pandemi Covid-19, kita mendengar banyak slogan soal
pentingnya menjaga kesehatan, terutama kesehatan anak. Pasalnya, anak
termasuk kelompok yang rentan penyakit. Kabar terbaru, vaksin yang akan
didistribusikan nanti cuma boleh diberikan kepada orang-orang yang berusia
minimal 18 tahun. Hm, berarti anak-anak tidak termasuk yang divaksin dong, ya. So, selain menjaga kebersihan, cara
terbaik supaya anak-anak terhindar dari sakit adalah dengan menjaga kesehatan.
Anak tumbuh sehat mestinya karena memiliki sistem imun
yang baik. Sistem imun yang baik terbentuk karena asupan nutrisi yang cukup. “Sayangnya, 1 dari 3 balita Indonesia
mengalami anemia (Riskesdas, 2018). Sekitar 50-60% anemia disebabkan oleh kekurangan
zat besi. Jika dibiarkan, generasi emas Indonesia 2045 tidak akan tumbuh secara
optimal, bahkan bisa saja kita kehilangan generasi ini,” kata Pak Arif Mujahidin (Corporate Communication
Director Danone Indonesia). Jadi catatan serius bagi tim Danone Specialized Nutrition (Danone SN)
Indonesia, nih. Maka, pada tanggal 17 Desember 2020, Danone SN berinisiatif mengadakan
webinar Kekurangan Zat Besi sebagai Isu
Kesehatan Nasional di Indonesia dan Dampaknya terhadap Kemajuan Anak. Senangnya saya diundang untuk menghadiri webinar ini.
Ibu hamil dan anemia
Di Indonesia, ibu hamil yang anemia berjumlah sekitar
48%. Lebih tinggi 10% dari jumlah globalnya, Teman-teman. Kebanyakan berusia
muda, yakni 15-24 tahun. Berikut dampak anemia pada ibu hamil:
- mudah lelah, letih, dan lesu
- keluhan pada jantung
(palpitasi atau berdebar)
- pembesaran otot jantung
- tensi turun
- komplikasi pendarahan saat
persalinan
- kelahiran prematur
-
berat badan lahir anak rendah.
Anemia pada anak
Menurut dr. Nurul
Ratna Mutu Manikam, M.Gizi., SpGK. (Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Ketua
Departemen Ilmu Gizi Klinik FK-UI), ibu hamil yang anemia, kemungkinan besar
anak yang dilahirkan juga akan anemia. Padahal, anak usia 6 bulan hingga 3
tahun masa pertumbuhannya cepat (pembentukan sel-sel saraf otak) dan
kebutuhannya terhadap zat besi pula besar. Ternyata, oh, ternyata, kekurangan
zat besi bukan hanya berpengaruh pada perkembangan fisik dan kognitif anak,
melainkan pada perilaku sosial juga, lo.
Kenapa ya zat besi sangat dibutuhkan tubuh? Zat
besi bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh kita. Jadi,
tanpa zat besi, organ-organ tubuh kita tidak akan bisa menjalankan fungsinya.
Inilah yang menyebabkan terganggunya perkembangan fisik, kognitif, dan perilaku
sosial anak.
Tip supaya anak terhindar dari anemia
Gejala utama anemia pastinya keluhan cepat lelah dan
pusing. Selain itu, anak yang anemia juga mengalami pica. Saya baru tahu
istilah pica ini. Pica adalah masalah psikologis di mana
anak senang mengunyah benda yang bukan makanan, seperti es batu, tisu, sabun,
dll. Bahaya, kan. Kalau diperiksa di lab, ukuran sel darah anak yang anemia
lebih kecil daripada ukuran sel darah normal.
Apa saja yang harus dilakukan supaya anak terhindar dari
anemia? Periksa kadar hemoglobin di lab
terlebih dahulu. Konsumsi makanan yang kaya akan zat besi. Contohnya, ati sapi,
ati ayam, daging merah, daging ayam, kuning telur, dan seafood. Konsumsi juga makanan-makanan yang difortifikasi zat besi.
Berikan suplemen zat besi untuk anak yang sesuai dan patuhi aturan pakainya, ya.
Vitamin C untuk anak sangat membantu penyerapan zat besi. Sebaliknya, setop mengonsumi
minuman yang mengandung tanin (teh atau kopi) setelah makan. Tanin dapat
menghambat penyerapan zat besi. Jadi, apa pun makanannya, minumnya jangan teh
atau kopi!
Optimalkan tumbuh kembang anak
Meski nutrisi anak sudah tercukupi, orangtua bukan
langsung santai kayak di pantai, dong. Anak masih membutuhkan stimulasi supaya
tumbuh kembangnya optimal. Menurut Anna
Surti Ariani, S.Psi., M.Si. (Psikolog Anak dan Keluarga) atau sering
dipanggil Mbak Nina ini, ada 3 aspek besar tumbuh kembang anak, yakni aspek
kognitif bahasa (kemampuan berpikir dan berbicara), aspek emosi sosial
(kemampuan mengenali dan mengendalikan emosi serta berinteraksi dengan orang
lain), dan aspek fisik motorik (kemampuan anggota tubuh tumbuh tinggi dan bergerak
lincah). Berikut dampak kekurangan zat besi pada psikologis anak.

Dampak kekurangan zat besi ini bisa jangka panjang dan
permanen. Awalnya anak lemas, pecah konsentrasi, daya ingat menurun, kualitas
tidur bermasalah, dll. Ketika memasuki usia sekolah, anak kepayahan mengikuti
pelajaran. Kelak anak sulit bersaing dan tersendat-sendat di dunia kerja.
Hambatan-hambatan ini akan membuat anak murung, tidak percaya diri, dan enggan
bersosialisasi. Kasihan, kan.
Stimulasi untuk tumbuh kembang anak
Referensi dari Mbak Nina, anak memiliki 5 potensi prestasi. Ada
beberapa stimulasi yang bisa kita lakukan kepada anak seperti stimulasi untuk
berpikir cepat, stimulasi untuk aktif bersosialisasi, stimulasi untuk tumbuh
tinggi, stimulasi untuk tangguh, dan stimulasi untuk percaya diri. Penjelasannya sbb.
Stimulasi untuk berpikir cepat
Ajak anak bicara dengan jelas, bukan pura-pura cadel.
Perbanyak kosakata dengan membaca buku dan mengobrol. Cermati lingkungan
sekeliling untuk mempraktikkan hasil membaca dan mengobrol tadi. Oiya, bermain
teka-teki atau menyembunyikan barang juga seru, lo.
Stimulasi untuk aktif bersosialisasi
Gunakan bahasa utama dalam keseharian supaya anak
terbiasa memahami bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain nantinya. Bagi
respons positif ketika anak berinteraksi dengan orang lain. Ajak anak bermain role and play.
Stimulasi untuk tumbuh tinggi
First, nutrisi anak kudu tercukupi, termasuk zat besi.
Jangan gampang menuruti keinginan anak yang tidak mau makan daging atau sayur,
misalnya. Berikan ruang aman untuk bergerak. Ujung meja tidak runcing, lantai
tidak licin, barang-barang tajam tidak berserakan. Anak bebas bereksplorasi.
Meski sedang tidak boleh keluar rumah, kita bisa menciptakan macam-macam
permainan sederhana bersama anak, kok.
Stimulasi untuk tangguh
Beri kepercayaan kepada anak untuk berusaha, terutama
ketika dia menghadapi situasi yang menantang. Jangan sedikit-sedikit membantu.
Ketangguhannya sedang distimulasi di sini. Tidak perlu menunggu dia berhasil
untuk mengapresiasi. Dia mau berusaha, itu adalah hal yang baik.
Stimulasi untuk percaya diri
Lakukan stimulasi supaya anak percaya diri. Contoh,
biarkan anak memilih baju yang akan mereka pakai, bukan memaksakan baju pilihan
kita. Beri pujian yang spesifik ketika anak bersikap baik. Contoh, “Ummi
senang, nih, kamu mewarnainya enggak keluar garis!” Kasih kesempatan kepada
anak untuk merawat dirinya sendiri. Contoh, makan sendiri, mandi sendiri, atau
memakai sepatu sendiri.
Webinar kali ini menghadirkan dua mamah muda seleb nan
cantik jelitah kembaran saya, yakni Alyssa Soebandono
dan Tya Ariestya. Alyssa mengungkapkan
kekhawatirannya saat dua buah hatinya, Rendra dan Malik, berada dalam situasi
PJJ. Anak-anak berjuang untuk fokus belajar full
di rumah. Alyssa sebagai ibu pun butuh effort
lebih mendampingi anak-anak. Karena itu, nutrisi wajib diperhatikan. “Rendra
termasuk anak yang picky eater. Saya
mencari berbagai cara supaya nutrisinya tetap terpenuhi, misalnya mencincang
ikan untuk menghilangkan bau yang Rendra tidak suka. Intinya selalu berusaha
melakukan yang terbaik untuk anak,” kata Alyssa tersenyum.
Tya turut sharing pengalaman
mengasuh anak-anaknya, Kanaka dan Kalundra, di mana latar belakangnya sebagai mantan
atlet taekwondo memberi wawasan plus seputar nutrisi dan stimulasi. Orangtua
dituntut untuk kreatif supaya nutrisi anak tercukupi. Tya mengolah sayur dan
buah menjadi es krim favorit untuk anak-anaknya. Tya juga mengamini penjelasan
Mbak Nina soal kebutuhan ruang aman untuk anak, terutama di saat pandemi seperti
ini. “Aku sampai menyulap beberapa
ruangan di rumah aku supaya jadi tempat bermain yang nyaman anak-anak,” kata
Tya tertawa.
Saya yakin, semua poin di atas memang tidak mudah
diaplikasikan. Setiap orangtua pasti punya customized
strategy masing-masing. Semangaaattt! Nah, Danone SN Indonesia menyediakan
platform daring www.generasimaju.co.id untuk
membantu teman-teman melakukan tes risiko kekurangan zat besi pada si kecil.
Kalian bisa menemukan artikel-artikel terkait topik nutrisi, termasuk artikel
tentang kekurangan zat besi dan cara mengatasinya. Ada juga artikel tentang tip-tip
mendukung anak menjadi Anak Generasi Maju. Yuk, coba main-main ke situsnya.
Semoga bermanfaat, ya. [] Haya Aliya
Zaki